I Wayan Tanggu Ditemukan dalam Kondisi Meninggal Dunia
Ratis melihat ada seorang lelaki, yakni Pekak Tanggu tengah tertelungkup dengan kepala terendam ke air
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR – I Wayan Tanggu (70), asal Banjar Kacagan, Ketewel ditemukan tewas di sebuah parit di Subak Nyalungan Banjar Kecupin, Desa Ketewel, Sukawati, Senin (15/7/2019) pukul 08.00 Wita.
Pada wajahnya ditemukan sejumlah bekas luka.
Polisi juga menemukan pisau tajam berupa belakas.
Berdasarkan data Polsek Sukawati, yang dihimpun Tribun Bali, tewasnya Pekak Tanggu, pertama kali diketahui oleh Pekaseh Subak Nyalungan, I Nyoman Ratis (65).
Saat itu Ratis tengah melakukan tugasnya meninjau pembagian air irigasi ke sawah-sawah petani.
Ketika mengecek di salah satu titik parit, Ratis melihat ada seorang lelaki, yakni Pekak Tanggu tengah tertelungkup dengan kepala terendam ke air.
Ratis sempat berusaha membangunkan, namun saat itu kondisi korban telah kaku.
Suara Ratis saat berusaha membangunkan Pekak Tanggu relatif keras, sehingga didengar oleh dua orang petani.
Baca: Fakta Kasus Penusukan di Sawah Besar : Korban Diduga Kekasih Gelap Hingga Terancam Hukuman Mati
Akhirnya seorang petani melaporkan kejadian tersebut pada kelian setempat.
Tak berselang lama, aparat kepolisian Polsek Sukawati datang untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Dalam oleh TKP ini diamankan sejumlah barang bukti (BB), untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Di antaranya, sandal jepit, pisau berupa belakas, pakaian, gigi palsu serta kunci sepeda motor.
Sementara pihak Puskesmas I Sukawati melakukan pemeriksaan luar terhadap tubuh korban.
Hasilnya, ditemukan luka pada kedua kelopak mata, hidung, mulut, rahang atas dan bawah.
Kanit Reskrim Polsek Sukawati, IPTU Gusti Ngurah Jaya Winangun mengatakan, kematian Pekak Tanggu bukan kasus pembunuhan.
Berdasarkan keterangan anak korban, kata dia, sehari sebelumnya korban sudah mengeluhkan tidak enak badan.
Baca: Mayat dalam Karung di Blora, Pelaku Pembunuhan Makan Disamping Jenazah Sebelum Buang Korban ke Hutan
Diduga karena kondisinya tidak bagus, ketika berjalan di atas parit, kakinya terpeleset.
Saat terpeleset ia terpelanting ke depan, lalu kepalanya membentur benda keras lalu tak sadarkan diri.
Dikarenakan saat itu korban pingsan dengan kepala terendam di air sehingga nyawanya tak tertolong.
“Tidak ada tanda kekerasan. Luka di wajah korban karena membentur benda keras saat terjatuh ke parit,” ujarnya.
Terkait barang bukti berupa belakas hingga gigi palsu, IPTU Winangun mengatakan benda tersebut milik korban.
“Belakas itu milik korban, bukan milik orang lain. Biasa lah, kalau petani ke sawah kalau gak bawa sabit, ya belakas, itu utuk kepentingan di sawah. Belakas biasanya untuk mencari buah kelapa, daun kelapa. Apalagi sekarang dekat hari raya,” ujarnya
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Mayat Wayan Tanggu Ditemukan Telungkup Kaku di Desa Ketewel, Kepalanya Terendam Air