Aulia Kesuma Sempat Santet Pupung Sadili Sebelum Sewa Pembunuh Bayaran hingga Bakar Jasadnya
Ternyata Aulia Kesuma bukan hanya sekali luncurkan aksi pembunuhan pada sang Suami, Pupung Sadili, sempat santet korban.
Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: Pravitri Retno W
Ternyata Aulia Kesuma bukan hanya sekali luncurkan aksi pembunuhan pada sang Suami, Pupung Sadili, sempat santet korban.
TRIBUNNEWS.COM - Ternyata Aulia Kesuma bukan hanya sekali luncurkan aksi pembunuhan pada sang suami, Pupung Sadili, sempat santet korban.
Seorang istri muda, AK menjadi dalang kematian suami dan anak tirinya di Sukabumi, Jawa Barat.
Selain pembunuhan, AK juga jadi otak dari kasus pembakaran jasad di dalam mobil di Cidahu, Sukabumi.
Tak sampai 24 jam, AK (35) pun diamankan oleh pihak kepolisian pada Minggu (26/8/2019).
AK adalah istri muda dari korban yang bernama Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54), dan juga ibu tiri dari M Adi Pradana alias Dana (23).
Dilansir Kompas.com, duduk perkara istri muda AK tega bunuh suami dan anak tirinya ini didasarkan sengketa penjualan rumah.
Baca: Ciut Nyali, Pembunuh Bayaran yang Disewa Aulia Kesuma Tak Berani Bakar Mayat Pupung dan Anaknya
Baca: Aulia Awalnya Ingin Bakar Suami dan Anak Tirinya di Rumah Namun Pembunuh Bayaran Tak Tega
Niat pembunuhan yang dimotori AK ini bermula dari masalah finansial yang dia hadapi.
AK memiliki utang sebanyak Rp 10 miliar.
Menurut informasi terbaru, Aulia Kesuma memilih pinjaman senilai Rp 2,5 miliar dan Rp 7,5 miliar di dua bank berbeda.
Untuk melunasi kewajibannya, Aulia Kesuma harus membayar Rp 200 juta per bulan.
Lalu, ide penjualan rumah Aulia ditolak Edi alias Pupung Sadili.
Niat Aulia semakin menggebu untuk membunuh sang suami, karena akan jual rumah tersebut seharga Rp 14 miliar.
Aulia berencana untuk menguasai harta korban, jika Rp 10 miliar untuk bayar lunas utang, dia masih memiliki Rp 4 miliar.
Dilansir Kompas.com, Aulia kemudian mulai berniat membunuh sang suaminya tersebut.
Ternyata rencana pembunuhan awalnya bukan langsung diracun.
Aulia sempat menyantet korban.
Baca: Seorang Ibu di Bandung Jadi Tersangka Kasus Pembunuhan Bayi Berusia 3 Bulan
Baca: Begini Kronologi Pembunuhan Rindy, Begini Kronologi Kejadiannya
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, rencana pertama Aulia untuk menghabisi nyawa suami dan anak tirinya dengan cara disantet.
Argo menyebut, Aulia pun meminta bantuan santet dari suami mantan asisten rumah tangganya yang berinisial RD.
Ia bahkan memberikan uang bayaran senilai Rp 40 juta kepada RD.
"Tersangka AK mencari dukun untuk menyantet korban (Edi dan Dana) biar meninggal. Dia mengeluarkan uang Rp 40 juta untuk biaya ke dukun untuk santet suaminya," kata Argo.
Rencana kejinya tidak berhasil, Aulia berdalih menggunakan cara lain untuk habisi Pupung Sadili.
Aulia langsung beralih ke rencana kedua pembunuhan dengan cara ditembak menggunakan senjata api.
Aulia kembali meminta bantuan RD untuk mencarikan senjata api sekaligus pembunuh bayaran.
Suyudi mengatakan, harga senjata api yang ditawarkan RD kala itu senilai Rp 50 juta.
Namun, Aulia hanya mampu memberikan uang senilai Rp 35 juta.
"Rencana kedua itu pun tidak berhasil karena harga senjata apinya terlalu mahal," ujar Suyudi.
Lalu, rencana pembunuhan Aulia berujung pada mencari pembunuh bayaran.
Dihimpun dari laman yang sama, Aulia kemudian mencari buruh tani di Lampung.
Namun Aulia awalnya tidak langsung memberitahu tugas dosa besar S dan A.
Awalnya, keduanya dihubungi Aulia dengan alasan meminta bantuan untuk membersihkan gudang di rumahnya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
"Pertama ditelepon untuk mengerjakan bersih-bersih gudang."
"Ternyata sampai sini (Jakarta) perencanaan berubah," kata Suyudi.
Setibanya di Jakarta, Aulia kemudian menjanjikan bayaran Rp 200 juta kepada kedua pembunuh bayaran itu untuk menghabisi nyawa suami dan anak tirinya.
Keduanya pun menerima tawaran tersebut.
Edi dan Dana dibunuh di rumahnya. Edi dibunuh diracun oleh S dan A.
Sedangkan Dana dibunuh dengan cara diberi minuman keras oleh anak dari AK.
Saat mabuk dan tidak sadarkan diri, Dana dibekap oleh pelaku hingga meninggal.
AK dan anaknya, KV kemudian membawa mobil yang berisi jasad Edi dan Dana ke Cidahu, Sukabumi.
AK sempat membeli bensin di dekat lokasi kejadian dan menyerahkan bensin tersebut ke KV untuk membakar mobil berisi jasad Edi dan Dana.
Disebutkan, untuk melancarkan aksinya, AK janjikan uang Rp 500 juta kepada dua pembunuh bayaran tersebut.
"Setelah melakukan kegiatan (pembunuhan), A dan S disuruh pulang ke Lampung dan diberi uang Rp 8 juta," kata Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (27/8/2019) dikutip dari Kompas.com.
Menurut informasi terbaru, empat pembunuh bayaran yang berasal dari Lampung ini dijanjikan uang sebesar Rp 500 juta.
Namun, hingga AK ditangkap, ia baru membayar Rp 169 juta.
Setelah melakukan penyelidikan, polisi akhirnya berhasil menangkap kedua pelaku.
Sementara itu, mantan pembantu AK beserta suaminya yang sebelumnya jadi buron pihak kepolisian, berhasil ditangkap pada Senin (2/9/2019).
Dikutip dari Kompas TV, 2 pembunuh bayaran Aulia Kesuma ditangkap polisi.
Mereka mengaku didatangkan oleh suami mantan asisten rumah tangga Aulia Kesuma.
Hingga kini status pasangan suami istri yang membantu Aulia Kesuma masih menjadi saksi.
Mereka diperiksa intensif di Mapolda Metro Jaya.
Simak video selengkapnya !
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Panggil Buruh Tani, Aulia Kesuma Tak Beri Tahu Sejak Awal Akan Minta Mereka Membunuh"
(Tribunnews.com/ Siti Nurjannah Wulandari/ Kompas.com)