Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

KONDISI TERKINI Kerusuhan di Papua, Aksi Anarkis Berlanjut, Massa Bakar Fasilitas Umum

KONDISI TERKINI Kerusuhan di Jayapura, aksi anarkis masih berlanjut, massa bakar kantor Telkom dan fasilitas umum lainnya.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in KONDISI TERKINI Kerusuhan di Papua, Aksi Anarkis Berlanjut, Massa Bakar Fasilitas Umum
(KOMPAS.com/DHIAS SUWANDI)
KONDISI TERKINI Kerusuhan di Jayapura, aksi anarkis masih berlanjut, massa bakar kantor Telkom dan fasilitas umum lainnya. 

KONDISI TERKINI Kerusuhan di Jayapura, aksi anarkis masih berlanjut, massa bakar kantor Telkom dan fasilitas umum lainnya.

TRIBUNNEWS.COM - Kondisi terkini kerusuhan di Jayapura, Papua, aksi anarkis masih berlanjut.

Kamis (29/8/2019), aksi anarkis yang dilakukan massa masih berlanjut di Jayapura, fasilitas umum dibakar.

Sempat membakar kantor Majelis Rakyat Papua (MRP), massa kini juga membakar kantor Telkom, Kantor Pos, dan sebuah SPBU di sebelah kantor BTN di Jalan Koti, Jayapura.

Ikatan Mahasiswa Se-Tanah Papua-Jawa Barat, Aliansi Mahasiswa Papua, dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua menggelar unjuk rasa menyikapi isu yang berkembang pasca-terjadinya dugaan tindakan rasis di Jawa Timur, di depan Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (27/8/2019). Dalam aksi tersebut, mereka menyuarakan 18 poin tuntutan, satu di antara tuntutannya adalah mengutuk pelaku pengepungan asrama Kamasan Papua di Surabaya dan penyerangan aksi damai di Malang serta tangkap dan adili aktor intelektual pengepungan dan penyerangan tersebut. Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Ikatan Mahasiswa Se-Tanah Papua-Jawa Barat, Aliansi Mahasiswa Papua, dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua menggelar unjuk rasa menyikapi isu yang berkembang pasca-terjadinya dugaan tindakan rasis di Jawa Timur, di depan Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (27/8/2019). Dalam aksi tersebut, mereka menyuarakan 18 poin tuntutan, satu di antara tuntutannya adalah mengutuk pelaku pengepungan asrama Kamasan Papua di Surabaya dan penyerangan aksi damai di Malang serta tangkap dan adili aktor intelektual pengepungan dan penyerangan tersebut. Tribun Jabar/Gani Kurniawan (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Dikutip Tribunnews dari Kompas.com, massa diketahui juga melempari kantor-kantor dan hotel.

Baca: Komisi I DPR Minta Pemerintah Ubah Cara Pendekatan dalam Selesaikan Masalah Papua

Baca: Aparat dan Senjata Jadi Incaran Perusuh? Bukti Serda Rikson Tewas saat Jaga Senjata Rusuh di Papua

Laporan wartawan Kompas.com, Dhias Suwandi dari Jayapura mengatakan saat ini massa mengarah ke kantor Gubernur Papua.

Sebelumnya, massa telah membakar kantor MRP pada Kamis siang.

Berita Rekomendasi

"Informasi ada pembakaran di situ (Kantor MRP), cuma bagian mana saja yang dibakar kita belum tahu pastinya," jelas Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Cpl Eko Daryanto, saat dihubungi melalui telepon, Kamis.

Aksi protes kali ini diikuti ratusan orang yang berkumpul dari berbagai titik, yaitu Kabupaten Jayapura, Waena, Perumnas 3, dan wilayah Kota Jayapura, serta perwakilan mahasiswa.

Sebelumnya, aksi anarkisme juga terjadi saat massa menggelar unjuk rasa di Expo Warna.

Sempat terjadi aksi lempar batu yang dilakukan massa pada aparat keamanan yang menyebabkan mobil dinas Dandim 1701/Jayapura rusak.

Dari pihak keamanan, sebanyak 500 personel gabungan TNI - Polri diturunkan untuk mengamankan situasi.


Akibatnya, aktivitas perekonimian di Jayapura dan warga setempat memilih berdiam diri di rumah.

