Baru Saja Ditinggal Suami, Rumah Mbah Suratni Roboh Diterpa Angin Kencang
Suratni belum mampu merenovasi rumah itu lantaran uang yang mereka punya digunakan untuk membiayai pengobatan suaminya yang meninggal dunia
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jateng Reza Gustav Pradana
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Duka mendalam sedang dirasakan keluarga Suratni (65) yang bertempat tinggal di RT 4 RW 5 Desa Sapen, Tlogomulyo, Pedurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Atap bangunan rumahnya tiba-tiba roboh karena terpaan angin pada Rabu (12/6/2019).
Musibah itu juga membuatnya semakin bersedih karena sebulan lalu, ia ditinggal suaminya yang meninggal dunia karena sakit.
Ketika Tribunjateng.com datang ke kediamannya, tampak hampir seluruh ruangan rumah itu tertimpa genting yang pecah berkeping-keping.
Barang-barang seperti lemari, meja dan lain lain tampak rusak.
Berdasarkan penuturan anak laki-laki Suratni, Muhammad Agus Setiawan (25), bangunan rumah itu terutama bagian atap dan rangkanya sudah lapuk dan rawan roboh.
“Selain karena angin, bangunan rumah ini memang sudah lapuk,” ungkapnya ketika ditemui Tribunjateng.com di lokasi, Jumat (14/6/2019).
Dirinya mengaku bahwa pihaknya belum mampu merenovasi rumah itu lantaran uang yang mereka punya digunakan untuk membiayai pengobatan almarhum ayahnya selama dirawat di rumah sakit.
“Teman-teman dan kerabat kami juga sudah sering memperingatkan kami soal rumah yang sudah tidak layak huni ini, namun kami juga pwrlu memikirkan kondisi ayah saya saat itu,” ungkapnya.
Belum diketahui kerugian yang dialaminya bersama keluarganya itu.
Meskipun demikian, dirinya bersyukur karena tidak ada korban dalam musibah tersebut.
“Bersyukur saat kejadian sekitar pukul 4.30 WIB itu, tidak ada orang yang berada di rumah.”
“Padahal saat Lebaran kemarin para keluarga berkumpul di sini,” katanya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang sendiri telah memberikan penanganan darurat terhadap kejadian tersebut.
“Itu kami datang ke lokasi dan berikan bantuan berupa logistik dan terpal, sedangkan nanti menunggu assessment roboh karena apa,” ujar Kepala BPBD Kota Semarang Agus Harmunanto.
“Itu baru bisa dimintakan bantuan ke BPBD kalau termasuk karena bencana, sedangkan jika bukan karena bencana bisa ke instansi di bidang sosial,” imbuhnya.
Saat ini, Suratni dan anggota keluarga lainnya tinggal di rumah saudaranya yang berada di dekat lokasi untuk sementara.