Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

3 Hari Lagi Bebas, Apa yang Dilakukan Mantan Wali Kota Makassar IAS Setelah ke Luar Penjara?

Mantan Ketua DPD Partai Demokrat dan Golkar Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin diagendakan akan bebas dari penjara pada Senin (15/7/2019) mendatang.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in 3 Hari Lagi Bebas, Apa yang Dilakukan Mantan Wali Kota Makassar IAS Setelah ke Luar Penjara?
Istimewa
Mantan Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin berpelukan dengan Kapolda Sulsel, Irjen Hamidin saat menerima penghargaan tanda jasa Satya Lencana Karya Nusa dari PP Polri yang diserahkan di Mapolda Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar, Sulsel, Kamis (4/7/2019). 

"Hari ini, tepat 4 tahun lalu merupakan salah satu hari yang tidak akan pernah dilupakan oleh keluarga kami.

Hari di mana kami harus terpaksa dipisahkan dengan Ayah, di mana pada saat itu kami sama sekali tidak mengetahui berapa lama perpisahan ini akan berlangsung.

Yang kami tau hanyalah Ayah resmi ditahan oleh KPK & tidak bisa kami temui selama 7 hari.

Mengingat dan membayangkan berbagai berkah yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa kepada kami sekeluarga selama 4 tahun belakangan ini, membuat saya sedikit lupa bagaimana perasaan saya di hari itu.

Seakan lupa dengan perasaan sedih & hancurnya hati saya kala itu karena tidak bisa berhenti bersyukur atas kebaikan Allah pada kami sampai hari ini.

Ilham Arief Sirajuddin Beserta Anak-anaknya
Ilham Arief Sirajuddin dan anak-anaknya (HANDOVER)

Tetapi ada 1 hal yang saya ingat & tidak akan saya lupakan. Kesedihan yang tak terbendung dalam sosok Aliyah Mustika.

Ya, orang yang kami panggil Ibu.

Berita Rekomendasi

Pada tanggal 10 Juli 2015, rasanya mustahil & tidak mungkin apabila saya sebagai seorang remaja perempuan yang sedang beranjak dewasa, tidak merasakan kesedihan yang mendalam akibat harus dipisahkan dengan sosok Ayah.

Tetapi perasaan sedih itu kemudian semakin memuncak karena harus melihat betapa rapuhnya Ibu di hari itu.

Seakan tidak bisa menerima kenyataan & ingin ikut menemani Ayah di sampingnya.

Tak henti-hentinya beliau menceritakan tentang Ayah sambil menatap kosong dengan berlinang air mata.

Salah satu yang saya ingat adalah saat Ibu bercerita tentang pagi hari itu sebelum Ayah meninggalkan rumah, Ibu sempat menawarkan untuk membawakan bekal kurma untuk buka puasa nanti.

Tetapi Ayah menjawab sambil meyakinkan Ibu : "Tidak perlu. Saya pasti buka puasa di rumah."

Air mata Ibu semakin deras mengalir ketika mengakhiri cerita nya itu. Sebagai seorang anak perempuan, rasanya sangat tidak tega melihat sosok Ibu menangis bagaikan anak kecil.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas