Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PA GMNI Sumut Minta Pemerintah Segera Tutup PT Toba Pulp Lestari

Kondisi hutan dan Danau Toba semakin hancur karena ulah penebangan hutan yang dilakukan oleh TPL

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in PA GMNI Sumut Minta Pemerintah Segera Tutup  PT Toba Pulp Lestari
TRIBUNNEWS/CHAERUL UMAM
Masyarakat adat Danau Toba menggelar aksi di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian LHK), Jakarta, Senin (12/8/2019). Mereka mendesak pemerintah mengembalikan wilayah adat mereka dari klaim hutan negara dan pencabutan konsesi perusahaan PT Toba Pulp Lestari. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Paguyuban Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Sumatera Utara meminta Pemerintah Indonesia segera menutup PT Toba Pulp Lestari (TPL).

Hal ini menyambut pernyataan yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menarik kembali konsesi perusahaan yang ada disekitar danau Toba seluas 145.000 hektar.

Perusahaan yang memiliki konsesi di kawasan Danau Toba adalah Toba Pulp Lestari.

Untuk diketahui pernyataan tersebut diungkapkan Presiden Jokowi, saat meninjau lahan pertanian bawang putih di Desa Parsingguran, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) Rabu (31/7/2019) lalu.

PA GMNI juga sepakat dengan pernyataan Menteri Koordinator bidang Maritim, Luhut Panjaitan yang pernah menyatakan, konsesi TPL akan terus dikurangi secara bertahap.

Pengurus Paguyuban, yang juga Anggota Dewan Pakar PA GMNI Pusat, Hiras Tobing mengatakan, TPL sudah terlalu lama merusak lingkungan dan budaya di kawasan Danau Toba dan Tapanuli dan menindas sektor kehiduan rakyat banyak. Oleh karena itu sudah saatnya untuk dihentikan.

"Kultur setempat yang gotong royong, berdamai dengan alam, telah diganggu oleh hadirnya perusahaan yang memiliki konsesi seluas 188,000 hektar ini," ujar Hiras Tobing seperti dikutip dalam keterangan tertulis PA GMNI Sumut kepada Tribunnews.com, Minggu (25/8/2019).

Baca: Tim Quick Win Tancap Gas, Siapkan 33 Destinasi di Danau Toba

Berita Rekomendasi

Senada dengan Hiras Tobing, pengurus lain PA GMNI Sumut, Dirja Sebayang menyampaikan pengalamannya sejak 1970-an sebagai pecinta alam.

Sirja Sebayang sudah menyaksikan secara langsung bagaimana perubahan dari satu dekade ke dekade berikutnya.

"Kondisi hutan dan Danau Toba semakin hancur karena ulah penebangan hutan yang dilakukan oleh TPL," tegas Dirja Sebayang.

Pengurus Paguyuban yang lain Saurlin Siagian menambahkan, TPL sejak awal sudah keliru karena berada di hulu sungai Asahan.

Hutan dikawasan Tapanuli yang sangat bagus telah habis ditebang dalam tigapuluh tahun terakhir.

Menurut Pemerhati lingkungan ini, ekosistem air danau toba sangat tergantung kelestarian hutan disekitarnya, sementara Danau Toba dikelilingi oleh konsesi TPL, yang merusak ekosistem airnya.

Kordinator Paguyuban, Maranata Tarigan, menyambut baik penetapan kawasan Danau Toba sebagai kawasan strategis prioritas wisata nasional.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas