Kronologi Kerusuhan di Fakfak, Warga Setempat Sebut Aksi Massa Sudah Terjadi sejak Selasa Malam
Kronologi kerusuhan di Fakfak, Papua Barat, warga setempat sebut aksi massa sudah terjadi sejak Selasa malam.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
"Tapi tadi pagi massa dari timur banyak yang datang lalu bakar kios dan lapak. Termasuk juga tugu di jalan baru."
Baca: VIDEO Detik-detik Kerusuhan di Fakfak Papua Barat, Kantor Dewan Adat Dibakar hingga Demo Tandingan
Baca: Kerusuhan di Fakfak Papua Barat, Kantor Dewan Adat dan Pasar Tumburuni Dibakar, Fasum Dirusak
"Bahkan saya sempat lihat gedung lembaga adat juga dibakar massa," terang Sadidah.
Video aksi pembakaran Pasar Tumburuni di Fakfak beredar luas di linimasa Twitter.
Dalam video viral di media sosial, api membakar pasar dan terlihat warga takut untuk mendekat.
Untuk meredakan situasi di Fakfak, anggota Brimbob telah dijadwalkan diberangkatkan menuju Fakfak.
"Anggota Brimob dijadwalkan dikirim ke Fakfak untuk membantu mengamankan wilayah tersebut," terang Kepala Bidang Humas Polda papua, AKBP Mathias Krey, seperti dilansir Antaranews.
Personel Brimob berjumlah sekitar 100 personel dikirim dari Makassar menuju Fakfak.
"Memang kami sudah minta bantuan dan akan segara dikirim personel Brimob dari Makassar," kata Krey.
Berdasarkan laporan terakhir, saat ini Kapolres Fakfak bersama aparat TNI dan Polri sudah berada di lokasi guna mengamankan massa.
"Mudah-mudahan situasi di Fakfak segera kondusif seperti halnya di Manokwari dan Sorong," kata AKBP Krey seperti dikutip dari Antaranews seperti dilansir Kompas.com, Rabu.
Terkait kerusuhan yang terjadi di Fakfak, Polri meminta Kemenkominfo untuk membatasi akses internet setempat.
Baca: Kerusuhan di Papua Barat Meluas hingga ke Fakfak dan Timika
Baca: Polri Duga Pembakaran Pasar di Fakfak terkait dengan Kerusuhan di Sorong
"Betul sekali, jam 09.00 tadi atas permintaan Polri, ada pelambatan akses internet di Fakfak," ujar Plt Kepala Humas Kemenkominfo, Ferdinandus Setu, seperti dikutip dari Kompas.com.
Permintaan tersebut diajukan Polri untuk mencegah terjadinya penyebaran hoaks.
"Polri meminta kepada Pak Menteri, kemudian perintah tim kami untuk pelambatan seluruh operator seluler yang berfungsi di sana. Biasanya sampai sore atau malam," tandas Nando.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Daryono)