Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pria Tewas setelah Serang Polisi karena Tilang, Paman Korban: Tak Sepantasnya Polisi Lakukan Itu

Zaenal Abidin, warga Paok Motong, Kecamatan Masbagik, Lombok Timur, NTB ditemukan tewas. Ia diduga menjadi korban aniaya oleh oknum polisi.

Editor: Ananda Putri Octaviani
zoom-in Pria Tewas setelah Serang Polisi karena Tilang, Paman Korban: Tak Sepantasnya Polisi Lakukan Itu
Capture/YouTube TvOneNews
Zaenal Abidin, warga Paok Motong, Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) ditemukan tewas setelah mendatangi Kantor Satuan Lalu Lintas Polres Lombok Timur. 

TRIBUNNEWS.COM - Zaenal Abidin, warga Paok Motong, Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) ditemukan tewas setelah mendatangi Kantor Satuan Lalu Lintas Polres Lombok Timur.

Kedatangan Zaenal Abidin ke kantor polisi guna mengurus motornya yang ditilang.

Pria berusia 29 tahun itu tewas diduga dianiaya oknum polisi.

Paman korban, Saprudin menjelaskan Zaenal Abidin awalnya mendatangi kantor polisi untuk mengambil motornya yang terkena Operasi Patuh Jaya 2019 bersama keponakannya.

 Ayah dari Anak yang Diduga Lakukan Bully pada Fatir Ungkapkan Tak Kuat dengan Tuduhan dan Hujatan

Pria yang berprofesi sebagai tukang ojek itu mengatakan dirinya mendengar langsung bahwa keponakannya itu tewas dari perbincangan warga.

"Adapun saya sebagai keluarganya baru tahu kemarin sepulang dari nganter penumpang," kata Saprudin seperti dikutip TribunWow.com dari tayangan Kabar Siang yang diunggah kanal YouTube TvOneNews, Selasa (10/9/2019)

"Saya lihat masyarakat kumpul-kumpul dijalan yang membicarakan bagaimana almarhum meninggal. Sebab itu saya berhenti di situ kemudian saya tarik satu orang, saya tanyakan kejadian sebenarnya," imbuh dia.

Berita Rekomendasi

Dari penuturan warga, Saprudin mengatakan bahwa korban dikeroyok dan dipukul oleh oknum polisi hingga tewas.

"Dia (korban) dipukul dikeroyok sama polisi sehingga almarhum mati. Oleh karena itu saya memberi tanggapan kepada mereka (polisi)."

"Kenapa bisa begitu? Tak sepantasnya oknum polisi, dia sebagai pengayom, pelindung masyarakat sampai hati membunuh memukul masyarakatnya, apalagi mengeroyok seperti itu. Kesalahannya seperti apa sih?," ujar Saprudin.

>>> Halaman selanjutnya

Sumber: TribunWow.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas