Detik-detik DP Bunuh ASN Kemenag: Memutilasi, Membuang Potongan Tubuh Korban Hingga Membakarnya
Bagian kepala korban, merupakan bagian yang pertama dimutilasi pelaku. Sebanyak tiga kali pelaku memotong bagian leher korban namun tidak putus.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - KW (51) yang berprofesi sebagai PNS di Kemenag Bandung menjadi korban mutilasi yang dilakukan oleh DP (37).
Awalnya KW dan DP yang merupakan warga Desa Gumelem Wetan, Kecamatan Susukan, Banjarnegara, Jawa Tengah berkenalan melalui media sosial.
Mereka berkenalan melalui Facebook pada dua bulan sebelum Lebaran.
Kanit 3 Reskrim Polres Banyumas Ipda Rizky Adhiyanzah mengatakan korban dan pelaku sudah bertemu sebanyak empat kali sebelum pembunuhan terjadi.
DP mengedit foto dirinya untuk dipajang di Facebook.
Baca: Sekjen: Partai NasDem Tidak Akan Merendahkan Diri dengan Menyodorkan Nama Menteri ke Jokowi
Bagian badan ia ubah menggunakan badan orang lain agar menarik perhatian korban.
Namun, pelaku tetap menggunakan wajah aslinya.
Setelah berkenalan di media sosial, KW dan DP menjalani hubungan gelap.
Keduanya masing-masing sudah memiliki suami dan istri. Pelaku pun diketahui telah memiliki anak.
Kepada korban, pelaku mengaku berstatus bujangan.
Pelaku memanfaatkan korban untuk bisa meminjam uang. Ia mengiming-imingi akan diganti bila sudah gajian pada Senin (8/7/2019).
Baca: Video Sandhyca Putrie, Ajudan Cantik Iriana Jokowi yang Masih Single, Anggota TNI AU
Namun, ketika ditagih, pelaku kebingungan karena belum memiliki uang.
Berdasarkan penyelidikan awal Kepolisian Resort Banyumas, sudah ada uang senilai Rp 20 juta yang ditransfer korban kepada pelaku.
Namun, hal tersebut masih didalami oleh pihak kepolisian.
Selain itu, ada motif hubungan asmara juga pada pembunuhan yang dilakukan oleh DP.
Hal tersebut dijelaskan oleh Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun.
"Korban menuntut untuk dinikahi dan ada kekhawatiran dari tersangka karena punya istri dan punya anak sehingga diambil jalan pintas," katanya.
Kronologis Pembunuhan
Pembunuhan dan mutilasi dilakukan di kos-kosan DP di Jalan H Hasan, Kota Bandung, Minggu (7/7/2019).
Kos-kosan itu sudah dihuni DP selama dua minggu.
Berdasarkan proses rekonstruksi, terkuak kronologis pembunuhan.
Awalnya, korban dan pelaku berjalan menaiki anak tangga menuju kamar kosan pelaku.
Pelaku membuka pintu kamar dan masuk bersama korban sembari duduk di karpet yang terbentang di kamar berukuran sekira 3 x 3 meter tersebut.
Korban berbincang-bincang dengan pelaku membahas tentang surat-surat mobil milik korban.
Baca: Pria Ini Harus Kehilangan Calon Istrinya yang Mendadak Dihantam Crane, 3 Bulan Sebelum Menikah
Usai berbincang, korban membuka kacamata dan jilbab yang dikenakannya.
Di dalam kamar tersebut terdapat pakaian jenis daster yang kemudian digunakan korban.
Korban mengganti pakaiannya dengan daster tersebut di hadapan pelaku.
Setelah mengganti pakaian, korban kembali duduk di karpet. Pelaku kemudian menyeduh kopi dan korban menyeduh teh.
Pelaku langsung menghampiri korban, menggenggam tangan korban dan memeluknya.
Kemudian korban dan pelaku melakukan hubungan badan.
Setelah melakukan hubungan badan selama 15 menit, pelaku meminta korban tengkurap dan kemudian pelaku menimpa korban yang sudah tidak menggunakan pakaian.
Saat melakukan hubungan badan, pelaku mengambil palu yang sudah disiapkannya dan memukul kepala korban berulang-ulang sampai korban tidak bersuara dan tidak bergerak.
Melihat korban sudah tak berdaya, pelaku membawa korban ke dalam kamar mandi.
Di kamar mandi, pelaku melihat bahwa korban masih bergerak dan pelaku kembali mengambil palu dan memukul korban.
Setelahnya, palu tersebut dibersihkan dari darah korban.
Korban sudah terkapar di kamar mandi, pelaku pun keluar untuk membeli wadah (Tupperware) sebanyak tiga unit dan sebilah golok.
Uang untuk membeli perlengkapan tersebut, diambil pelaku dari dompet korban.
Usai membeli, pelaku kembali masuk ke kamar dan mulai memutilasi korban.
Bagian kepala korban, merupakan bagian yang pertama dimutilasi pelaku.
Sebanyak tiga kali pelaku memotong bagian leher korban namun tidak putus.
Kemudian pelaku memegang rambut korban, dan kembali menyayat leher korban hingga putus.
Potongan kepala korban dimasukkan ke dalam bungkusan plastik dan dimasukkan ke dalam Tupperware yang sudah disiapkan.
Kemudian pelaku kemabali masuk ke kamar mandi dan melanjutkan aksi mutilasinya.
Ipda Rizky Adhiyanzah mengatakan tubuh korban dibagi menjadi tiga bagian.
Bagian pertama ialah kepala dan kedua tangan, bagian kedua ialah badan, dan bagian ketiga ialah pinggul hingga ke kaki.
Baca: Seorang Wanita Ditemukan Tak Bernyawa di Dalam Mobil yang Terparkir
Untuk mengangkat ketiga box tersebut, pelaku meminta bantuan kepada orang yang kebetulan sedang menghadiri kondangan di sekitar kos-kosan tersebut.
"Pelaku meminta bantuan orang lain mengangkat kontainer yang berisi potongan badan korban. Pelaku mengatakan kepada orang tersebut bahwa isi kontainer tersebut adalah barang pecah belah," katanya.
Kontainer yang berisi potongan tubuh tersebut disusun oleh pelaku di bagian belakang mobil korban berwarna silver bernomor polisi D 1058 VBQ.
Pelaku langsung membawa mobil dan potongan tubuh korban ke Banyumas.
Rekonstruksi dibagi dalam tiga sesi.
Secara tegas Kanit 3 Reskrim Polres Banyumas mengatakan bahwa pengakuan pelaku tentang lokasi mutilasi di Bogor, adalah pengakuan yang bohong.
Potongan tubuh korban dibawa oleh pelaku ke Banyumas yang kemudian dibakar di suatu lokasi.
Proses rekonstruksi berakhir sekira pukul 15.30 WIB yang dimulai pukul sekira pukul 13.30 WIB.
Proses mutilasi dilakukan pada Minggu (07/7/2019) sekira sore hari. (Tribun Jabar/Daniel Damanik)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Siasat Jahat Pelaku Mutilasi ASN Kemenag Bandung, Edit Foto Facebook Demi Menarik Perhatian Korban