Pengakuan Rini, Demi Bayar Utang Terpaksa Bawa 2 Anaknya Mengemis Setelah Ditinggal Suaminya
Curhatan Rini, Demi Bayar Utang Terpaksa Bawa Dua Anaknya Mengemis Setelah Ditinggal Suaminya
Penulis: Anugerah Tesa Aulia
Editor: Sri Juliati
Curhatan Rini, Demi Bayar Utang Terpaksa Bawa Dua Anaknya Mengemis Setelah Ditinggal Suaminya
TRIBUNNEWS.COM - Rini Sibuea mengaku terpaksa membawa keduanya anaknya untuk mengemis di pojok Ruang Curhat Helvetia di kantor Polsek Medan Helvetia, Kamis (19/9/2019).
Rini mengaku sudah enam bulan mengemis, tepatnya setelah suaminya meninggal dunia.
Sebelumnya Rini juga pernah bekerja.
Sayang, pekerjaannya itu tidak bertahan lama sehingga mengemis menjadi pilihan terakhirnya.
Rini mengungkapkan, saat mengemis dirinya membawa dua anaknya yang masih berusia 6 tahun dan 1,5 tahun.
"Sebenarnya ada anaknya satu lagi. Umurnya 4 tahun. Tapi dia tidak ikut karena mempunyai penyakit sesak," katanya.
Baca: Kisah Pengemis Berduit Puluhan Juta asal Sragen: Selalu Tolak Uang dari Anak, Tak Mau Merepotkan
Baca: VIRAL Video Pengemis Meminta-minta sambil Nangis, tapi Ekspresinya Berubah saat Tak Ada Orang Lewat
"Kadang dapat Rp 50 ribu, kadang enggak ada dapat sama sekali. Ini hanya untuk menutupi kebutuhan hidup. Saya banyak utang, makanya harus kerja begini," ujarnya yang dikutip dari Kompas.com.
Tak hanya Rini, Efi Sanora Sihombing (28) warga Jalan Padang, Gang Perintis, Kelurahan Bantan, Kecamatan Medan Tembung juga melakukan hal yang sama.
Efi mencurahkan isi hatinya jika dirinya terpaksa membawa kedua anaknya yang berusia 2,5 tahun dan 6 tahun untuk mengemis.
Ia mengatakan, keadaanlah yang memaksanya untuk mengemis demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dirinya rela mengemis karena desakan ekonomi serta harus membiayai sekolah anaknya yang baru duduk kelas 1 SD.
Efi juga harus memenuhi segala kebutuhan hidup semua anaknya.
Efi mengaku mulai mengemis semenjak sang suami meninggalkannya merantau ke luar kota dan hanya pulang dua bulan sekali.
Baca: Syamsul Arifin: Saya Bangga, Kakak Saya Imam Nahrawi Telah Gentle Akan Ikuti Proses Hukum
Baca: Tak Hanya Crop Foto Barbie Kumalasari, Ruben Onsu Akui Sengaja Unfollow Istri Galih Ginanjar: Berhak
Dirinya juga menceritakan jika ia mulai mengemis pada pukul 18.00 WIB dan pulang pada pukul 22.00 WIB.
Ibu dua orang anak ini mengaku jika dalam sehari ia bisa mengumpulkan uang antara Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu.
Selain itu pengakuan mengejutkan datang dari Jeni br Sihotang, salah satu ibu dari 20 anak yang jadi pengemis mengatakan, ada dua anaknya yang jadi pengemis, berumur 13 tahun dan 12 tahun.
Awalnya, Jeni tak mengetahui jika sang anak tersebut mengemis, ia taunya bahwa anaknya mengamen.
Namun, setelah ke lapangan dia baru tahu anaknya juga jadi pengemis.
Aktivitas itu ternyata sudah dilakukan anak Jeni sejak tiga bulan lalu.
Jeni mengaku membiarkan anaknya mengemis karena faktor ekonomi.
Setiap kali mengemis, kedua anak Jeni bisa mendapatkan uang Rp 25.000 hingga Rp 50.000.
"Anak saya ini bilang, 'Mak aku mau membantu karena uang sekolah kurang'. Istilahnya, dapat Rp 10.000 kasih emak lah," ujar.
Baca: Mamah Muda Bunuh Anak Tirinya karena Kesal dengan Anak Kandunganya, Pelampiasan hingga Tewas
Baca: Teror Misterius di Purworejo, Tiba-tiba Masuk Rumah Matikan Lampu dan Meraba Perempuan Sasarannya
Jeni mengaku salah dengan membiarkan kedua anaknya mengemis. Namun, dia mengaku tidak pernah memaksa anaknya untuk bekerja.
"Memang saya tahu, saya akui itu salah. Salah orangtua. tapi karena ekonomi, itu salah bagi negara ya, tapi karena kami kekurangan."
"Anak itu tidak boleh dipaksa kerja. Orangtua yang bekerja kan gitu ya. Tapi kami tidak memaksa, seberapa mau pergi, pergi, tidak, tidak," katanya.
Kapolrestabes Medan Kombes Dadang Hartanto mengatakan, sempat meminta keterangan Agus, sopir angkot yang biasa mengantarkan para pengemis.
Agus mengaku sudah lima kali membawa para pengemis dari tempat tinggal mereka di Gang Padang, Jalan Letda Sujono, Kecamatan Medan Tembung.
Diberitakan sebelumnya, Polsek Medan Helvetia mengamankan 20 anak dan 5 perempuan dewasa karena meminta-minta di malam hari di sejumlah titik membawa serta anak-anak di bawah umur.
Baca: 6 Fakta Imam Nahrawi Jadi Tersangka Kasus Suap KONI, Diduga 2 Kali Terima Uang hingga Pengakuan Staf
Baca: Viral Pria Ini Diserang Stroke Jelang Pernikahan, Alasan Wanita Mau Menerima Bikin Tamu Menangis
Kombes Pol Dadang Hartanto mengatakan, penanganan mereka menjadi sasaran prioritas karena aktivitas mereka membawa anak-anak di bawah umur.
Menurutnya, Kota Medan tidak boleh ada pengemis yang membawa serta anak-anak, terutama di bawah lima tahun.
Sementara itu, Kapolsek Medan Helvetia Kompol Sah Udur Sitinjak mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan dan belum menetapkan tersangka.
Kepala Dinas Sosial Kota Medan, Endar S. Lubis mengatakan, solusi yang akan diberikan adalah mememberikan keterampilan kepada mereka agar dapat meningkatkan perekonomian mereka.
Selain melakukan assesment pihaknya juga akan melakukan kunjungan ke rumahnya.
Baca: Didoakan Berjodoh dengan Ustaz oleh Sahabat, Nikita Mirzani Menolak & Singgung Poligami
Jika ditemukan fakta bahwa orangtua tidak bertanggung jawab, maka anaknya akan diangkat menjadi anak negara dan dirawat di rumah penampungan untuk dididik.
Saat penangkapan, polisi juga mengamankan 20 anak yang disuruh menjadi pengemis.
Anak-anak tersebut dijadikan pengemis di Simpang Jalan Sei Sikambing, Jalan Kapten Muslim dan Jalan Gatot Subroto, Medan.
(Tribunnews.com/Anugerah Tesa Aulia/Kompas.com/Kontributor Medan, Dewantoro)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.