Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta Kabut Asap di Sumatera, Jokowi Lakukan Salat Minta Hujan hingga Jadwal Penerbangan Terganggu

Fakta Kabut Asap di Sumatera, Jokowi Lakukan Salat Minta Hujan hingga Jadwal Penerbangan Terganggu

Penulis: Anugerah Tesa Aulia
Editor: Daryono
zoom-in Fakta Kabut Asap di Sumatera, Jokowi Lakukan Salat Minta Hujan hingga Jadwal Penerbangan Terganggu
Tribun Pekanbaru
Presiden Jokowi shalat Istisqa (minta hujan) di masjid Komplek lanud Pekanbaru, Selasa (17/9/2019) 

Fakta Kabut Asap di Sumatera, Jokowi Lakukan Salat Minta Hujan hingga Jadwal Penerbangan Terganggu

TRIBUNNEWS.COM - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan saat musim kemarau 2019 di Pulau Sumatera terus meresahkan.

Dikutip fari Kompas.com, BNPB mencatat jumlah hotspot di Pulau Sumatera terpantau dikelompokkan menjadi dua kategori, yakni kategori sedang (30-79 persen), serta sebanyak 2.938 dan kategori tinggi atau lebih dari 80 persen, Jumat (13/9/2019).

Hal tersebut mengakibatkan kabut asap dengan ketebalan yang cukup berbahaya bagi kesehatan.

Selain itu kabut asap tersebut dapat mengakibatkan berbagai penyakit pernapasan.

Berikut ini fakta mengenai kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Riau yang telah berhasil dirangkum oleh Tribunnews.com.

1. Warga mengungsi

Berita Rekomendasi

Fitriyanti (51) warga Jalan Lobak, Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, Riau, terpapar kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) bersama dengan lima anaknya yang masih kecil.

Fitri mengeluhkan berbagai penyakit yang timbul akibat kebakaran hutan dan lahan tersebut, diantaranya batuk, sesak napas dan demam.

"Saya dan anak-anak pada batuk, demam, muntah-muntah, pusing-pusing karena asap," ujar Fitri saat ditemui di posko kesehatan di Kantor DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Riau di Pekanbaru, Senin (16/9/2019) malam yang dikutip dari kompas.com.

Ia juga menceritakan akibat peristiwa tersebut jika anak nomor duanya sudah dua hari demam dan sesak napas, serta mimisan.

Selain itu fitri juga mengkhawatirkan kesehatan para buah hatinya sehingga ia berinisiatif untuk memeriksakan semua anaknya.

Kemudian ia juga mengaku akan mengungsi setelah mendapat pengobatan medis di posko kesehatan.

Baca: Tinjau Lokasi Kebakaran Hutan dan Lahan, Jokowi Soroti 3 Poin Ini

Baca: Pemuda Tega Bacok dan Bakar Nenek Hingga Tewas di Garut, Ini Kronologi dan Motifnya

"Kami mungkin langsung ngungsi, karena kasihan kan anak-anak masih pada sakit semua," ujar Fitri.

Fitri mengatakan, sejak sepekan terakhir kabut asap pekat menyelimuti di sekitar tempat tinggalnya.

Dia juga menyuruh semua anaknya untuk menggunakan masker, agar dampat asap tidak semakin buruk terhadap kesehatan anak-anak.

"Anak-anak saya pakaikan masker. Kalau enggak pakai masker bisa makin para sakitnya," ujarnya.
Dokter Dewi Wijaya mengatakan, seluruh pasien yang ia tangani di posko kesehatan, sebagian besar terdampak kabut asap.

Untuk pencegahan, dokter spesialis paru ini menyarankan agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah.

Ia juga menyarankan agar masyarakat menggunakan masker, perbanyak minum air putih, makan sayur dan vitamin.

"Saya masuk sejak sore sampai malam, ada sekitar 16 pasien yang masuk didominasi anak-anak. Sebagian besar memang terdampak asap, yakni ISPA. Ada yang sesak napas, batuk, demam," kata Dewi.

"Sebisa mungkin hindari kontak langsung dengan asap, yakni dengan cara kurangi keluar rumah," ujar Dewi.

2. Jokowi shalat minta hujan

Presiden Joko Widodo ( Jokowi) mengatakan, telah melakukan berbagai upaya untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Pekanbaru, Riau.

"Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk memadamkan karhutla di Riau. Tapi luasnya lahan yang terbakar menjadi kendala. Apalagi ini kan lahan gambut," ujar Jokowi saat pada wartawan saat meninjau karhutla di Desa Merbau, Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan, Riau, Selasa (17/9/2019) yang dikutip dari kompas.com.

Menurut dia, berbagai upaya telah dilakukan, seperti penambahan 350 personel pemadam.

Saat ini total pemadam ada 5.600 personel.

Kemudian upaya pemadaman dengan water bombing, dan penyemaian garam untuk hujan buatan.

Baca: Mengapa Jokowi Biarkan Revisi UU KPK Bergulir dan Abaikan Penolakan? Ini Analisa Fahri Hamzah

Baca: Imbas Kebakaran Lahan, Beruang Hutan dan Rusa Kehilangan Habitat

Tak hanya upaya secara teknis, Jokowi juga melakukan upaya lainnya, yakni melaksanakan shalat istisqa atau shalat minta hujan.

"Upaya pemadaman udah, kemudian doa juga sudah. Kita panjatkan ritualnya sudah kita lakukan shalat minta hujan. Tadi malam juga shalat istisqa," ujar Jokowi.

Namun, yang paling tepat itu adalah pencegahan sebelum terjadinya kebakaran.

"Kalau ada titik langsung dipadamkan itu yang tepat. Tapi ini karena berhadapan dengan hutan gambut luas, kalau apinya sudah banyak seperti ini tidak mudah (memadamkan)," terang Jokowi.

Untuk itu, Jokowi meminta kepada masyarakat, agar tidak membakar lahan.

Jika masyarakat masih kedapatan melakukan hal tersebut, pemerintah akan melakukan penindakan tegas.

"Pemerintah akan menindak tegas pelaku karhutla, baik perorangan maupun koorporasi (perusahaan). Termasuk upaya hukum sudah kita lakukan, baik perorangan dan korporasi tindakan tegas," kata Jokowi.

3.Penerbangan terganggu

Pembatalan sudah berlangsung sejak Sabtu (14/9/2019), dan hingga saat ini belum jelas apakah ada penerbangan atau tidak.

Direktur Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) Hang Nadim Batam, Suwarso mengatakan, pembatalan penerbangan dari dan tujuan Pontianak dari Bandara Hang Nadim, Batam dikarenakan tebalnya kabut asap yang menyelimuti udara di Pontianak.

Hal tersebut membuat jarak pandang di Bandara Supadio tidak memungkinan untuk dilakukan penerbangan.

Begitu juga untuk penerbangan hari ini, dari dan tujuan Pontianak dari Batam juga belum jelas apakah dibatalkan atau bisa dilakukan.

“Seharusnya pagi tadi ada jadwal penerbangan dari Pontianak ke Batam menggunakan maskapai Citilink. Namun, hingga saat ini tidak ada,” kata Suwarso saat dihubungi, Selasa (17/9/2019).

Baca: Hari Kedua Tinjau Karhutla, Jokowi Ikut Salat Istisqa Minta Turun Hujan di Riau

Baca: AP II Pastikan Tak Ada Perubahan Nama Terminal Bandara Soekarno-Hatta

Begitu juga untuk penerbangan sebaliknya yang menggunakan maskapai Citilink dari Batam ke Pontianak, juga belum jelas bisa berangkat karena buruknya jarak pandang di bandara Supadio, Pontianak.

Hal sama juga dialam maskapai Lion Air.

“Biasanya jika sampai pukul 15.00 WIB tidak ada kejelasan dari Bandara Supadio, penerbangan dibatalkan,” jelasnya.

Untuk Batam, lanjut Suwarso, meski saat ini juga sedang dilanda kabut asap, tapi jarak pandang di Bandara Hang Nadim masih terbilang normal.

Namun tetap dalam situausi waspada.

Untuk jadwal penerbangan yang mengalai pembatalan dari Bandara Hang Nadim, hanya tujuan Bandara Supadio, Pontianak.

Sementara untuk tujuan daerah lain yang juga mengalami kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap seperti Pekanbaru, Riau, Sumatra Barat, dan sejumlah provinsi lainnya masih normal untuk jadwal penerbangan.

“Jadi yang batal hanya tujuan Pontianak dari Bandara Hang Nadim, Batam,” ujarnya.

(Tribunnews.com/Anugerah Tesa Aulia/Kompas.com/Kontributor Pekanbaru, Idon Tanjung/Kontributor Batam, Hadi Maulana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas