PA GMNI Sumut Minta Pemerintah Segera Tutup PT Toba Pulp Lestari
Kondisi hutan dan Danau Toba semakin hancur karena ulah penebangan hutan yang dilakukan oleh TPL
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Paguyuban Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Sumatera Utara meminta Pemerintah Indonesia segera menutup PT Toba Pulp Lestari (TPL).
Hal ini menyambut pernyataan yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menarik kembali konsesi perusahaan yang ada disekitar danau Toba seluas 145.000 hektar.
Perusahaan yang memiliki konsesi di kawasan Danau Toba adalah Toba Pulp Lestari.
Untuk diketahui pernyataan tersebut diungkapkan Presiden Jokowi, saat meninjau lahan pertanian bawang putih di Desa Parsingguran, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) Rabu (31/7/2019) lalu.
PA GMNI juga sepakat dengan pernyataan Menteri Koordinator bidang Maritim, Luhut Panjaitan yang pernah menyatakan, konsesi TPL akan terus dikurangi secara bertahap.
Pengurus Paguyuban, yang juga Anggota Dewan Pakar PA GMNI Pusat, Hiras Tobing mengatakan, TPL sudah terlalu lama merusak lingkungan dan budaya di kawasan Danau Toba dan Tapanuli dan menindas sektor kehiduan rakyat banyak. Oleh karena itu sudah saatnya untuk dihentikan.
"Kultur setempat yang gotong royong, berdamai dengan alam, telah diganggu oleh hadirnya perusahaan yang memiliki konsesi seluas 188,000 hektar ini," ujar Hiras Tobing seperti dikutip dalam keterangan tertulis PA GMNI Sumut kepada Tribunnews.com, Minggu (25/8/2019).
Baca: Tim Quick Win Tancap Gas, Siapkan 33 Destinasi di Danau Toba
Senada dengan Hiras Tobing, pengurus lain PA GMNI Sumut, Dirja Sebayang menyampaikan pengalamannya sejak 1970-an sebagai pecinta alam.
Sirja Sebayang sudah menyaksikan secara langsung bagaimana perubahan dari satu dekade ke dekade berikutnya.
"Kondisi hutan dan Danau Toba semakin hancur karena ulah penebangan hutan yang dilakukan oleh TPL," tegas Dirja Sebayang.
Pengurus Paguyuban yang lain Saurlin Siagian menambahkan, TPL sejak awal sudah keliru karena berada di hulu sungai Asahan.
Hutan dikawasan Tapanuli yang sangat bagus telah habis ditebang dalam tigapuluh tahun terakhir.
Menurut Pemerhati lingkungan ini, ekosistem air danau toba sangat tergantung kelestarian hutan disekitarnya, sementara Danau Toba dikelilingi oleh konsesi TPL, yang merusak ekosistem airnya.
Kordinator Paguyuban, Maranata Tarigan, menyambut baik penetapan kawasan Danau Toba sebagai kawasan strategis prioritas wisata nasional.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.