Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wabub Klungkung Made Kasta Menangis Dengar Perjuangan Hidup Kakak Beradik Yatim Piatu Sejak Kecil

Kadek Suardana (15) dan I Komang Juniarta (13) sektika tersenyum, ketika rombongan Wabup Made Kasta datang kerumahnya

Editor: Sugiyarto
zoom-in Wabub Klungkung Made Kasta Menangis Dengar Perjuangan Hidup Kakak Beradik Yatim Piatu Sejak Kecil
Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Kisah Hidup Kakak Beradik Yatim Piatu di Klungkung, Telusuri Sungai Cari Sayuran Liar Untuk Dijual 

" Saya tidak pilih-pilih kerjaan, tidak pernah terlintas rasa gengsi atau sebagainya. Saya juga tetap membantu bibi dengan jadi buruh memanjat pohon, walau masih takut dengan kejadian yang dialami bapak saya dulu. Semoga saya selalu selamat," ungkapnya.

Jika dagangannya laku, biasanya keduanya bibinya dapat berjualan Rp 15 ribu sampai Rp 25 ribu setiap harinya.

Uang itu diberikan kepada keduanya untuk bekal sekolah, membeli buku, atau ditabung oleh keduanya untuk keperluan lainnya.

Beruntung untuk biaya sekolah, mereka sudah ditanggunh sekolah. Hanya buku tulis dan LKS yang mereka kadang cicil untuk membelinya.

" Kadang beli buku LKS, urunan dengan teman sebangku," ujar Suardana

Keduanya pun tercatat sebagai siswa yang berprestasi, karena menjadi atlet lompat tinggi di sekolahnya.

Bahkan sang kakak sempat beberapa kali mengikuti Porsenijar, dan saat masih SD sempat mendapat juara dibidang atletik.

Berita Rekomendasi

" Saya dan adik, sempat ikut-ikut lomba loncat jauh," ungkapnya.

Hidup dengan penuh keterbatasan tidak membuat keduanya putus asa. Keduanya tetap memiliki cita-cita yang mereka harap dapat tercapai suatu saat nanti.

Kadek Suardana yang meniliki tubuh tegap, berharap suatu saat nanti dapat menjadi polisi.

Sementara sang adik, Komang Juniarta berharap dapat menjadi seorang chief atau koki yang handal. Mereka pun masih memiliki untuk dapat bersekolah ke jenjang setinggi-tingginya.

"Kami tetap berharap dapat bersekolah hingga ke jenjang yang tinggi. Oleh sebab itu kami bekerja keras, kami ingin berusaha untuk dapat hidup lebih baik lagi kedepannya," ujar Suardana.

Sementara sang bibi, Ni Wayan Sadiari yang seorang diri mengasuk dua keponakannya tersebut, mengaku sangat bengga.

Ia tidak sekalipun membiarkan dua keponakannya itu sampai putus sekolah. Bahlan diusuianya yang sudah cukup renta, ia masih berusaja merawat kakak beradik yang sudah dianggapnya sebagai anak kandung sendiri tersebut.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas