Kisah Wanita Aceh Donorkan Ginjalnya Untuk Sang Suami, BeginiProsesnya
Seorang wanita YR (29) mendonorkan ginjalnya untuk sang suami SR (41) yang sejak empat tahun lalu mengalami gagal ginjal.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Seorang wanita YR (29) mendonorkan ginjalnya untuk sang suami SR (41) yang sejak empat tahun lalu mengalami gagal ginjal.
Operasi transplantasi (cangkok) ginjal tersebut berhasil dilakukan oleh Tim Cangkok Ginjal RSUD Zainoel Abidin (RSUZA) bersama para ahli dari Jakarta, di rumah sakit terbesar di Aceh itu, Senin, 29 Juli lalu.
Pasangan suami-istri (Pasutri) tersebut kini masih menjalani perawatan pascaoperasi di RS tersebut.
Demikian diungkapkan Ketua Tim Cangkok Ginjal RSUZA, dr Abdullah SpPD-KGH FINASIM kepada Serambi, Rabu (31/7) di Banda Aceh.
Disebutkan, operasi cangkok ginjal itu melibatkan Tim RSUZA yang terdiri atas Spesialis Konsultan Ginjal Hipertensi (KGH), spesialis bedah urologi, anestesi (pembiusan), serta di-backup oleh ahli radiologi dan psikolog.
Baca: Sebentar Lagi Bebas & Rumah 3,5 M Terjual, Syaiful Jamil akan Balas Dendam dengan Rekan Sesama Artis
Baca: DPP FPI Nangis Minta Pemerintah Tak Dzolimi Habib Rizieq Shihab, PKB: Kan yang Berangkat Dia Sendiri
Baca: Kinerja Perseroan Semakin Cemerlang, Laba Bersih Telkom Tumbuh 27,4%
Baca: Kisah Hidup Pahlawan Nasional Jenderal Ahmad Yani, Mendirikan Pasukan Khusus The Benteng Reiders
Dia mengatakan, SR yang sejak empat tahun lalu mengalami gagal ginjal akibat hipertensi kini sudah terbebas dari cuci darah.
“Alhamdulillah, kami berhasil melakukan operasi cangkok ginjal keempat di RSUZA. Hingga kini, baik pendonor maupun penerimanya sehat dan dalam masa pemulihan,” ujarnya.
Menurut Abdullah, donor ginjal antara suami-istri ini merupakan kasus terbaru yang ditangani pihaknya, setelah sebelumnya menangani donor antarsaudara kandung.
“Hal ini bisa dilakukan setelah mengecek kecocokan mereka lewat pemeriksaan di Jakarta. Kami bisa melakukan pencangkokan ginjal kalau persentase kecocokannya 20 sampai 30 persen,” jelas dia, dan menyebut pemeriksaan sebelum operasi itu memakan waktu hingga enam bulan.
Konsultan Ginjal Hipertensi (KGH) ini menerangkan, operasi tersebut dilakukan secara bersamaan, agar ginjal sehat bisa dipindahkan ke si penerima sesegera mungkin.
Sementara pascaoperasi, lanjutnya, penerima donor (recipient) wajib memakan obat imunosupresan untuk mencegah penolakan dari tubuhnya seumur hidup.
“Ginjal dari pendonor merupakan benda asing bagi tubuhnya, meskipun dari orang terdekat. Maka dari itu imunosupresan harus terus dikonsumsi oleh recipient,” ucapnya.
Abdullah menambahkan, tak ada yang perlu dikhawatirkan dari operasi cangkok ginjal.
Sebab sebelum dipastikan layak untuk dioperasi, pendonor dan penerima sudah menjalani screening secara menyeluruh, termasuk dengan melihat faktor risikonya.
“Yang harus dihindari jika pasien punya riwayat hipertensi dan diabetes. Ini jadi salah satu penilaian dalam screening, selain psikologis pasien. Prinsipnya, kita jangan sampai membebankan pendonor,” kata dia.
Sementara Direktur RSUZA Banda Aceh, Dr dr Azharuddin SpOT(K)Spine mengapresiasi Tim Cangkok Ginjal rumah sakit tersebut yang menurutnya kini lebih mandiri.
Dia optimis dalam waktu dekat RSUZA sudah bisa melaksanakan operasi itu sendiri tanpa bantuan ahli dari Jakarta.
“Alhamdulillah, operasi sukses terlaksana dan kami jauh lebih siap sekarang. Kami sudah pada tahapan dimana tim Jakarta hanya sebagai pendamping dalam operasi,” ujarnya.
Azharuddin mengatakan, keberhasilan RSUZA pada operasi cangkok ginjal keempat itu membuktikan bahwa tindakan tersebut aman dilakukan antara saudara kandung maupun orang terdekat seperti suami-istri.
Disebutkan, satu ginjal yang sehat bisa mengompensasi pekerjaan yang biasanya dilakukan dua ginjal.
“Selain itu, kita juga kesulitan regulasi dimana jual beli organ dilarang. Untuk itu, kami mendorong cangkok ginjal dilakukan oleh keluarga atau orang terdekat agar tidak ada masalah di kemudian hari,” jelas dia.
Direktur RSUZA Banda Aceh menambahkan, ginjal merupakan organ vital pada tubuh manusia yang harus dirawat sebaik mungkin.
Selain disebabkan oleh faktor keturunan, lanjut Azharuddin, penyakit ginjal juga timbul akibat gaya hidup yang tidak baik.
“Jangan biarkan tekanan darah, kencing manis, asam urat, tinggi terus-menerus tak terkontrol.
Selain itu hindari obat keras tanpa resep dokter, karena diyakini dapat merusak fungsi ginjal. Jadi jagalah pola hidup, makanan, dan berolahraga secara rutin,” pesannya.(fit)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Istri Donor Ginjal untuk Suami, Operasi Cangkok Ginjal Ke-4 RSUZA,