Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terjadi Bentrok Antarpemuda di Pati HIngga Tewaskan 1 Orang, Dipicu Seorang Melihat Sampai Melotot

Awalnya, Akhlis bersama sekira dua puluh orang lainnya sedang nongkrong di perempatan RT 6 RW 2 Desa Guyangan

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Terjadi Bentrok Antarpemuda di Pati HIngga Tewaskan 1 Orang, Dipicu Seorang Melihat Sampai Melotot
newstoday
(FOTO: ILUSTRASI PENGANIAYAAN) Dianiaya dan Dikejar Orang yang Pegang Kelewang, Pria ini Heran Polisi Tak Tahan Pelaku. 

TRIBUNNEWS.COM, PATI - Suasana duka terasa di satu rumah yang berada di Desa Guyangan RT05/02, Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati, Kamis (6/6/2019) malam.

Bacaan tahlil mengalun dari bibir puluhan pria berkopiah yang duduk bersila.

Baca: Mayat Termutilasi di Ogan Ilir : Bagian Tubuh Belum Ditemukan Hingga Kebiasaan Korban yang Berubah

Puluhan pria itu memenuhi ruang tengah, teras, hingga halaman sebuah rumah berdinding kayu tersebut.

Mereka adalah jamaah tahlil yang tengah mendoakan almarhum Muhammad Akhlis (25), korban meninggal dalam peristiwa bentrok antarkelompok pemuda yang terjadi di Desa Guyangan, Rabu (5/6/2019) dini hari.

Bentrokan "berdarah" yang menewaskan Akhlis melibatkan dua kelompok pemuda dari dua desa, yakni Guyangan dan Kertomulyo.

Selain korban tewas, ada empat korban luka dalam peristiwa tersebut.

Seluruhnya adalah pemuda Desa Guyangan. Mereka ialah Munajat (18), Agus Amrunsyah (19), Ikmam Fikri (19), dan Muhammad Sufaat (23).

Berita Rekomendasi

Berdasarkan keterangan Kapolsek Wedarijaksa AKP Teguh Heri Rusianto , kronologi kejadian ialah sebagai berikut.

Awalnya, Akhlis bersama sekira dua puluh orang lainnya sedang nongkrong di perempatan RT 6 RW 2 Desa Guyangan.

Kemudian lewatlah dua pemuda asal Desa Kertomulyo dengan mata melotot ke arah mereka.

Karena tindakan tersebut, Ikmam Fikri (satu di antara korban) menegur dua pemuda itu.

Mereka tidak terima ditegur dan mengancam akan mendatangkan bala bantuan.

Selang 30 menit kemudian, datang sekira 30 pemuda Desa Kertomulyo. Terjadilah keributan.

"Ayahnya masih mengurung diri di kamar, belum mau omongan. Namun, sedikit-sedikit sudah mau makan. Namanya orang tua, pasti merasa terpukul jika anaknya meninggal tidak wajar," terang Basuki (35), kakak kandung Akhlis, sebelum prosesi tahlilan dimulai. Ia tengah menerangkan kondisi sang ayah, Sumilan (60).

Akhlis adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Di mata kakak-kakaknya, terang Basuki, Akhlis adalah pemuda biasa yang bersikap baik pada saudara-saudaranya.

"Ya serawung seperti lumrahnya saudara. Tapi dia punya hobi yang kurang disetujui ayahnya," ujar Basuki.

Baca: TERPOPULER - Pendaftaran SBMPTN 2019 Segera Dibuka, 4 Prodi Diperebutkan di 3 PTN Terfavorit

Hobi Akhlis yang dimaksud Basuki ialah berpetualang bersama komunitas vespa gembel.

"Dia ikut komunitas vespa gembel. Sering bepergian ke luar daerah. Jauh-jauh, pernah sampai Surabaya, Semarang, Pekalongan, dan Cirebon. Setiap pulang bepergian dia selalu bawa stiker dan ditempelkan di kamarnya. Kamarnya sampai penuh stiker," ujarnya.

Namun, lanjut Basuki, setelah Akhlis meninggal, stiker-stiker tersebut telah dilepas oleh kakak perempuannya.

Sebelum jenazah Akhlis tiba di rumah duka kemarin sore sekira pukul 16.00, kamar Akhlis telah bersih dari stiker-stiker tersebut.

Basuki mengatakan, dulu Akhlis memutuskan berhenti sekolah ketika masih kelas 2 Madrasah Aliyah juga karena keinginannya berpetualang bersama komunitas vespa gembel.

"Ayahnya sebetulnya kurang setuju. Tapi namanya anak muda, jiwa petualangnya mungkin masih menggebu," terangnya.

Basuki mengatakan, jika tidak sedang bepergian, Akhlis kerap membantu pekerjaan pamannya di tambak. Dari situ ia mendapatkan upah.

Selain hobi berpetualang bersama komunitas vespa gembel, Akhlis juga hobi menonton pertandingan sepak bola. Menurut Basuki, Akhlis ialah penggemar berat Persebaya.

"Dia punya banyak kaos Bonek. Dia juga sering menonton langsung pertandingan Persebaya. Pernah nonton di Semarang dan Surabaya," ucapnya.

Bahkan, berdasarkan keterangan polisi, ketika peristiwa nahas yang menewaskannya terjadi, Akhlis juga tengah mengenakan gelang bertuliskan "Persebaya".

Basuki mengatakan, kemarin sekira pukul 02.30, ketika ia mendapat kabar bahwa Akhlis dilarikan ke rumah sakit, ia mengira adiknya jatuh dari motor. Ia sama sekali tidak mengira jika adiknya tewas dengan luka robek di perutnya.

"Awalnya, oleh teman-temannya dia dilarikan ke rumah sakit As-Suyutiyah Guyangan. Tapi di sana tidak sanggup menangani. Akhirnya dia dibawa ke RSUD Soewondo. Tanpa ambulans. Kebetulan ada temannya yang punya mobil. Kemudian, dia meninggal di perjalanan," terang Basuki.

Baca: Wanita Ini Terjatuh karena Gamisnya Nyangkut di Rantai Motor, Robek dari Bawah Sampai Pinggang

Setelah diotopsi hingga pukul 15.00, lanjut Basuki, jenazah Akhlis segera dibawa pulang, disalatkan, dan dimakamkan di pemakaman setempat.

Saat ini, kasus ini masih dalam penanganan kepolisian. Kapolres Pati AKBP Jon Wesly Arianto melalui Kapolsek Wedarijaksa AKP Teguh Heri Rusianto mengatakan, sesuai pasal 170 Jo 351 KUH Pidana, kasus ini tergolong tindak pidana penganiayaan yang dilakukan secara bersama-sama di muka umum hingga mengakibatkan meninggal dunia.

Penulis : Mazka Hauzan Naufal

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul : Bentrok antar Pemuda Desa di Trangkil Pati yang Tewaskan 1 Orang Berawal dari Saling Ancam

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas