2020, Ke Bandara Kertajati Bisa Lewat Tol Cisumdawu
Danang Parikesit memastikan Jalan Tol Cisumdawu sepanjang 60,84 kilometer, dapat beroperasi pada 2020 mendatang
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pengatur Jalan Tol ( BPJT) kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit memastikan Jalan Tol Cisumdawu sepanjang 60,84 kilometer, dapat beroperasi pada 2020 mendatang.
Dengan demikian, masyarakat Jawa Barat, terutama yang berdomisili di Bandung, Sumedang, Subang, dan sekitarnya dapat memanfaatkan jalan bebas hambatan ini menuju Bandara International Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Majalengka.
"Kami optimistis Tol Cisumdawu beroperasi tahun depan," kata Danang menjawab Kompas.com, di Bandung, Rabu (4/9/2019) malam.
Optimisme Danang terkait dengan hampir rampungnya pekerjaan Seksi I dan II sepanjang 27,62 kilometer yang merupakan porsi pemerintah.
Rinciannya, untuk pekerjaan konstruksi telah mencapai 66,01 persen, dan pembebasan lahan sekitar 86,61 persen.
Baca: Contoh Soal CPNS 2019 dan P3K/PPPK Ramai Beredar Jelang Pendaftaran Dibuka, Begini Tanggapan BKN
Baca: Rekap Chinese Taipei Open 2019 - Indonesia Kirim 9 Wakil ke Perempat Final
Sementara Seksi III hingga VI sepanjang 33,22 kilometer yang merupakan porsi PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT) masih terus dipacu pekerjaannya.
Merujuk data monitoring jalan tol non-Trans Jawa BPJT, perkembangan pembebasan lahan empat seksi terakhir mencapai 15,15 persen, sementara konstruksinya 9,3 persen.
Danang menuturkan, ada dua hal yang mendapat perhatian dalam pembangunan tol yang juga dirancang untuk mendukung pengembangan kawasan segitiga Cirebon, Subang, dan Majalengka (Rebana) ini.
Pertama, memberikan tenggat kepada kontraktor dan investor asal China yang mengerjakan Seksi I dan II.
Sebagai informasi, pengerjaan Tol Cisumdawu memang melibatkan tiga kontraktor asal Negeri Tirai Bambu.
Ketiganya adalah Metallurgy Corporation of China (MCC), China Road and Bridge Corporation (CRBC), dan Shanghai Construction Group (SCG).
Dari total enam seksi, kontraktor China mendapat jatah mengerjakan Seksi I dan II, yang memanfaatkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), selain pinjaman dari investor China.
Oleh karena itu, untuk mengejar target operasional 2020, pihaknya akan memaksa kontraktor China agar mempercepat pekerjaannya.
Jika tidak bisa memenuhi target, pekerjaan konstruksi akan segera dialihkan kepada kontraktor Indonesia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.