Sekeluarga 4 Atlet Gulat Berprestasi, Tapi Hidup Memprihatinkan, Rumahnya Gedek Nyaris Roboh
Meski telah menyumbangkan medali dalam berbagai kompetisi hingga nasional, namun kehidupan 4 atlet gulat bersaudara masih memprihatinkan.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNJATENG.COM, BREBES - Tak semua atlet berprestasi bisa memiliki kehidupan yang berkecukupan.
Seperti dialami 4 orang atlet gulat warga Desa Wanasari, RT 2 RW 1, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes.
Mereka adalah Bayu Sumantio (26), Justra Aditio (20), Bagas Widianto (19) dan Ajeng Dinda Lestari (19).
Keempatnya merupakan bersaudara kakak beradik dan menjadi atlet hingga kompetisi nasional.
Meski telah menyumbangkan medali dalam berbagai kompetisi hingga nasional, namun kehidupan mereka masih memprihatinkan.
Padahal, keempatnya telah mengumpulkan puluhan medali dari berbagai kompetisi dalam kurun waktu 12 tahun terakhir.
Baca: Atlet ONE Championship Indonesia Mau ke Pinggir Jurang Usai Dipukul Sampai Tak Melihat
Orang tua keempat atlet, Sumanan (52), hanya bekerja sebagai buruh serabutan.
Dia bersama istri dan anak-anaknya tinggal di rumah gubuk berdinding anyaman bambu (gedek) yang nyaris roboh dan hanya berlantai tanah."Saya tidak punya penghasilan tetap, jadi kami hidup pas-pasan.
Tapi keempat anak kami bisa membanggakan keluarga," katanya, Kamis (22/8/2019).
Sedangkan sang isteri, Surkiwi (51) berjualan lontong saat pagi hari di Pasar Banjaratma Kecamatan Bulakamba.
Penghasilan bersih dari berjualan itu hanya kisaran Rp 10 ribu-Rp 15 ribu sehari, jika 3 kilogram lontong habis terjual.
"Belum pernah ada perhatian dari pemerintah meski anak-anak berprestasi mengharumkan nama Kabupaten Brebes hingga tingkat nasional," ucapnya.
Baca: 5 Fakta Mutia Ayu Istri Glenn Fredly, Sempat Wara-wiri di FTV hingga Jadi Atlet Voli
Dari penghasilannya, dirinya tak mampu membangun rumah yang layak huni.
Beruntung, keempat anaknya mampu mengharumkan nama Brebes dan Provinsi Jateng.
Sehingga beberapa instansi memberikan apresiasi guna renovasi rumah.
"Renovasi rumah itu impian dari anak-anak.
Kalau sudah berhasil menjadi atlet, mereka ingin memperbaiki rumah agar kita bisa hidup dengan layak," ucapnya.
Apresiasi diberikan oleh Perumda Bank Brebes, Baznas Brebes, dan PDAM Brebes yang diberikan melalui Kodim Brebes, Kamis (22/8/2019).
Total bantuan yang diberikan mencapai Rp 35 juta.
Sumanan menjelaskan, bantuan tersebut sudah dibelikan bahan bangunan dan akan digunakan untuk merehab rumah orangtuanya yang kini sudah menjadi hak milik Sumanan.
"Bukan rumah berdinding kalsiboard dan gedek ini yang saat ini kami tempati yang direhab.
Melainkan rumah orangtua yang ada di samping rumah yang akan kami tempati jika sudah jadi nanti," tandasnya.
Humas Kodim 0713 Brebes, Serma Ujang menerangkan, anak sulung keluarga ini yaitu Bayu Sumantio merupakan peraih juara II dan membawa nama Indonesia di ajang Gulat Indonesia Open tahun 2015 di Kota Semarang, turnamen yang diikuti oleh 5 negara lainnya yaitu Thailand, Iran, Kamboja, Canada dan Laos.
Bayu yang tengah belajar di bangku kuliah di Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini menjadi harapan keluarga.
Dia sudah belajar di semester 7, jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rohani (PJKR), melalui jalur beasiswa Bidikmisi.
Sementara Justra dan Bagas tidak melanjutkan sekolah setelah lulus dari SMK NU 3 Larangan, Brebes.
Bagas sesekali menjadi kernet truk, namun mereka tetap terus berlatih di bawah asuhan guru besar gulat asal Wanasari Brebes, Dasirun (80).
Sementara Justra, yang menjadi atlet PON, berhasil menyabet juara kedua dalam ajang Kejurprov Jateng di Magelang.
"Bersama tim di bawah KONI Brebes, yang berhasil menjadi juara umum keempat tingkat Jateng dengan torehan 2 emas, 1 perak (Justra), dan 3 perunggu," katanya. (Nal)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Kadang Jadi Kernet Truk, Sekeluarga Atlet Gulat Berprestasi di Brebes Ini Masih Hidup Memprihatinkan, https://jateng.tribunnews.com/2019/08/22/kadang-jadi-kernet-truk-sekeluarga-atlet-gulat-berprestasi-di-brebes-ini-masih-hidup-memprihatinkan?page=all.