Putri Kedua Misem Jadi Otak Pembunuhan 4 Saudara Sendiri, Motifnya Ingin Kuasai Warisan
Kasus penemuan empat kerangka manusia di Desa Pasinggangan, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, akhirnya terkuak.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, PURWOKERTO - Kasus penemuan empat kerangka manusia di Desa Pasinggangan, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, akhirnya terkuak.
Setelah polisi melakukan serangkaian penyelidikan, terungkap empat kerangka yang dikubur di belakang rumah Misem adalah jasad tiga anak Misem itu sendiri dan seorang cucunya.
Ketiga anak Misem itu adalah Supratno atau Ratno (56), Sugiyono atau Yono (51), dan Hari Setiawan atau Heri (46).
Adapun cucu Misem tersebut adalah Fifin Dwi Loveana atau Pipin (27).
Mirip sinetron, pelaku utamanya tidak lain Saminah atau Minah (53), anak kedua Misem.
Baca: Deretan 5 Ponsel Android Baru akan Segera Diluncurkan Sampai Akhir Tahun 2019, Yuk Simak Ini
Baca: BPIP: Kami Mengemban Amanat Para Founding Fathers
Baca: Irjen Firli Bantah Tidak Patuh Lapor LHKPN
Baca: Prediksi Susunan Pemain Persija Jakarta vs PSM Makassar, Liga 1 2019, Adu Tajam Simic-Eero Markkanen
Baca: Prediksi Skor Pertandingan Bali United vs Borneo FC Liga 1 2019: Nostalgia Dua Pemain
Tidak sendirian, dia melakukannya bersama-sama tiga anaknya, yaitu Sania Roulita (34), Irvan Firmansyah (31), dan Achmad Saputra (27).
Jadi pembunuhan berencana ini dilakukan sesama anggota keluarga.
Minah membunuh kakak dan adik sekaligus keponakannya dimana korban adalah paman dan sepupu anak-anaknya.
Tujuannya agar rumah Misem dalam kondisi kosong.
Misem dibawa seolah-olah dirawat karena sedang tidak sehat.
Kemudian dua anak Saminah, Irvan dan Putra, masuk ke dalam rumah Misem.
Mereka pertama-tama menghabisi Sugiyono.
"Sugiyono saat itu sedang mandi.
Saat keluar, langsung dipukul menggunakan besi oleh tersangka Irvan.
Masih ditambah lagi pukulan oleh tersangka Putra menggunakan tabung gas 3 kg," ujar AKBP Bambang Yudhantara kepada Tribunjateng.com, Selasa (27/8/2019).
Berdasarkan keterangan tersangka dan pemeriksaan forensik, ditemukan kecocokan karena luka ditemukan di bagian belakang kepala Yono.
Setelah dihabisi, mayat Yono dibawa ke salah satu kamar.
Irvan dan Putra pun duduk di ruang tengah menunggu kedatangan Ratno.
Ratno datang ke rumah sepulang dari tempat kerja sebagai PNS petugas Perpustakaan SMPN 4 Purwokerto.
"Begitu masuk ruang tengah, korban Ratno langsung dibunuh dengan cara yang sama.
Dipukul menggunakan besi dan tabung gas.
Setelah itu mayatnya dimasukkan ke kamar, ditumpuk bersama mayat Sugiyono," imbuh Kapolres.
Selang beberapa waktu kemudian, datang korban ketiga yaitu Heri yang merupakan putra bungsu Misem.
Dia juga dihabisi dengan cara yang sama.
Polisi menemukan luka pada bagian belakang dan samping kepala.
Target utama tersangka sebenarnya tiga korban itu saja sehingga jasad mereka ditumpuk dalam satu kamar.
Dua tersangka itu panik saat mengetahui sepupu mereka yaitu Fifin atau Pipin, putri Ratno, tiba di rumah.
"Mereka sudah mencoba mengirim pesan melalui hp Supratno agar Pipin jangan pulang ke rumah dulu.
Ternyata pesan tersebut tidak dibaca Pipin.
Dia sudah terlanjur sampai di rumah.
Karena takut ketahuan, Pipin pun dihabisi Irvan dan Putra," tandas AKBP Bambang Yudhantara.
Mayat-mayat tersebut kemudian dibawa ke belakang rumah Misem untuk dikuburkan.
Selama lima tahun, para tersangka bersikap seolah-olah keluarga mereka yang hilang itu pergi merantau. (permata putra sejati)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Ini Pelaku dan Kronologi Pembunuhan Keluarga Sendiri Kasus Penemuan 4 Kerangka Manusia di Banyumas