Warga Papua dan Papua Barat berjalan dari Abepura menuju Kota Jayapura, untuk berunjuk rasa di kantor DPR Papua, dan kantor Gubernur Senin (19/8/2019). Mereka memprotes tindakan kekerasan dan rasisme terhadap mahasiswa asal Papua di Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat pekan lalu. (TRIBUNNEWS/HO/B AMBARITA)
Warga Papua dan Papua Barat berjalan dari Abepura menuju Kota Jayapura, untuk berunjuk rasa di kantor DPR Papua, dan kantor Gubernur Senin (19/8/2019). Mereka memprotes tindakan kekerasan dan rasisme terhadap mahasiswa asal Papua di Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat pekan lalu. (TRIBUNNEWS/HO/B AMBARITA) (TRIBUNNEWS/HO/B Ambarita)

Sebelumnya, aksi unjuk rasa juga terjadi di Jayapura pada 19 Agustus 2019 lalu.

Baca: Pengunjuk Rasa Bakar Kantor Majelis Rakyat Papua

Baca: Rusuh di Papua, Kantor Majelis Rakyat Papua Dibakar Massa yang Akan Menuju Jayapura

Kontak Senjata di Deiyai

Pada Rabu (28/8/2019), kontak senjata di Deiyai, Papua terjadi hingga menyebabkan seorang anggota TNI AD, Serda Rikson dari Kodam II Sriwijata, gugur terkena panah.

Unjuk rasa berujung kontak senjata diketahui terjadi di halaman Kantor Bupati Deiyai pada Rabu siang.

Mengutip Kompas.com, koordinator aksi, Yul Toa Motte mengatakan unjuk rasa dilakukan sebagai lanjutan aksi protes terhadap tindakan rasisme yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur.

Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, menyebutkan unjuk rasa dilakukan untuk meminta bupati menandatangani persetujuan referendum.

Kontak Senjata di Papua
Anggota Polri menjadi korban saat kontak senjata di Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019). (Istimewa)

Di sisi lain, Polri memastikan KKB terlibat dalam kontak senjata di Deiyai.

"Penyerangnya diduga terindikasi kelompok KKB," ujar Dedi.

Meski begitu, polisi mengatakan belum dapat mengidentifikasi asal-usul kelompok tersebut.

Polri pun mengimbau pada masyarakat agar tak terprovokasi.

"Terus mengimbau masyarakat melalui tokoh-tokoh masyarakat, kemudian melalui pemda setempat, untuk tidak terprovokasi terhadap pasukan-pasukan, sekelompok orang yang akan memanfaatkan situasi seperti terjadinya kericuhan, dan tindakan anarkistis lainnya," imbau Dedi, seperti dilansir Kompas.com.

Baca: UPDATE Kerusuhan di Jayapura Papua: Ratusan Massa Turun ke Kota, Kantor Majelis Rakyat Papua Dibakar

Baca: Fakta Bentrokan yang Terjadi di Deiyai, Papua, Kronologi Kejadian Hingga Senjata Api Dirampas!

Terkait kontak senjata di Deiyai, Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, mengungkapkan ada upaya provokasi KKB.

"Ya memang ada. Jadi yang sering saya katakan, itu memang poros gerakan politiknya sedang masif."

"Karena yang kemarin saya juga katakan bahwa ada ruang gerak yang sangat ditakutkan oleh kelompok bersenjata maupun poros politik dengan pembangunan yang masif di Papua," jelas Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.

Lebih lanjut, Moeldoko meminta aparat keamanan untuk tidak emosional menghadapi KKB, juga tak terpancing provokasi.

Kepala Staf Kepresidenan Indonesia Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Moeldoko, memberi sambutan saat menghadiri HUT Perum PPD ke-65, Senin (22/7/2019) yang berlangsung di Kantor Perum PPD, Ciputat. Dalam sambutannya dihadapan ratusan karyawan yang hadir Moeldoko memberi ucapan selamat kepada Perum PPD ke-65. TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO
Kepala Staf Kepresidenan Indonesia Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Moeldoko, memberi sambutan saat menghadiri HUT Perum PPD ke-65, Senin (22/7/2019) yang berlangsung di Kantor Perum PPD, Ciputat. Dalam sambutannya dihadapan ratusan karyawan yang hadir Moeldoko memberi ucapan selamat kepada Perum PPD ke-65. TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO (TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO)

Dikutip dari Kompas.com, ia mengkhawatirkan jika sampai terpancing provokasi, tindakan menjadi tidak terkontrol.

"Karena nanti kalau kita ikut larut dalam emosi itu maka langkah-langkah tindakan menjadi tidak terkontrol."

"Memang sengaja provokasi untuk itu, tujuanya apa, agar kita melakukan tindakan."

"Apalagi TNI-Polri, itu sungguh sangat diharapkan. Ada korban baru (berita) digulirkan itu," tutur Moeldoko.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas