10 Hari Huni Kost, Dua Keluarga Terduga Teroris di Palangkaraya Tak Pernah Lapor Ketua RT
10 Hari Huni Kost, Dua Keluarga Terduga Teroris di Palangkaraya Tak Pernah Lapor Ketua RT
Editor: Tiara Shelavie
10 Hari Huni Kost, Dua Keluarga Terduga Teroris di Palangkaraya Tak Pernah Lapor Ketua RT
TRIBUNNEWS.COM, PALANGKARAYA - Ketua Rukun Tetangga III RW XIV Kelurahan Panarung Kecamatan Pahandut Kota Palangkaraya, Kalteng, Lamberi, mengaku baru tahu adanya keluarga terduga teroris di salah satu bedakan di Jalan Pinus Permai III.
Lamberi mengatakan, ada sebanyak 17 barak atau bedakan di rukun tetangga yang menjadi tanggungjawabnya tersebut, namun selama ini penghuni bedakan tidak pernah lapor kepadanya sebagai ketua RT di kawasan tersebut.
Dia mengaku, malah baru tau ada dua keluarga diduga terkait jaringan terorisme yang menyewa dibedakan atau barak yang ada di rukun tetangga yang dipimpinnya tersebut.
Inilah kelemahan kami, harusnya pemilik barak proaktif melaporkan penghuni atau penyewa barak kepada RT sehingga sebagai ketua RT kami bisa mengerahui jika ada warga baru yang masuk RT kami, ini akan kami perbaiki lagi kedepannya," ujarnnya, Selasa (11/6/2019).
Sementara itu, dia juga mengakui malam saat penggerebekkan, diajak oleh petugas bersama lurah setempat untuk ikut serta dalam melihat secara langsung penggerebekkan tersebut."Yazsaya juga ikut dalam penggerebekkan tadi malam," ujarnya.
Pengelola bedakan atau tempat kos tujuh pintu yang ditempati oleh dua keluarga terduga teroris di Jalan Pinus Permai III Palangkaraya mengungkap ternyata para terduga teroris sudah sepuluh hari tinggal di bedakan yang jauh dari keramaian Kota Palangkaraya.
Lokasi barak yang disewa tersebut, tersembunyi dari keramaian Kota Palangkaraya, karena untuk mencapainya harus keluar masuk gang di kawasan Kelurahan Panarung yang dikenal padat penduduk dan banyak gang dan jalan tikus.
Kalangan wartawan pun, saat ingin mendatangi bedakan tempat mereka menyewa menemui kesulitan dan banyak yang salah masuk gang, karena lokasinya memang agak tersembunyi di balik selokan.
Pengelola bedakan bernama Suwarti (30), saat dijumpai , Selasa (11/10/2019) mengaku, sepuluh hari yang lalu dia didatangi dua orang lelaki yang ingin menyewa dua pintu barak kosong miliknya, diapun menyambut dengan senang hati.
"Awalnya yang ingin menyewa barak (bedakan, red) hanya dua orang saja, tetapi setelah beberapa hari ada 12 orang atau dua keluarga menempati dua pintu kamar barak. Ada anak kecil empat orang lainnya dewasa, mereka memang tidak mau bersosialisasi," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.