Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Lebak Masih Percaya SKM adalah Susu

Hasil penelitian YAICI di kota Kendari mendapati 97 persen dan di kota Batam sebanyak 78 persen masyarakat percaya SKM adalah susu

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Warga Lebak Masih Percaya SKM adalah Susu
istimewa
Warga yang mengikuti sosialisasi Gerakan Aisyiyah Sehat (Grass) dan Edukasi Gizi kerjasama Yaici dan Majelis Kesehatan PWA Banten di kecamatan Leuwidamar, Lebak, Banten, (13/08/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, BANTEN - Edukasi gizi sehat yang dilakukan bersama Yaici dan PW Aisyiyah Banten di Lebak, Banten, menemukan fakta miris tentang kuatnya persepsi warga bahwa SKM adalah Susu.

Perlu sosialisasi intensif tentang kandungan gula berlebihan pada SKM untuk mencegah dampak konsumsi SKM pada bayi dan balita

"Selama ini kami taunya kalau susu kental manis itu ya susu. Jadi kalau ditanya mengapa beli SKM karena menurut kami SKM memang produk susu." Jawaban tegas itu disampaikan seorang warga Baduy yang hadir di acara sosialisasi Gerakan Aisyiyah Sehat (Grass) dan Edukasi Gizi kerjasama Yaici dan Majelis Kesehatan PWA Banten di kecamatan Leuwidamar, Lebak, Banten, (13/08/2019).

Jawaban jujur tersebut ternyata diamini oleh sebagian ibu-ibu yang hadir di acara sosialisasi.

"Ya pak, selama ini kami taunya SKM ya produk susu. Kan namanya juga Susu Kental Manis," kata seorang ibu yang hadir membawa anak balita.

Menanggapi jawaban warga, Ketua Harian YAICI, Arif Hidayat, yang menjadi narasumber acara berkomentar tegas.

Baca: Dampak Gempa Banten: Bangunan Sekolah Hancur, Puluhan Siswa SDN Jayamekar Belajar di Bawah Pohon

"Wajar mengapa bapak dan ibu berpendapat demikian. Karena memang selama seratus tahun masyarakat dicecoki iklan di televisi yang menyatakan SKM adalah susu," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Hasil penelitian YAICI di kota Kendari mendapati 97 persen masyarakat percaya bahwa SKM adalah susu dan di kota Batam, sebanyak 78 persen masyarakat percaya bahwa SKM adalah susu.

Arif menambahkan, akibat kepercayaan yang tinggi bahwa SKM produk susu, menyebabkan intensitas pemberian SKM di kota Kendari sangat besar. Para orang tua yang memberikan SKM setiap hari kepada anak mencapai 55 persen. Sebanyak 31 persen memberikan SKM dua hari sekali. Dan ada 12 persen orang tua yang memberikan SKM satu minggu sekali kepada anaknya.

Kondisi ini menggerakkan YAICI untuk terus meluruskan persepsi yang salah terkait SKM, dengan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat bahwa SKM bukan susu.

Menggendeng PP Aisyiyah, Yaici sudah bekerja sama melakukan sosialisasi di tiga propinsi, yakni propinsi Jawa Barat, Banten dan Nusa Tenggara Barat.

"Ini adalah kelanjutan dari kerjasama Yaici dengan Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Banten. Dimana sosialisasi kali ini digerakkan oleh kader PWA Banten," kata Arif.

Baca: Sikapi Wacana PNS Kerja di Rumah, Jusuf Kalla: Di Kantor Saja Tidak Displin

Sementara itu, ketua Majelis Kesehatan PWA Banten, Maryama Husni, menyatakan bahwa sosialisasi Grass di kabupaten Lebak langsung diadakan di dua desa, yakni desa Bojongmenteng dan desa Sangkanwangi, yang terletak di kecamatan Leuwidamar, kabupaten Lebak, propinsi Banten.

Berbeda dengan Wilayah Aisyiyah Bekasi yang pelaksanaan sosialisasinya dimulai dari tingkat daerah dan diteruskan ke Pimpinan cabang dan ranting, edukasi di Lebak kali ini berkolaborasi antara Pimpinan Daerah Aisyiyah Lebak dan Pimpinan Cabang Larangan, yang bernaung di bawah PDA Tangerang Kota.

"Kami sangat mengapresiasi kerjasama dengan Yaici, karena ini sangat membantu kami mengedukasi warga tentang pentingnya pemahaman gizi. Termasuk edukasi tentang SKM sangat penting untuk menyadarkan warga bahwa SKM bukan susu, tetapi hanyalah produk makanan pelengkap.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas