Palangkaraya Diguyur Hujan 30 Menit Usai Ditaburi Garam, Warga Tetap Khawatir, Asap Masih Pekat
enaburan garam di awan Kalimantan Tengah untuk membuat hujan dengan rekayasa cuaca berhasil. Hujan turun, meski hanya setengah jam saja.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, PALANGKARAYA - Upaya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan penaburan garam di awan Kalimantan Tengah untuk membuat hujan dengan rekayasa cuaca berhasil. Hujan turun, meski hanya setengah jam saja.
Namun hujan yang turun hanya membasahi sebagian wilayah sekitar Palangkaraya saja.
Meski bersyukur dan senang, karena hampir sebulan hujan tidak kunjung turun, sebagian warga lainnya malah mengkhawatirkan hujan tanggung tersebut.
Betapa tidak, selama ini ketika hujan yang turun tanggung atau tidak dengan intensitas tinggi dan hanya berlangsung sekitar setengah jam, malah semakin memperparah munculnya kabut asap, karena lahan gambut yang terbakar pada bagian bawahnya tidak tersiram air.
Biasanya, ketika bagian bawah lahan gambut terbakar dan bagian atasanya basah,malah menimbulkan kabut asap yang semakin menjadi-jadi.
"Saya senang saja ada hujany tapi kalo cuma sebentar dan dalam sepekan mendatang cuma sekali ini biasanya asapnya malah tambah banyak," ujar Nasrudin warga Palangkaraya, Minggu (22/9/2019).
Sementara itu, kondisi kabut asap di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, hingga Minggu (22/9/2019) juga masih pekat , asap dampak kebakaran hutan dan lahan di Sampit ini, terpantau melalui data BMKG setempat, masih dalam kondisi tidak sehat hingga level berbahaya.
Ini karena, belum ada sama sekali terjadi hujan di Wilayah Kotawaringin Timur tersebut,.
Sedangkan kebakaran lahan terus terjadi sehingga kabut asap sulit di hilangkan.
Sementara itu, upaya membantu warga yang mengalami sesak nafas terus dilakukan dengan membuka rumah oksigen.
Demikian juga dengan pembagian masker secara gratis juga terisllus dilakukan oleh pemerintah dan relawan.
Demikian pula dengan upaya edukasi kepada anak-anak dilakukan oleh Relawan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan menyisir pemukiman pinggiran Sungai Kajayan difokuskan pada anak-anak.
"Dalam kondisi udara berasap yang tidak sehat seperti sekarang, ketika keluar rumah harus menggunakan masker dan pentingnya untuk tidak melakukan pembakaran sembarangan karena dampaknya yang sangat berbahaya," ujar Ketua DPW PKS Kalteng, Heru Hidayat.
Relawan PKS Kota Palangkaraya juga membantu memberikan masker gratis dan oksigen gratis dengan cara mendatangi kawasan pemukiman padat penduduk tersebut ungkap Rahmat Joko Santoso selaku Koordinator Relawan, tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.