Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Abu Razak, Pimpinan KKB yang Tewas Saat Kontak Tembak dengan Polisi Pernah Dipenjara dan Jadi DPO

Abu Razak yang baru saja tewas dalam kontak tembak adalah pelaku kriminal yang paling getol diuber oleh aparat kepolisian di Aceh.

Penulis: Subur Dani
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Abu Razak, Pimpinan KKB yang Tewas Saat Kontak Tembak dengan Polisi Pernah Dipenjara dan Jadi DPO
Sumber Kepolisian
Foto saat Abu Razak jadi DPO semasa hidupnya. 

Laporan Wartawan Serambi, Subur Dani

TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Tim kepolisian gabungan dari Polda Aceh dan polres jajaran, Kamis (19/9/2019) sore berhasil melumpuhkan kelompok kriminal bersenjata (KKB) dalam kontak tembak sekitar 15 menit di kawasan jembatan keude Tringgadeng, Pidie Jaya.

Pimpinan KKB itu, Abu Razak (53) tewas bersama tiga anggotanya setelah timah panas bersarang di tubuh mereka.

Abu Razak, mungkin tidak asing, namanya pernah didengungkan oleh polisi sebagai salah satu anggota kelompok kriminal bersenjata di Aceh dalam beberapa tahun terakhir.

Namun perlu diketahui, Abu Razak dimaksud bukanlah Abu Razak (Kamaruddin Abubakar), elite Partai Aceh yang juga salah satu eks pentolan GAM.

Abu Razak yang baru saja tewas dalam kontak tembak adalah pelaku kriminal yang paling getol diuber oleh aparat kepolisian di Aceh dalam beberapa tahun terakhir.

Abu Razak dalam catatan kepolisian pernah bergabung dengan kelompok Din Minimi di Aceh Timur, tahun 2015 silam.

Baca: 5 Fakta Dory Harsa, Penabuh Gendang Didi Kempot, Dulu Drummer, Pernah Nangis karena Ambyar

Baca: Tak Sangka Kedatangan Sosok Ini, Lamaran Vicky Prasetyo Berubah Tegang & Sahila Hisyam Menangis

Berita Rekomendasi

"Namanya Tun Sir Muhammad Azrul Mukminin Alkahar alias Abu Razak. Dia adalah pimpinan kelompok bersenjata di Aceh," kata Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Pol Ery Apriyono, Jumat (20/9/2019).

Kombes Ery menjelaskan, jejak Abu Razak dalam kelompok kriminal bersenjata dimulai setelah perdamaian Aceh.

Jauh sebelum itu, pada tahun 1999, Abu Razak sempat bergabung dengan GAM di Wilayah Batee Iliek Bireuen dengan peran memperbaiki/service senjata.

"Tahun 2005 pascaperdamaian RI dengan GAM, Abu Razak berbaur dengan masyarakat dan bekerja sebagai petani," kata Ery.

Di tahun 2008, Abu Razak kata Ery, melakukan tindak pidana intimidasi menggunakan senjata api.

"Dia melarang WNA melakukan aktivitas pertambangan di Aceh Barat. Lalu polisi mengamankannya dan dia menjalani vonis 1 tahun 6 bulan penjara di LP Salemba Jakarta Pusat," kata Ery.

Foto saat Abu Razak jadi DPO semasa hidupnya.
Foto saat Abu Razak jadi DPO semasa hidupnya. (Sumber Kepolisian)

Tahun 2010, Abu Razak selesai menjalani hukuman lalu pulang ke Aceh.

"Saat itu dia tidak memiliki pekerjaan tetap," kata Kombes Ery.

Selanjutnya, pada Jumat 20 Maret 2015, Abu Razak bergabung dengan kelompok kriminal bersenjata pimpinan Din Minimi di Aceh Timur.

Atas tindak kejahatan yang dilakukannya, Abu Razak berhasil diamankan petugas kepolisian tepatnya pada Jumat 10 April 2015.

"Yang bersangkutan berhasil diamankan oleh Polda Aceh karena terlibat kasus kelompok Din Minimi. Dia kemudian divonis 5 tahun 6 bulan penjara dan menjalani hukuman di LP Kelas IIA Lhokseumawe," jelas Kombes Ery.

Mendekam di penjara, Razak kemudian mencari cara agar bisa lolos dari sana.

Benar saja, dua tahun setelah itu, Abu Razak berhasil melarikan diri dari balik jeruji besi, dia kabur tepatnya pada Senin 18 September 2017.

"Kemudian dia ditetapkan sebagai DPO Polres Lhokseumawe dengan nomor DPO/81/IX/2018/Reskrim Polres Lhokseumawe," ujar Ery.

Lama tak terdengar kabar, pada Kamis 12 September 2019, tepatnya di Bukit Cerana Gampong Ie Rhob Timu Kecamatan Simpang Mamplam, Bireuen, Abu Razak melakukan pencurian dengan kekerasan (curas) terhadap korban atas nama Baital.

Baca: Curiga Istrinya Selingkuh, Seorang Pria Tebas Dokter di Puskesmas Abiansemal

Baca: PKS Serukan Mobilisasi Bantuan dan Salat Istisqa Nasional

"Kerugiannya Rp 30 juta," kata Ery.

Atas Laporan korban, polisi kemudian menguber pelaku yang diketahui melancarkan aksi bersama empat anggotanya.

Dan pada Kamis 19 September 2019, sekira pukul 18.00 WIB, Abu Razak bersama tiga anggotanya berhasil disergap tim.

Mereka tewas dalam kontak tembak dengan personel Satgas KKB Polda Aceh.

"Mereka tewas dalam kontak tembak setelah sebelumnya memang dilakukan pengejaran oleh tim," kata Kombes Pol Ery Apriyono.

Kronologis

Kontak tembak antara aparat keamanan dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang berjumlah lima orang, terjadi di jembatan Gampong Keudee, Kecamatan Trienggadeng, Pidie Jaya (Pijay).

Tiga dari lima anggota KKB dipastikan tewas.

Aparat Ditreskrim Polda Aceh bersama anggota Polres Pidie, Kamis (21/5) mengevakuasi jasad anggota kelompok Din Minimi, Yusliadi bin Rusli (27) alias Mae Pong yang tertembak dalam kontak tembak antara TNI/Polri dengan kelompok bersenjata tersebut, Rabu (20/5) pukul 23.30 WIB di Desa Bayu Gintong, Kecamatan Grong-Grong, Pidie. Dalam peristiwa itu tiga orang tewas. SERAMBI/IDRIS ISMAIL
Aparat Ditreskrim Polda Aceh bersama anggota Polres Pidie, Kamis (21/5) mengevakuasi jasad anggota kelompok Din Minimi, Yusliadi bin Rusli (27) alias Mae Pong yang tertembak dalam kontak tembak antara TNI/Polri dengan kelompok bersenjata tersebut, Rabu (20/5) pukul 23.30 WIB di Desa Bayu Gintong, Kecamatan Grong-Grong, Pidie. Dalam peristiwa itu tiga orang tewas. SERAMBI/IDRIS ISMAIL (Dok. Serambinews.com)

Sementara satu lainnya kritis dan seorang lagi ditangkap.

Peristiwa yang terjadi menjelang Magrib ini mengagetkan masyarakat sekitar.

Apalagi lokasi kejadian berada di pusat Kecamatan Trienggadeng, dan sempat memacetkan jalur lalu lintas Jalan Medan-Banda Aceh.

Kapolres Pidie, AKBP Andy Nugraha Setiawan Siregar SIK, melalui Kasat Reskrim, Iptu Eko Rendi Oktama, saat ditanyai Serambi, tadi malam, membenarkan adanya kontak tembak tersebut.

"Kontak tembak dengan anggota KKB itu terjadi persis di Jembatan Keudee Trienggadeng atau pusat Kecamatan Trienggadeng," katanya.

Saat itu, Kapolres mengaku masih berada di lokasi kejadian dan sedang melakukan evakuasi korban.

