Wawancara Eksklusif Edi Pranoto, Lolos dari Pembunuhan karena Tak Tinggal Serumah dengan Misem
Wawancara Eksklusif Edi Pranoto, Lolos dari Pembunuhan karena Tak Tinggal Serumah dengan Misem
Editor: Tiara Shelavie
Karena kami jarang berkomunikasi akhirnya saya tidak menanyakan lagi terkait hal itu.
Saya waktu itu tidak mau panjang lebar.
Apalagi saya juga sudah punya keluarga, tetapi bagaimanapun juga saya masih suka berbagi waktu datang ke sini.
Pernahkah mimpi tentang saudara-saudaranya yang sudah lama tiada ini?
Saya hanya selalu kepikiran saja kemana mereka pergi. Bagaimanapun juga mereka itu adalah saudara kandung saya.
Jadi setiap kali itu seperti kebayang-bayang mereka terus dan saya terkadang masih suka bertanya dan mencari ke sesama teman mereka.
Misalnya saja teman kerja Supratno, kemudian ke Purwokerto bertanya ke teman Vivin (Pipin).
Kapan terakhir bertemu mereka saat masih hidup?
Ya ketika Lebaran pasti saya sempatkan datang dan ketemu mereka.
Waktu mereka hilang dan ibu sendirian di rumah, yang suka membawa makanan juga saya.
Jadi yang beli-beli makanan apa saja itu saya.
Kadang saat libur ibu kepikiran banget, saya ngomong kalau nanti berjodoh lagi ya nanti pasti pulang.
Apakah tidak khawatir akan dihabisi juga?
Kalau dulu biasa-biasa saja karena jarang ngomong-ngomongan (saling berbicara panjang) dengan Saminah.
Kalau sekarang karena tahu kejadiannya seperti ini ya takut.
Oleh karena itu hukumannya ya seumur hidup, karena kalau tidak, maka berpotensi bisa mengancam orang lain terutama ibu dan saya.
Kalau hukumannya ringan nanti otomatis akan timbul, dua kali kejahatan.
Orang kalau sudah jelek maka bisa berpotensi, bukan saya menuduh, maksudnya adalah mengantisipasi itu.
Pernahkah Minah mengajak bicara warisan dengan Pak Edi?
Tidak pernah, kalau sama saya tidak pernah, termasuk yang katanya lahan itu diagunkan dan di foto-foto oleh pihak bank saja, saya juga tidak tahu.
Sehingga tidak ada omongan warisan dengan saya.
Setelah kejadian ini Misem tinggal seorang diri, bagaimana?
Nanti rencana ya akan ikut saya, kalau misalnya begitu, tetapi saya tidak mau memaksakan, karena saya tinggal juga bersama mertua.
Beda jika saya mengontrak, karena saya masih bersama mertua. Besok-besok saya akan coba tawarkan ke ibu maunya seperti apa. (Tribunjateng/jti)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Wawancara Ekslusif Korban Selamat Pembunuhan 4 Bersaudara di Banyumas, Inilah Permintaannya