Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Beredar Surat Imbauan Siswa SD Wajib Berbusana Muslim, Pemkab Gunungkidul Minta Maaf

Pemkab Gunungkidul minta maaf atas beredarnya surat imbauan wajib mengenakan pakaian muslim untuk siswa SD Karangtengah III, Gunungkidul, Yogyakarta.

Editor: Fitriana Andriyani
zoom-in Beredar Surat Imbauan Siswa SD Wajib Berbusana Muslim, Pemkab Gunungkidul Minta Maaf
twitter
surat edaran sd kerangtengah 

TRIBUNNEWS.COM - Surat edaran imbauan siswa wajib mengenakan seragam pakaian muslim dikeluarkan oleh SD Karangtengah III, Gunungkidul, Yogyakarta.

Surat edaran yang ditujukan untuk wali murid seluruh siswa baru dan siswa kelas II sampai kelas VI itu pun menjadi viral di media sosial.

Menanggapi viralnya edaran tersebut, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta meminta maaf.

Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi mengatakan, setelah surat edaran SD Karangtengah III viral di media sosial, pihaknya bersama Bupati melakukan rapat koordinasi.

Baca: Kepala SDN Karangtengah III Gunungkidul Buka Suara Terkait Kewajiban Siswa Mengenakan Busana Muslim

Baca: Pelajar SD Meninggal, Korban DBD di Balikpapan Bertambah Jadi 8 Orang

Baca: KPK Panggil Sekretaris Partai NasDem Lampung Tengah dan Mantan Wakil Bupati Lampung Utara

Salah satunya, memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) untuk melakukan koordinasi dengan Kepala Sekolah SD Karangtengah III.

Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi ditemui di Geosite Ngingrong, Wonosari, Selasa (25/6/2019). (Kompas.com/Markus Yuwono)

Hasilnya,dilakukan revisi dan dianggap sudah selesai.

"Kalau saya tidak prejudice (berprasangka), kalau saya husnuzon (berprasangka baik) bahwa yang bersangkutan tidak paham merumuskan regulasi. Merumuskan regulasi tidak boleh sampai diskriminasi, apalagi menghilangkan hak-hak konstitusional warga. Itu yang harus dipahami," ucapnya ditemui di Geosite Ngingrong, Wonosari, Selasa (25/6/2019).

Berita Rekomendasi

"Oleh karena itu saya juga menyampaikan mohon maaf kalau ada perasaaan tidak nyaman atas regulasi yang begitu. Tetapi Insya Allah itu tidak terlalu jauh, dari mungkin bagi saya ya ketidaktahuan, bukan bermaksud hal lebih dari itu, apalagi politik apalagi jauh dari itu idiologis. Insya allah tidak masyarakat Gunungkidul memiliki kearifan cukup handal," ujarnya

Untuk mencegah hal serupa tidak terjadi pihaknya meminta untuk seluruh pemegang kebijakan dilakukan pelatihan.

Baca: Perjuangan Mendra Roberto, Skripsi Diuji Sri Mulyani, Terus Berkarya Meski Ayah Lulusan SD

Baca: Mendra Roberto - Skripsi Diuji Sri Mulyani & Jadi Sarjana Pertama di Keluarga, Ayahnya Lulusan SD

Baca: 5.000 Lulusan SD di Tangsel Pilih Sekolah ke Luar Kota Tahun Ini

"Saya sudah matur ke ibu bupati penting diselenggarakan teman-teman pembuat regulasi belajar merumuskan regulasi," katanya.

Sementara Kepala Disdikpora Gunungkidul Bahron Rosyid mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemanggilan kepala sekolah mengakui kesalahan dalam membuat redaksi.

"Dan agar tidak jadi polemik, untuk itu dicabut dan diganti, khususnya bagi kelas 1 agama Islam dianjurkan mengenakan seragam berbusana muslim," ucapnya.

Disinggung mengenai saran dari Ombudsman RI (ORI) perwakilan DIY yang ingin kata 'dianjurkan' pada revisi surat edaran diganti dengan 'dapat'. Dia menilainya tidak perlu dilakukan, karena sifat kata menganjurkan tidak mengarah ke pemaksaan.

"Enggak lah, orang dewasa itu wajib menganjurkan kebaikan kepada anak-anaknya. 'Nak kamu hormat orangtua ya' anjuran itu, 'Nak sekalian taat kepada agamamu ya, maka pakailah pakaian seperti itu'. Itu anjuran. Kalau dianjurkan tidak mau itu urusan mereka," ucapnya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas