45 Desa di Kabupaten Pacitan Berpotensi Alami Kekeringan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan mencatat sebanyak 45 desa di Kabupaten Pacitan berpotensi dilanda kekeringan.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan mencatat sebanyak 45 desa di Kabupaten Pacitan berpotensi dilanda kekeringan.
Data yang diterima Tribunnews dari Kepala bidang Humas BNPB, Rita Rosita S , sebanyak 13 desa yang berpotensi kering kritis, yakni di Desa Jlubang, Desa Pelem, Desa Ngadirejan, Desa Sugih waras, Desa Pucangsewu, Desa Sambong, Desa Ponggok, Desa Tambakrejo, Desa Borang, Desa Pager Kidul, Desa Sudimoro, Desa Sembowo, Desa Karang Mulyo.
Sementara lima desa berpotensi Kering Langka Terbatas, yakni Desa Punung, Desa Mendolo Lor, Desa Ploso Kecamatan Punung, Desa Gembong, dan Desa Temon.
Lima desa lainnya berpotensi Kering Langka, yakni Desa Mantren, Desa Jatimalang, Desa Ploso Kecamatan Tegalombo, Desa Ngreco, dan Desa Gemaharjo.
Hingga 9 Juli 2019, BPBD Kabupaten Pacitan bekerjasama dengan PDAM telah menyalurkan sebanyak 51 mobil tangki air di 14 desa yang mengalami kekeringan.
Sumsel Kekeringan
Sementara itu di wilayah Sumatera, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan beberapa daerah di Sumatera Selatan mulai dilanda kekeringan.
Kepala Stasiun BMKG Kelas I Kenten Palembang, Nuga Putrantijo mengatakan, sejumlah kabupaten yang terdampak berada di bagian tengah Sumatera Selatan di antaranya Kabupaten Banyuasin, Muara Enim, OKI dan OI.
Baca: Muncikari Tawarkan Penyanyi Dangdut Layani Pria Hidung Belang, Tarifnya Hingga Rp 800 Ribu
Sebagian wilayah OKU Selatan dan OKU Timur juga sudah dilanda kekeringan.
"Wilayah-wilayah tersebut bisa diwaspadai sehingga Karhutlah bisa dicegah," jelas Nuga Putrantijo, Kamis (4/7/2019).
Oleh karenanya, sejak dari awal BMKG telah merekomendasikan kepada Satgas untuk mengantisipasi lahan yang mengering akibat peningkatan suhu.
BMKG memperkirakan suhu udara bakal mengalami peningkatan hingga 36 hingga 37 derajat celcius.
Tingginya suhu tidak hanya meningkatkan potensi bahaya Kebakaran Hutan dan Lahan namun juga kesehatan masyarakat.
"Kami menyarankan untuk mengurangi aktivitas luar ruangan agar bisa terhindar dari dehidrasi. Terlebih, Saat puncak musim kemarau Agustus hingga September mendatang, bahkan, untuk hari tanpa hujan bisa mencapai 20-60 hari," kata dia.
Baca: Rina Perintahkan Selingkuhannya Habisi Nyawa Andi Usai Suaminya itu Mengaku Hamili Wanita Lain
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.