Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penuturan Ayam Kampus Kota Palembang: Terjerumus ke Dunia Kelam karena Pacar, Enggan Jadi Simpanan

Di Kota Palembang, oknum mahasiswi pelaku prostitusi umumnya memanfaatkan berbagai aplikasi media sosial untuk menggaet pelanggan.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Penuturan Ayam Kampus Kota Palembang: Terjerumus ke Dunia Kelam karena Pacar, Enggan Jadi Simpanan
satelitnews.co
Ilustrasi - Ayam kampus di Kota Palembang memanfaatkan media sosial untuk menggaet pelanggan. Enggan jadi simpanan karena khawatir risiko. 

Jika hubungan keduanya semakin akrab, ia mengaku selanjutnya tak perlu lagi mengeluarkan biaya cukup mahal.

Cukup membuka kamar di hotel dan diajak jalan pegawai swasta ini dengan leluasa menggunakan jasa si ayam kampus.

"Awal-awalnya bayar Rp 1 juta, setelah itu kita akrabin. Selanjutnya tinggal suka sama suka aja," jelasnya.

Ogah Jadi Simpanan

Para oknum mahasiswi yang nyambi jadi ayam kampus enggan secara terang-terangan membuka jati diri mereka.

Bahkan, pihak keluarga dan sang pacar tak mengetahui jika mereka terjerumus ke dalam dunia prostitusi ayam kampus.

Mereka biasanya berpenampilan biasa saja di lingkungan kuliah, enggan tampil mencolok dengan pakaian glamor dan menggoda.

Berita Rekomendasi

Untuk pakaian yang digunakan ketika kuliah juga rata-rata tertutup seperti mahasiswa lain pada umumnya.

MS, salah seoerang ayam kampus jurusan ekonomi di kampus swasta Palembang mengaku kalau sepintas orang pasti tidak akan mengetahui bahwa mereka terlibat dunia 
prostitusi online.

Permainan melalui sosial media, membuat modus ayam kampus cukup sulit terendus oleh orang banyak.

"Ya pintar-pintar kita sembunyikan identitas. Pacar dan keluarga saya tidak tahu kalau saya begini (ayam kampus, red)," ujarnya, Kamis (15/8/2019).

Ia menjelaskan, si ayam kampus biasanya diketahui oleh sesama rekannya dan penikmat jasa saja. Mereka enggan membuka diri secara terang-terangan dengan profesi 
tersebut karena berada di lingkungan kampus.

"Ketahuan teman satu kampus ya malulah. Paling cuma beberapa teman yang tahu, tapi mereka nggak bakal bocor. Tahu sama tahu saja," tegas MS.

Diakuinya, meski bisa dengan mudah mendapatkan uang menjadi seorang ayam kampus, namun sebagian mahasiswi pelaku bisnis haram ini enggan menjadi simpanan om-om 
berkantong tebal.

Hindari Konflik dengan Istri Sah

Mereka lebih mengambil aman dengan menjajakan cinta kilatnya ketimbang harus menjadi simpanan pria beristri.

Wanita berambut panjang ini selalu menolak ajakan tersebut. Alasannya, selain beresiko jati dirinya terungkap.

Ia menghindari terjadinya konflik dengan istri sah si om-om.

"Kalau yang ngajak jadiin simpanan banyak, tapi saya nya yang nggak mau. Terlalu beresiko kalau gitu (jadi simpanan, red)," ujarnya.

Ia mengungkapkan, bahkan ada om-om yang rela memberinya uang hingga Rp 20 juta untuk mengiming-iminginya agar mau jadi simpanan.

"Pokoknya yang dicari itu duit, bukannya status. Kalau jadi simpanan itu terikat," kata MS.

TY, ayam kampus lainnya juga mengaku kerap kali bercinta terkadang terbawa perasaan alias baper. Akan tetapi ia mengaku lebih memilih menahan diri.

Mahasiswi ini lebih memilih menahan diri ketimbang nantinya hubungan berlanjut hingga menjadi simpanan si pelanggan.

Diakuinya, sulit meninggalkan kehidupan yang serba enak dari penghasilannya sebagai ayam kampus.

Ia melakukan profesi ini untuk memenuhi lifestyle dan kebutuhan sehari-hari.

"Imej mahasiswi itu kesannya sensual, intelek dan lebih eksklusif. Jadi banyak yang mau jadikan simpanan. Tapi kalau saya sih ogah, terlalu beresiko," ungkapnya. (tim)

Kisah ini tayang di Sriwijaya Post Gaya Hidup Ayam Kampus Sekali Kencan Rp 10 Juta

Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas