Cerita di Balik 'Makam Ragasemangsang', Makam Tua yang Dibiarkan Berdiri di Tengah Jalan Purwokerto
Ada sebuah cerita ketika seorang pekerja tiba-tiba mendadak pingsan saat menggali di seputaran area makam.
Editor: Hasanudin Aco
"Masih sering terlihat terkadang para petinggi atau pejabat yang ingin naik jabatan datang kesini lalu masuk kedalam dan tabur bunga.
Bahkan pedagang yang ingin dagangannya laris menaburkan bunga dan meletakkan sesajian di tempat ini," tambahnya.
Mbah Karto menceritakan jika sudah biasa para pejabat yang entah siapa itu yang baru menduduki posisi penting di Banyumas akan sowan atau berkunjung ke makam Ragasemangsang.
Hal itu dilakukan sebagai etika baik, agar karier dan pekerjaannya langgeng dan cepat naik jabatan.
"Jika pejabat atau orang penting itu pindah atau keluar dari Banyumas karena naik jabatan, mereka biasanya juga datang lagi untuk bersih-bersih makam dan mengecat ulang makam," tambahnya.
Menurut Karto, orang yang datang dan mengunjungi makam Ragasemangsang justru bukan dari warga sekitar.
Melainkan banyak warga dari luar kota seperti Bandung, Tasikmalaya, dan Surabaya.
Bahkan orang-orang Thionghoa juga ada yang masuk dan sowan ke dalam makam.
Pengeramatan makam dan kerap dijadikan sebagai ngalap berkah tidak lepas dari mitologi yang berkembang di tengah masyarakat Purwokerto.
Mbah Karto sendiri tinggal kurang lebih 100 meter dari makam.
Dia menjelaskan setidaknya ada dua versi populer cerita asal-usul makam Ragasemangsang.
"Ada dua versi cerita populer di tengah masyarakat.
Pertama, makam tersebut adalah makam seorang tokoh sakti mandraguna bernama Ragasemangsang.
Saking saktinya, Ragasemangsang hanya bisa mati jika bagian tubuhnya dipotong menjadi beberapa bagian," kata Karto.