FOTO-FOTO Suasana di Kota Manokwari, Anggota Brimob Membersihkan Puing-puing Sisa Kerusuhan
Situasi di Kota Manokwari, Jumat (23/8/2019) pagi sudah berangsur normal pasca kerusuhan yang terjadi beberapa hari lalu.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MANOKWARI - Situasi di Kota Manokwari, Jumat (23/8/2019) pagi berangsur normal pasca kerusuhan yang terjadi beberapa hari lalu.
Sekolah dan kantor instansi juga sudah beroperasional normal.
Pantauan Tribun Timur, anggota Brimob dari Polda Maluku turun ke jalan membersihkan puing-puing sisa kerusuhan.
Sementara itu anggota Brimob juga terlihat bersiaga di beberapa objek vital, seperti bank.
Berikut foto-foto aktivitas dan situasi di Kota Manokwari yang berhasil direkam wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam, Jumat (23/8/2019) pagi.
Baca: Detik-detik Pembantaian di KM Mina Sejati: Para ABK Kaget Teman-temannya Dibunuh Saat Tertidur
Berharap Tak Terjadi Lagi
Tokoh agama Kabupaten Manokwari Pdt Johanes Mamoribo berharap kerusuhan yang terjadi di Papua dan Papua Barat, khususnya Kabupaten Manokwari tak terulang lagi.
"Kejadian kemarin kami sangat sesalkan dan berharap ke depan tak pernah terulang lagi," kata Johanes usai bertemu Menkopolhukam, Panglima TNI, dan Kapolri, di Swiss-Belhotel, Manokwari, Kamis (22/8/2019).
Menurut Johanes, apa yang disampaikan Menkopolhukam dalam pertemuan tersebut sudah sangat jelas bagi seluruh masyarakat Papua.
"Kejadian seperti ini datangnya dari oknum. Kita berharap di sini sebagai masyarakat Papua, khususnya dari pihak gereja, bahwa apa yang datang dari oknum harus dikaji dan dipilah dengan baik," katanya.
Ia juga meyakini, aparat kepolisian dapat menangkap dan menindak para oknum yang menjadi penyebb kerusuhan di sejumlah daerah di Papua.
"Kita percaya aparat dapat menangani oknum ini. Kunjungan Menkopolhukam bersama Kapolri dan Panglima TNI, kita percaya situasi dapat dipulihkan kembali sehingga ada kepercayaan masyarakat Papua ke pemimpin negara," harapnya.
Ia juga berpesan ke masyarakat Papua, agar tak mudah terpancing dan terprovokasi oleh oknum, yang berujung ke tindakan pengeruskan.
"Kalau memang ada aspirasi silakan sampaikan secara bermartabat, tenang dan damai, sehingga itu juga bisa diterima pemerintah. Jangan secara anarkis dan brutal, sampaikan bermartabat, karena kita orang bermartabat," tutup Johanes.
Baca: Digiring Satpol PP Sedang Bersama Seorang Wanita di Hotel, Aceng Fikri: Ini Satu-satunya Istri Saya
Kami Sayang Papua
Seorang tokoh masyarakat Manokwari meluapkan kesedihannya saat bertemu dengan Menkopolhukam, Panglima TNI, dan Kapolri, di Swiss-Belhotel Manokwari, Kamis (22/8/2019).
Tokoh masyarakat bernama George C Auparay ini awalnya diberi kesempatan untuk bertanya dan diskusi usai Menkopolhukam Wiranto berbicara.
George langsung meluapkan kesedihan dan emosinya mengingat tindakan penghinaan yang diterima warga Papua.
"Kami ini sudah sepakat bahwa kita semua satu bangsa, tapi mengapa kami diperlakukan begini. Kalau begini kami menyesal berada di negara model begini, dimana kami tak diakui sebagai bangsa, sebagai anak bangsa Indonesia," kata George.
Menurutnya, permintaan maaf tidaklah cukup untuk mengobati rasa sakit yang dirasakan masyarakat Papua.
Menurutnya harus ada tindakan nyata agar kejadian tak berulang.
Baca: Mantan Bupati Garut Aceng Fikri Bersama Seorang Wanita Diboyong Satpol PP dari Salah Satu Hotel
"Kami sedih, susah menatap masa depan kami dengan perlakuan begini. Minta maaf adalah hal biasa, Natal, Idulfitri bisa kita lakukan, tapi soal penghinaan suatu suku bangsa ini sangat luar biasa, kami tidak terima," tegasnya.
"Kemarin saya sempat tulis dua gubernur menghadap presiden minta Papua keluar NKRI. Maksudnya apa, agar ini tidak terulang lagi, hari ini minta maaf, besok terulang lagi. Kalau perlu buat kepres atau UU, kalau ada yang berkata rasis ke orang Papua, kami keluar dari NKRI," kata dia dengan nada tegas.
Mendengar curahan hati George, Wiranto langsung meluruskan bahwa penghinaan yang diterima warga Papua dilakukan oknum tertentu.
"Kita paham emosi itu, tapi kami juga ingin meluruskan bahwa cercaan dan hinaan bukaan dari pemerintah, itu dari oknum. Tidak hanya Papua yang dihina, kami pun, bahkan presiden kita bertahun-tahun dicerca. Jaman kebebasan seeperti ini orang ngomomg senaknya, tapi sekali lagi itu oknum," tegas Wiranto.
Wiranto juga mengungkapkan, pemerintah Indonesia tak pernah menganaktirikan Papua, bahkan Papua dianggap sebagai kesayangan pemerintah.
"Kalau pemerintah, kita bersyukur bahwa ada kebijakan presiden yang ingin memacu pembangunan di Papua dan Papua Barat agar berakselerasi supaya bisa seimbang dengan provinsi lain. ABPN yang digelontorkan ke Papua itu beberapa kali lipat dibanding yang ke provinsi lain, itu betul. Pemerintah sayang ke Papua dan masyarakatanya, jika tidak, tak mungkin presiden sering kunjungan ke sini dan gelontorkan dana besar," ujarnya.
Baca: Tak Kebagian Kuota Simulasi CAT CPNS 2019? Berikut Imbauan BKN, Skor Soal CPNS dan P3K/PPPK Berbeda
Wiranto berharap, masyarakat Papua tidak menganggap penghinaan yang dilakukan oknum, sebagai penghinaan dari suku bangsa lain di Indonesia.
"Mari kita pisahkan oknum kurang ajar itu, tentu nanti akan ada tindakan hukum, tapi jangan kemudian digeneralisir bahwa ini adalah tindakan pemerintah ke Papua. Harapannya nanti jangan ada lagi saling mencerca dan menghina," pesannya.
Jokowi Ikuti Perkembangan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku terus mengikuti perkembangan situasi di Papua dan Papua Barat.
"Saya terus mengikuti perkembangan yang ada di tanah Papua dan Alhamdulilah situasi sudah berjalan normal kembali," ujar Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (20/8/2019).
Baca: DJ Katty Butterfly Dipuji Makin Cantik, Sebulan setelah Melahirkan tampil Langsing, Intip Potretnya
Jokowi juga melihat kepala daerah yang terkait dengan timbulnya gejolak di Bumi Cendrawasih, telah menujukkan contoh yang baik bagi masyarakat.
"Permintaan maaf sudah dilakukan dan ini menujukkan kebesaran hati kita bersama untuk saling menghormati, untuk saling menghargai sebagai saudara dan setanah air," papar Jokowi. (tribun-timur.com)