Penuturan Ayam Kampus Kota Palembang: Terjerumus ke Dunia Kelam karena Pacar, Enggan Jadi Simpanan
Di Kota Palembang, oknum mahasiswi pelaku prostitusi umumnya memanfaatkan berbagai aplikasi media sosial untuk menggaet pelanggan.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNNEWS.COM, PALEMBANG - Fenomena oknum mahasiswi masuk ke dalam dunia prostitusi online alias ayam kampus di kota Palembang memang bukan menjadi hal yang baru.
Mereka rela menjadi menjalani praktik prostitusi terselubung demi memenuhi kebutuhan kuliah, kebutuhan sehari-harinya, bahkan gaya hidup.
Berbeda dengan Pekerja Seks Komersial (PSK) lainnya yang menjajakan diri secara terang-terangan, para ayam kampus ini dalam mencari pelanggan terbilang lebih
eksklusif.
Di Kota Palembang, oknum mahasiswi pelaku prostitusi umumnya memanfaatkan berbagai aplikasi media sosial untuk menggaet pelanggan.
Mereka juga memanfaatkan tawaran dari mulut-mulut untuk dijacarikan calon pelanggannya.
Dalam mencari klien yang memanfaatkan jasa mereka, ayam kampus tak melakukannya sembarangan. Mereka selektif memilih calon pelanggannya.
Baca: Kisah Viral, Uang Tabungan Jutaan Rupiah untuk Almarhum Sang Nenek, Hancur Dimakan Rayap
Hal itu karena beberapa kasus prostitusi online yang mencuat ke publik, sehingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan ayam kampus.
Seperti pengakuan MS, ayam kampus di Palembang berusia 21 tahun.
Baca: Nasib Malang Penggembala Ternak Sintor Habeyahan, Tewas Tersambar Petir Bersama 19 Kerbaunya
"Kalu saya sih lebih pilih pelanggan, tidak mau dari kalangan mahasiswa atau orang yang kita tidak tahu latar belakangnya," ujar MS, ayam kampus yang masih kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta di Palembang, Selasa (13/8/2019).
Baca: Gubernur Lukas Enembe: Kenapa Tak Terjunkan Banser untuk Bela Mahasiswa Papua yang Dipersekusi
MS mengungkapkan, untuk modus yang mereka pakai bisanya memasang foto cantik nan menggoda di beberapa aplikasi sosial media.
Ngobrol di chatting
Biasanya para pelanggan langsung chatting dengan si ayam kampus untuk menanyakan bisa "dipakai" atau tidak.
Setelah si ayam mengaku bisa, kemudian komunikasi berlanjut untuk menentukan tarif dan lokasi untuk bercinta.
Baca: Siapa Pihak yang Dimaksud Kapolri Memobilisasi Massa Saat Rusuh di Kota Manokwari?
Kesan eksklusif yang ditawarkan oleh penjaja cinta ayam kampus, membuat mereka enggan sembarangan memilih tempat untuk berkencan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.