Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kesaksian Dwi Budhi yang Sudah 6 Tahun Pakai Mobil Pikap Esemka Bima

Dwi Budhi Martono (56), guru otomotif SMK Negeri 2 Surakarta sudah merasakan secara langsung ketangguhan mobil pikap Esemka

Editor: Sanusi
zoom-in Kesaksian Dwi Budhi yang Sudah 6 Tahun Pakai Mobil Pikap Esemka Bima
KOMPAS.com/LABIB ZAMANI
Dwi Budhi Martono (56), guru otomotif SMK Negeri 2 Surakarta bersama mobil pikap Esemka Bima putih miliknya di SMKN 2 Surakarta, Solo, Jawa Tengah, Selasa (10/9/2019).(KOMPAS.com/LABIB ZAMANI) 

TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Dwi Budhi Martono (56), guru otomotif SMK Negeri 2 Surakarta sudah merasakan secara langsung ketangguhan mobil pikap Esemka Bima buatan anak bangsa.

Bahkan, mobil pikap Esemka Bima putih yang sudah dia gunakan selama 6 tahun untuk keperluan sehari-hari, sampai sekarang masih dalam kondisi baik.

"Kondisi mobil saat ini masih layak pakai. Walaupun itu (speedometer-nya) sudah sekitar 300.000 kilometer," ungkap Dwi saat ditemui di SMKN 2 Surakarta, Solo, Jawa Tengah, Selasa (10/9/2019).

Dwi menyampaikan, mobil pikap Esemka Bima miliknya merupakan produk pertama PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka), sebelum diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Mobil tersebut dirakit oleh dirinya bersama 10 siswa di SMKN 2 Surakarta pada 2012.

Proses perakitan mobil menghabiskan biaya produksi sekitar Rp 50 juta.

"Mobil saya yang Esemka Bima ini 1.100 cc tahun 2012. Kemudian teruji dan terdokumentasi keluar BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor) tahun 2013," ujar warga Jajar, Laweyan, Solo, Jawa Tengah tersebut.

Berita Rekomendasi

Dwi sudah membawa mobil Esemka Bima berjelajah ke berbagai daerah di Indonesia.

Ke daerah timur, misalnya Malang, dan Banyuwangi. Kemudian daerah barat seperti Serang, Banten.

Dwi mengaku belum menemukan kendala apapun terhadap mobilnya.

Baik dari faktor mesin, suspensi, dan lain-lain, semua dalam kondisi prima.

"Sampai sekarang masih layak pakai. Masih nyaman. Tidak ada gangguan apa-apa. Paling hanya ganti ban," ujar Dwi.

Di samping berjelajah ke berbagai daerah, Dwi yang juga inisiator Esemka juga pernah menguji mobil Esemka Bima dengan beban muatan barang seberat 750 kilogram hingga 1 ton.

"Saya coba untuk membawa pupuk kompos dari Tasikmadu, Karanganyar ke Selo, Boyolali kuat dengan beban 450 sampai 500 kilogram," tandasnya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas