Minyak dalam Pasir di Perairan Karawang Meleleh, Warga Khawatir Sungai dan Tambak Terkontaminasi
Di balik kacamata hitamnya, kedua matanya tertuju ke gundukan pasir yang sudah terkontaminasi itu
Penulis: Reza Deni
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, KARAWANG - Zulfikar (38) duduk di dipan bambu Pantai Sedari, Karawang, setelah tadi pagi dirinya dan beberapa warga lain membersihkan tumpahan minyak di pantai tersebut.
Di balik kacamata hitamnya, kedua matanya tertuju ke gundukan pasir yang sudah terkontaminasi itu.
Baca: Tangkapan Nelayan Menurun Drastis Akibat Tumpahan Minyak di Perairan Karawang
"Stok karungnya belum sampai ke sini, jadi istirahat dulu sebentar sambil minum kopi," kata Zulfikar kepada Tribunnews.com, Selasa (23/7/2019).
Namun, dia mengaku khawatir jika gundukan pasir tersebut masih tetap dibiarkan.
Pasalnya, minyak yang tercampur di dalamnya bakal meleleh.
"Kita ini juga pusing kalau dekat-dekat. Bau minyaknya menyengat. Kalau dibiarkan begini, nanti bisa bahaya," lanjutnya.
Bahaya yang dimaksud Zulfikar yakni berbuntut pada hasil-hasil tambak warga Desa Sedari yang dikhawatirkan bakal mati.
Pasalnya, minyak tersebut nanti akan mengalir dari laut menuju sungai, lalu air di sungai diambil untuk dimasukkan ke kolam tambak.
"Tapi sampai saat ini alhamdulillah belum ada. Orang-orang Pertamina juga gerak cepat dari hari Minggu kemarin," pungkasnya.
Pantauan di lapangan pukul 12.00 WIB, beberapa gundukan pasir memang tampak mengeluarlan cairan hitam.
Dari cairan hitam tersebut, tercium aroma minyak mentah.
Beberapa warga selain Zulfikar juga kembali dari istirahatnya untuk melanjutkan tugas menguruk tumpahan minyak dari bibir pantai.
Namun, karena karung untuk menyimpan gundukan pasir tersebut belum tersedia, mereka hanya mengumpulkan jauh dari air laut.
Baca: Bocah Obesitas Asal Karawang Ini Bakal Jalani Operasi Pengangkatan Kulit Pekan Depan
Di Desa Sedari, Kecamatan Cibuya, warga sudah mulai membersihkan pasir-pasir yang mengandung ceceran minyak sejak hari Minggu (21/7/2019).
Hingga hari ini, bersama petugas dari TNI dan kepolisian, warga Desa Sedari terus menguruk pasir yang terkontaminasi tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.