Banyak Buaya Liar Berkeliaran di Lokasi Calon Ibu Kota Baru
Buaya liar ini hidup sungai-sungai yang ada wilayah yang masuk ke dalam Provinsi Kalimantan Timur itu
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM - Penajam Paser Utara (PPU) disebut-sebut sebagai satu di antara lokasi yang bakal dijadikan Ibu Kota baru.
Saat ini masih banyak habitat satwa yang berdiam di lokasi tersebut, salah satunya Buaya.
Baca: Terbuat dari Kulit Buaya Seharga Rp 1 M,Inilah Tas Mewah Syahrini yang Dipakai Pose di Pinggir Jalan
Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Abdul Gafur Masud mengakui masih banyak buaya yang hidup di PPU.
Buaya liar ini hidup sungai-sungai yang ada wilayah yang masuk ke dalam Provinsi Kalimantan Timur itu.
Paling banyak berada di daerah Maridan. Maridan adalah salah satu kelurahan di kecamatan Sepaku, lokasi yang digadang-gadang menjadi ibu kota negara.
"Itu yang banyak (buaya) di daerah operasi PT ITCI Sepaku," ungkap Abdul, Senin (2/9/2019).
PT ITCI adalah perusahaan HPH yang disebut-sebut milik adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo.
Abdul mengatakan, pihaknya telah memasang plang peringatan tanda bahaya buaya.
"Masyarakat di sana (PPU) sudah tahu lokasi-lokasi yang ada buaya," kata Abdul.
Tak hanya PPU, hampir semua sungai yang ada di Kaltim hidup buaya.
Hal ini, kata Abdul sudah terjadi cukup lama.
Namun, kadang ada kejadian seperti buaya mengganggu atau pun mengigit masyarakat.
Hingga saat ini belum ada penakaran Buaya di PPU. Buaya-buaya masih hidup liar di sungai-sungai.
"Jadi kita berteman saja, selama kita tidak ganggu enggak ada masalah. Tapi perlu hati-hati. Kita perlu waspada. Di sisi lain kita juga perlu melestarikan ekosistem alam dan satwanya," jelasnya.
Selain di Kelurahan Maridan, lokasi lain yang juga hidup buaya yakni di Pulau Balang di Kabupaten PPU.
Baca: TKW Asal Sambas Terancam Buta Permanen Jadi Korban Penganiayaan Majikan di Malaysia
Presiden Jokowi menunjuk Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanagara di Kalimantan Timur sebagai ibu kota baru menggantikan Jakarta.
Pemerintah pusat dan daerah tengah merampungkan rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur. (Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Masih Banyak Buaya Berkeliaran di Wilayah Calon Ibu Kota Negara
Populasi Ikan Pesut
Kali ini ada video viral berisi tayangan rombongan Pesut Mahakam berenang di dekat permukiman penduduk beredar di media sosial, berada di lokasi ibu kota baru Kalimantan Timur yang jadi Ibu Kota Negara Indonesia.
Nah, video viral berisi tayangan rombongan Pesut Mahakam berenang di dekat permukiman penduduk ini salah satunya diunggah akun Habar Banua Kalimantan pada 31 Agustus 2019 lalu.
Dalam keterangannya, Habar Banua Kalimantan menyebutkan bahwa peristiwa Pesut Mahakam berenang di dekat permukiman penduduk tersebut terjadi di kawasan Sungai Kedang Murung, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) yang belakangan ini dijadikan lokasi Ibu Kota Negara Republik Indonesia, pemerintah telah putuskan ibu kota baru Kalimantan bukan di Pulau Jawa atau Sumatera.
Pasalnya, Pesut Mahakam semakin jarang bisa dijumpai karena jumlahnya yang terus menyusut.
Berikut keterangannya :
• Sinopsis Drama India Ishq Mein Marjawan Episode 43, Senin (2/9/2019): Arohi Mencari Deep
• Ramalan Zodiak Senin 2 September 2019: Taurus Berhenti Lari dari Masalah, Cancer di Zona Nyaman
• Bukan Banyuwangi, Lokasi 'KKN di Desa Penari' Diduga Kuat di Wonoboyo Bondowoso, Begini Analisanya
PESUT MAHAKAM .
.
Sekitar 5 ekor Pesut Mahakam menampakkan diri dan bermain di tepi Sungai Mahakam di kawasan Desa Kedang Murung, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kaltim) sekitar pukul 11:30 WITA, Jum'at (30/8/2019).