"Saat ini, kami masih di lokasi sedang mengevakuasi korban dari pihak KKB," imbuh Eko.

Informasi yang diperoleh Serambi tadi malam, saat kejadian, kelompok KKB yang menggunakan mobil Avanza sedang bergerak dari arah Bireuen menuju Banda Aceh.

Pergerakan mereka ternyata tercium aparat Polda Aceh, sehingga dilakukan pengejaran.

Pengejaran itu ternyata diketahui oleh anggota KKB.

Baca: Perawat Dibunuh Tetangganya karena Menolak Berhubungan Badan, Pelaku Nekat Setubuhi Jasad Korban

Baca: 4 FAKTA Temanggung Tetapkan Hari Jumat sebagai Hari Minum Kopi

Setiba di Jembatan Gampong Keudee, Kecamatan Trienggadeng, Pidie Jaya, sekitar pukul 18.20 WIB, kelompok tersebut mulai menembaki aparat.

Tembakan itu dibalas oleh aparat dan mengenai sang sopir, sehingga mobil yang tumpangi KKB berhenti.

"Menyadari mobil dibuntuti, anggota KKB melepaskan tembakan ke arah mobil polisi dari arah belakang," kata sumber kepolisian kepada Serambi.

Kelima anggota KKB berhasil dikepung aparat dari berbagai penjuru.

Meski demikian, mereka tetap melakukan perlawanan dengan menembaki aparat menggunakan senjata api laras panjang.

Setelah kontak tembak selama 10 menit, polisi akhirnya berhasil melumpuhkan kelompok bersenjata tersebut.

"Saat mobil digeledah, empat anggota KKB tertembak dan satu selamat," kata dia.

Ia menjelaskan, empat orang yang tertembak masing-masing Abu Razak, Zulfikar, Hamni dan Wan Neraka.

Dari empat orang itu, hanya Wan Neraka yang masih hidup, namun kondisinya kritis.

Wan Neraka, Abu Razak, Zulfikar, kemudian dibawa ke RSUD Sigli.

Belakangan Wan Neraka dirujuk ke Banda Aceh.

Sementara satu lagi korban tewas, Hamni, dan satu orang yang selamat Wan Ompong dibawa polisi ke Bireuen.

Baca: Perjuangan Tak Kenal Lelah Para Petugas Pemadam Kebakaran Hutan, Makan Seadanya dan Kelelehan

Baca: Dampak Kemarau Panjang, Harga Cabai Rawit di Baubau Tembus Rp 150 Ribu Per Kg

"Sebenarnya polisi mau mencegat di kawasan sepi, tapi pelaku lebih dahulu melepaskan tembakan," jelasnya.

Polda Aceh membenarkan terjadi kontak tembak antara aparat kepolisian dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di jembatan Gampong Keudee, Kecamatan Trienggadeng, Pidie Jaya (Pijay) Kamis (19/9/2019) sore.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dir Reskrimum) Polda Aceh, Kombes Pol Agus Sartijo, kepada Serambi mengatakan, para anggota KKB tersebut adalah kelompok yang melakukan tindak kriminal.
"Iya, anggota KKB, mereka meras dan ngancam pakai senjata api panjang," kata Agus Sartijo.

Mantan Dir Narkoba Polda Aceh ini juga mengungkapkan, setelah kontak tembak itu, polisi menyita beberapa pucuk senjata api di lokasi kejadian.

"Kita sita senjata api jenis AK beserta magasin, sangkur, dan beberapa lainnya. Untuk informasi lengkap nanti akan kami sampaikan lebih lanjut," kata dia.

Sementara itu, berdasarkan informasi yang diperoleh Serambi, ketiga anggota KKB yang tewas itu adalah Abu Razak, Zulfikar, dan Hamni.

Sementara Wan Neraka yang kondisinya kritis sudah diboyong ke Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh. (c43/naz/dan)

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Ini Jejak Abu Razak, Pimpinan KKB yang Tewas dalam Kontak Tembak di Pidie Jaya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas