Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Di Hari Kecelakaan Maut di Tol Cipularang, Iwan Sengaja Bekerja untuk Beli Sepatu Anak

Iwan merupakan salah seorang pegawai perusahaan plastik. Ketika kecelakaan terjadi, Iwan baru saja selesai mengantar barang ke Bandung

Editor: Sanusi
zoom-in Di Hari Kecelakaan Maut di Tol Cipularang, Iwan Sengaja Bekerja untuk Beli Sepatu Anak
(KOMPAS.com/Muhamad Isa Bustomi)
Ratna (34), istri Iwan, salah satu korban kecelakaan di tol Purbaleunyi, Senin (2/9/2019) 

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Air mata Ratna (34) terus mengalir di pipinya.

Ia masih tak kuasa jika harus mengingat kejadian yang menimpa suaminya, Iwan (34), dalam kecelakaan beruntun di Kilometer 91 Tol Purbaleunyi, Jawa Barat, Senin (2/9/2019).

Iwan tewas dalam peristiwa itu. Iwan merupakan salah seorang pegawai perusahaan plastik. Ketika kecelakaan terjadi, Iwan baru saja selesai mengantar barang ke Bandung dan hendak pulang ke Jakarta.

Ratna bercerita, sebelum meninggal akibat insiden tersebut, ada yang tak biasa dari tingkah laku Iwan. Tepat pada Sabtu (31/8/2019) malam, korban meminta untuk dipotongkan ayam.

Namun, permintaan tersebut ditolak Ratna. Sehari setelahnya, korban justru menjual ayam pemberian dari orangtuanya.

"Minggu siang sebelum malamnya berangkat ke Bandung, almarhum sempat jual ayam dulu katanya buat tambahan beli sepatu bola Ibrahim (anaknya)," ujar Ratna saat ditemui di rumah duka di Kampung Tanggulin, Sepatan Timur Kota, Kabupaten Tangerang, Selasa (3/9/2019).

Menurut Ratna, jauh sebelum korban menjual ayamnya untuk membeli sepatu, sang anak memang telah mengeluhkan kondisi sepatunya.

Berita Rekomendasi

Permintaan yang terus berulang itulah yang membuat Iwan merasa harus memenuhinya.

Bahkan, kata Ratna, korban rela menggunakan hari liburnya untuk masuk kerja demi mendapatkan uang tambahan.

"Minggu itu seharusnya dia libur, tapi akhirnya dia masuk. Katanya buat tambahan juga buat beli sepatu. Minggu malam dia berangkat ke Bandung," ucap Ratna.

Sebelumnya, kecelakaan beruntun terjadi di Tol Purbaleunyi Km 91 yang melibatkan 21 kendaraan dan 8 orang meninggal serta puluhan lainnya terluka.

Para korban yang mengalami insden tersebut dibawa ke rumah sakit berbeda, di antaranya RS MH Thamrin, Rumah Sakit Siloam, dan Rumah Sakit Umum Daerah Purwakarta.

Selain korban tewas, kecelakaan tersebut menyebabkan empat mobil hangus terbakar. Korban tewas adalah penumpang dari mobil yang terbakar tersebut.

Sering kecelakaan di Cipularang

Dari catatan yang dihimpun Kompas.com, setidaknya ada tujuh kecelakaan lain di Cipularang yang banyak disorot media.

Baca: Tak Tega, Pembunuh Bayaran Sempat Berusaha Gagalkan Aulia Kesuma Bakar Jasad Pupung dan Dana

Baca: Syarat Perolehan Suara Pilpres Diuji Materi ke MK

Baca: Empat Jasad yang Belum Teridentifikasi Dipindahkan ke RS Polri Kramat Jati

Salah satunya kecelakaan tunggal di Tol Cipularang pada September 2011 yang menewaskan Virginia Anggraeni, istri penyanyi dangdut Saipul Jamil.

Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Budi Susandi mengatakan, ruas tol ini rawan terjadi kecelakaan jika pengendara tak berhati-hati.

Sebab, jalur tersebut berupa turunan yang panjang.

Baca: Syuting Film Horor, Rizky Nazar Ketakutan Kalau Bisa Lihat Kuntilanak dan Pocong

Baca: Ruben Onsu ketemuan dengan Ayahanda Betrand Peto, Apa yang Mereka Bicarakan?

“Memang ruas tol ini ruas turunan panjang. Jika pengemudi tidak hati-hati, akan rawan terjadi kecelakaan, seperti mobil terguling dan mobil sulit dikendalikan,” ujar Budi dalam telewicara di tayangan langsung Kompas TV, Selasa (3/9/2019).

Sejumlah petugas mengevakuasi bangkai kendaraan bermotor roda empat pascatabrakan beruntun di Tol Cipularang KM 91, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Senin (2/9/2019). Tabrakan beruntun yang melibatkan 21 kendaraan tersebut mengakibatkan delapan orang meninggal dunia dan sejumlah orang lainnya luka-luka. Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Sejumlah petugas mengevakuasi bangkai kendaraan bermotor roda empat pascatabrakan beruntun di Tol Cipularang KM 91, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Senin (2/9/2019). Tabrakan beruntun yang melibatkan 21 kendaraan tersebut mengakibatkan delapan orang meninggal dunia dan sejumlah orang lainnya luka-luka. Tribun Jabar/Gani Kurniawan (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Selain faktor jalan, ada pula faktor kelalaian pengemudi yang melanggar rambu lalu lintas.

Menurut Budi, kondisi jalan yang mulus dan lancar sering kali membuat pengendara meningkatkan kecepatan laju kendaraannya.

Padahal, ada rambu yang mengatur batas kecepatan, yakni minimal 60 kilometer per jam dan maksimal 80 kilometer per jam.

Diatur pula jarak aman 100 meter antarkendaraan.

“Kan kadang tidak dipatuhi karena kondisi jalan mulus, nyaman, sehingga memacu kendaraan setinggi-tingginya,” kata Budi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Di Hari Kecelakaan Beruntun Tol Cipularang, Iwan Sengaja Bekerja untuk Beli Sepatu Anak"

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas