7 Orang Kaum Gay di Berau Positif HIV/AIDS
Terungkap ada 7 orang homo seksual atau gay yang dinyatakan positif mengidap HIV/AIDS.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG REDEB – Gaya hidup yang menyimpang, bisa merugikan kesehatan, termasuk penyimpangan orientasi seksualitas.
Ini terbukti dari banyaknya jumlah penderita HIV/AIDS akibat hubungan dengan sesama jenis.
Hal ini disampaikan oleh Humas RSUD Abdul Rivai, Erva Anggriana kepada Tribunkaltim.co, Jumat (5/7/2019).
Dia menjelaskan, di daerah Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur misalnya.
Terungkap ada 7 orang homo seksual atau gay yang dinyatakan positif mengidap HIV/AIDS.
Humas RSUD Abdul Rivai, Erva Anggriana mengungkapkan, selama tiga bulan terakhir.
Pihaknya telah menerima 38 pasien konseling.
Dan 7 orang positif mengidap HIV/AIDS.
"Jumlah ini bisa saja terus bertambah, karena dari 38 pasien konseling, ada yang belum selesai pemeriksaan uji laboratorium," ungkapnya.
Baca: Sebelum Pingsan Hingga Akhirnya Meninggal, Bu Guru Masruchah Sempat Menolong Cucunya yang Terjepit
Pasien yang berkunjung ke RSUD Abdul Rivai untuk konseling, kata Erva didominasi kaum LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) dan sebagian besar penderitanya adalah gay.
Dalam konseling, pihaknya memberikan pemahaman terkait penyakit mematikan ini.
Mereka yang melakukan konseling akan terus didampingi dan diberikan informasi lengkap tentang HIV/AIDS.
Selain layanan konseling dan pemeriksaan HIV/AIDS, pihaknya juga berupaya untuk menggali faktor-faktor risiko kesehatan dan cara menguranginya.
Sedangkan konseling sesudah tes bertujuan untuk mempersiapkan klien menghadapi hasil tes.
Dari hasil konseling dan tes kesehatan ini, pasien akan diarahkan untuk melakukan perawatan dan apa saja yang harus dilakukan seandainya positif HIV atau negatif dengan segala konsekuensinya.
Erva mengimbau masyarakat untuk menjauhi pola hidup yang menyimpang, namun bukan menjauhi penderita HIV/AIDS. Penyakit ini menular melalui hubungan seksual, maupun pertukaran cairan tubuh lainnya.
Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Berau setiap tahun semakin mengkhawatirkan.
Baca: Respon Susi Pudjiastuti Ditanya Kesiapannya Jika Dipilih Lagi Jadi Menteri Jokowi
Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau, sepanjang tahun 2017 hingga 2019, dan 71 orang yang dinyatakan positif teriveksi penyakit mematikan ini.
Selain HIV/AIDS, BPS juga mencatat ada 215 orang yang mengidap penyakit kelamin.
Di tempat terpisah, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) di Kota Balikpapan ditiadakan, kini Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan juga harus fokus pada kasus HIV/AIDS di kota minyak tersebut.
Hal itu diungkapkan Kepala DKK Balikpapan, dr. Andi Sri Juliarti kepada Tribunkaltim.co, Rabu (26/6/2019).
Dikatakan Sri, ia telah menggerakkan dan melakukan penguatan ke seluruh puskesmas yang ada di Kota Balikpapan, untuk melakukan kegiatan mulai mencegah, mendeteksi dini dan menangani serta merujuk jika ditemukan kasus HIV/AIDS di Balikpapan.
"Jadi saya kira memang bukan hanya di Balikpapan, tapi di seluruh Indonesia. Karena ini isu global," ujarnya.
Ia menjelaskan, kasus HIV/AIDS ini merupakan kasus yang bisa dikatakan abu-abu atau sifatnya terselubung, sehingga pihaknya juga harus pintar-pintar untuk mencari pengidap yang terdeteksi terkena HIV/AIDS.
"Kalau data pastinya saya belum cek, tapi Balikpapan kasus HIV/AIDS tidak terlalu banyak," ungkapnya.
Dia menambahkan, pengidap HIV/AIDS di Kota Balikpapan dinilainya tidak terlalu banyak, karena sebagian besar warga yang ada di kota minyak ini hanya tinggal sementara.
"Ada yang datang dan ada yang pergi. Jadi tidak menetap," ujarnya.
Sementara itu, sebanyak 200 remaja putri perwakilan sekolah-sekolah SMA/SMK di Kota Balikpapan mengikuti sosialisasi kesehatan reproduksi remaja, dalam rangka tujuan jangka panjang yaitu menurunkan kasus kematian ibu dan kasus stunting akibat anemia pada remaja.
Sosialisasi tersebut di bawakan langsung dokter dari Jakarta yakni dr Rita Ramayulis dan dr. Dian yang merupakan dokter spesialis kandungan RSUD Kota Balikpapan.
Baca: Gerindra: Pembuatan KTP Prabowo-Sandi Seolah-olah Resmi dari Pak Prabowo
Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, dr Andi Sri Juliarti mengatakan, kegiatan tersebut diharapkan dapat diaplikasikan para remaja di Kota Balikpapan, dengan cara memahami bagaimana pola gizi diet yang benar dan memulai program meminum tablet besi atau tablet penambah darah satu kali setiap minggu.
"Ini harus kita sampaikan sejak dini sebelum terjadi sesuatu pada remaja kita," ujarnya usai dilantik sebagai Kepala DKK di aula Pemkot Balikpapan, Rabu (26/6/2019).
Ia menambahkan, semua program tersebut dilakukan bertujuan agar remaja di Kota Balikpapan sejak sekarang memiliki kondisi reproduksi yang sehat, sehingga ke depan menjadi calon ibu yang sehat juga serta menciptakan generasi yang sehat pula.
"Jadi ketika ibunya sehat, maka anaknya juga akan sehat dan tidak stunting," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul TERUNGKAP Ada 7 Orang Gay di Berau Dinyatakan Positif HIV/AIDS