.
.
Pesut Mahakam merupakan mamalia atau lumba-lumba air tawar penghuni sungai mahakam, Pesut juga menjadi maskot fauna dari Provinsi Kalimantan Timur, namun kini status Pesut Mahakam terancam punah, jumlahnya hanya puluhan saja di Sungai Mahakam.
Vidoe kiirman @kingkutai12
Credit from @info_kukar
Berikut videonya :
Tentang Pesut Mahakam
Pesut mahakam (Latin:Orcaella brevirostris) seperti dilansir wikipedia adalah sejenis hewan mamalia yang sering disebut lumba-lumba air tawar yang berstatus terancam.
Pesut ini dinamakan Pesut mahakam karena banyak ditemukan di perairan Sungai Mahakam, tetapi kalangan peneliti barat lebih mengenal hewan ini dengan nama Irrawaddy Dolphin.
Baca juga :
Wisata di Desa Pela Kukar. Penumpang Kapal Pesut Mahakam Berkesempatan Melihat Ikan Pesut
Waduh, Populasi Pesut Mahakam Tersisa 80 Ekor, 64 Persen Mati Akibat Ini
Berdasarkan data tahun 2018, populasi hewan ini tinggal 80 ekor saja di perairan sungai-sungai di Kalimantan dan menempati urutan tertinggi dari daftar satwa Indonesia yang terancam punah.
Namun populasi hewan ini justru mengalami peningkatan di Kamboja.
Hewan ini dibedakan dari sepupunya Pesut Australia menurut bentuk tengkorak dan siripnya.
Tidak seperti mamalia air lain yakni lumba-lumba dan paus yang hidup di laut, pesut mahakam hidup di sungai-sungai daerah tropis.
Populasi satwa langka yang dilindungi undang-undang ini terutama terdapat pada tiga sungai besar di Asia Tenggara yakni Sungai Mahakam, Sungai Mekong, dan Sungai Irrawaddy
Di Indonesia, hewan ini bisa ditemukan di banyak muara-muara sungai di Kalimantan, tetapi sekarang pesut menjadi satwa langka.
Selain di Sungai Mahakam, pesut ditemukan pula ratusan kilometer dari lautan, yakni di wilayah Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Habitat hewan pemangsa ikan dan udang air tawar ini dapat dijumpai pula di perairan Danau Jempang (15.000 ha), Danau Semayang (13.000 ha), dan Danau Melintang (11.000 ha).
Pesut mahakam mempunyai kepala berbentuk bulat (seperti umbi) dengan kedua matanya yang kecil (mungkin merupakan adaptasi terhadap air yang berlumpur).
Baca juga :
Terjerat Rengge Nelayan, Pesut Mahakam Ditemukan Mati di Bibir Sungai
Himasuperindo Gelar Seminar Konservasi Pesut Mahakam, Begini Ancaman Riilnya
Tubuh pesut berwarna abu-abu sampai wulung tua, lebih pucat dibagian bawah serta tidak memiliki pola khas.
Sirip punggungnya kecil dan membundar di belakang pertengahan punggung.
Dahinya tinggi dan berbentuk bundar, tidak ada moncong seperti lumba-lumba lain.
Sirip dadanya lebar membundar.
Pesut mahakam bergerak dalam kawanan kecil. Walaupun pandangannya tidak begitu tajam dan kenyataan bahwa pesut hidup dalam air yang mengandung lumpur, tetapi pesut merupakan 'pakar' dalam mendeteksi dan menghindari rintangan-rintangan.
Kemungkinan hewan ini menggunakan gelombang ultrasonik untuk mendapatkan lokasi gema seperti yang dilakukan oleh kerabatnya lumba-lumba laut.
Di Kalimantan, populasi hewan ini terus menyusut akibat habitatnya terganggu, terutama makin sibuknya lalu-lintas perairan Sungai Mahakam, serta tingginya tingkat erosi dan pendangkalan sungai akibat pengelolaan hutan di sekitarnya.
Kelestarian Pesut mahakam juga diperkirakan terancam akibat terbatasnya bahan makanan berupa udang dan ikan, karena harus bersaing dengan para nelayan di sepanjang Sungai Mahakam. (Kompas.com/Tribun Kaltim)