Duit Rp 52 Juta Amblas Gara-Gara Cukur Rambut, Begini Kronologinya
Uang tersebut berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) yang akan digunakan untuk rehab ruang kelas sekolah.
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, BREBES - Mahyarudin (58), Kepala SD Negeri Lengkong 2, Brebes jadi korban perampokan modus pecah kaca mobil, Jumat (23/8/2019).
Uang Rp 52 juta yang diletakkan di dalam mobil berhasil digasak pelaku yang diduga lebih dari dua orang.
Saat itu, Mahyarudin usai mengambil uang Rp 52 juta dari Bank Jateng di kawasan Alun-Alun Brebes.
Uang tersebut berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) yang akan digunakan untuk rehab ruang kelas sekolah.
"Saya baru mengambil uang untuk rehab ruang kelas Rp 52 juta dari Bank Jateng. Uang itu, saya masukkan dalam kantong kresek hitam. Saya letakkan di jok samping sopir," kata Mahyarudin.
Usai mengambil uang dari bank, ia berniat langsung pulang ke rumahnya di Desa Lengkong, Kecamatan Wanasari, Brebes, mengendarai mobil Avanza warna hitam bernomor G 9032 NG.
Namun saat baru sampai di Desa Terlangu, Kecamatan Brebes, Mahyarudin mampir di tukang cukur untuk potong rambut.
Saat dirinya sedang potong rambut itulah, tiba tiba alarm mobilnya berbunyi.
Baca: Ini Pesan Robin ABK Asal Brebes yang Hilang Tenggelam di Taiwan: Mak, Titip Syifa-Syafa
"Saat potong rambut itu, alarm mobil berbunyi dan orang yang antre nyuruh saya mematikan alarmnya. Saya pikir karena terkena guncangan akibat getaran mobil lewat sampai alarm menyala," ucapnya.
Ia pun lantas mematikan alarm mobilnya menggunakan remote dari dalam kios potong rambut tanpa mengecek kondisi mobil.
Mahyarudin baru sadar jika bunyi alarm disebabkan kaca mobil yang dipecah oleh perampok saat hendak pulang.
"Selesai cukur, saya kemudian menuju mobil untuk pulang. Saat akan masuk mobil, saya kaget lihat kaca depan sebelah kiri pecah dan uang Rp 52 juta yang saya bungkus pakai kantong kresek juga hilang," ungkapnya.
Atas kejadian tersebut, ia kemudian melaporkannya ke pihak
kepolisian. Kapolsek Brebes, AKP Harti mengatakan, kasus tersebut saat ini dalam penanganannya.