Kabupaten Malaka Gelar Workshop Internalisasi Kurikulum Bina Damai
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi menyelenggarakan kegiatan penguatan pranata adat melalui penguatan kohesi dan workshop internalisasi kurikulum
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi menyelenggarakan kegiatan penguatan pranata adat melalui penguatan kohesi dan workshop internalisasi kurikulum bina damai di kabupaten Malaka Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Kegiatan ini digelar selama tiga hari dari Senin hingga Rabu (17–19/6/2019), di betun ibukota kabupaten Malaka.
Dijelaskan oleh Direktur Penanganan Daerah Pasca Konflik Kemendesa, Hasrul Adyar kegiatan ini dimaksudkan untuk menanamkan kepekaan kepada seluruh elemen masyarakat di daerah agar penguatan pranat adat melalui kebijakan pembangunan di daerah responsive terhadap bina damai dan bertujuan menguatkan budaya lokal yang menjaga kerukunan yang hidup secara turun-temurun di tengah-tengah masyarakat.
“Di Malaka perlu di bangun pemahaman dan musuh bersama yang perlu di lawan yaitu kemiskinan, ketertinggalan dan kebodohan. Mencegah konflik lebih baik dari pada mengobati konflik. Mengobati konflik bisa timbulkan dendam dan hukum, yang perlu dipelihara dan dilestarikan adalah nilai-nilai lokal seperti kerukunan umat beragama yang sudah berlangsung lama. Kalau konflik dicegah maka forum perdamain bisa dibuat menjadi lembaga di Malaka sebagai daerah perbatasan yang masih diketegorikan sebagai daerah tertinggal, terluar dan terdepan (3T)," papar Harsul adyar yang disampaikan pada pembukaan, Selasa (18/6/2019).
Asisten Pemerintahan Umum Setda Malaka, Zakarias Nahak mewakili bupati Malaka mengatakan pihaknya mengucapkan terimakasih kepada Direktorat Penanganan Daerah Pasca Konflik kemetrian desa yang telah menginisiasi dan menyelenggarakan kegiatan ini di wilayah perbatasan untuk menanamkan nilai kebaikan dan kedamaian bagi masyarakat.
"Perbedaan keagamaan, kabupaten Malaka selalu menjaga nilai-nilai kerukunan umat beragam dimana masyarakat Malaka selalu hidup rukun berdampingan dan saling menghargai satu sama lainnya. Jika dulunya sebagai daerah terbelakang kalo bisa di halaman terdepan. Jika ada orang luar masuk ke Indonesia, salah satu pintu gerbangnya adalah Kabupaten Malaka sehingga dicetak agenda disana penuh senyum dan penuh perdamaian, inilah Yang akan menjadi lounching dari kegiatan Ini. Kegiatan Ini bentuknya soft program yaitu festival budaya, peningkatan ekonomi bersama, menanam padi dan menanam potensi lokal bersama," ungkap Zakarias saat membuka acara dan memberikan sambutan resmi.
Penanggung jawab penguatan pranata adat dan workshop internalisasi kurikulum bina damai, kasuddit wilayah I, Sukandar mengatakan diskusi-diskusi yang dilakukan lebih fokus pada mencegah konflik dan meningkatkan kerukunan bina damai.
"Harapan saya agar acara ini bisa di sosialisasikan sampai ke tingkat kecamatan dan desa agar jika terjadi konflik dan perbedaan tidak menjadi masalah besar lagi nantinya," ujar Sukandar.
Peserta penguatan pranata adat diakui Sukandar adalah perwakilan forkopinda malaka, kepala desa dan tokoh-tokoh masyarakat yang selama ini konsen dalam menjaga peka perdamaian di daerah hingga tingkat desa.
Hingga sekarang pun imbuhnya, apapun yang dibangun di malaka secara bersama adalah bagaimana bisa memajukan kabupaten malaka dari ketertinggalan pembangunan dan menjadikan sebagai gerbang negara yang damai dan rukun.