Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kondisi Mahasiswi Korban Penyiraman Air Keras di Jogja, Sudah Bisa Diajak Komunikasi

Mahasiswi berinisial N, asal Kalimantan Barat (Kalbar) menjadi korban penyiraman air keras di Yogyakarta.

Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Kondisi Mahasiswi Korban Penyiraman Air Keras di Jogja, Sudah Bisa Diajak Komunikasi
Tribun Jogja/Miftahul Huda
Dua tersangka penyiraman air keras di Yogyakarta diamankan Polisi, Kamis (26/12/2024). 

TRIBUNNEWS.COM - Mahasiswi berinisial N, asal Kalimantan Barat (Kalbar) menjadi korban penyiraman air keras di Yogyakarta.

Dilansir Tribun Jogja, saat ini kondisi korban mulai membaik dan masih menjalani perawatan di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.

Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Banu Hermawan mengatakan, korban sudah bisa diajak berkomunikasi.

Terkait pengobatan luka bakar akibat siraman air keras, tim dokter telah memberikan penanganan khusus.

"Kami melakukan perawatan khusus. Saat ini pasien mampu berkomunikasi," ungkap Banu, Kamis (26/12/2024).

Meski begitu, Banu enggan membeberkan lebih lanjut kondisi korban setelah mendapatkan perawatan medis.

"Info lebih lanjut menyusul ya, karena saya belum ketemu keluarga," terangnya.

Kronologi Kejadian

Berita Rekomendasi

Dalam kasus ini, pihak kepolisian mengamankan dua tersangka, yaitu B yang merupakan mantan pacar korban dan S selaku eksekutor.

Kasatreskrim Polresta Yogyakarta, Kompol Probo Satrio mengatakan, korban disiram air keras saat dirinya baru saja selesai mandi.

Adapun korban dan tersangka B merupakan mantan kekasih. Mereka menjalin asmara sejak 2021 silam.

"Pada Agustus 2024 mereka pisah alasan masing-masing akhirnya putus. Yang laki-laki gak terima," katanya kepada awak media, Kamis.

Baca juga: Tampang Pelaku Penyiraman Air Keras pada Mahasiswi di Yogyakarta, Pelaku Sewa Eksekutor

Sebagai informasi, B adalah mahasiswa S2 di salah satu kampus swasta di Yogyakarta

Semenjak putus, tersangka berusaha supaya bisa balikan dengan korban.

"Namun (korban) gak mau. Akhirnya ada ancaman pelaku, intinya kalau gak bersatu kalau sakit ya sama-sama merasakan. Kalau hancur ya, hancur semua," jelas Probo.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas