Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Teriak Revolusi saat Ikut Demo, Pelajar SMP: Tidak Tahu Apa Revolusi Itu, Hanya Dengar-dengar saja

Saat ditanya soal arti kata revolusi, SY mengaku tidak tahu. Dirinya hanya tahu dari teriakan para mahasiswa dan melihat di televisi.

Editor: Sanusi
zoom-in Teriak Revolusi saat Ikut Demo, Pelajar SMP: Tidak Tahu Apa Revolusi Itu, Hanya Dengar-dengar saja
KOMPAS.COM/TAUFIQURRAHMAN
Pelajar tingkat SMP dan SMA di Kabupaten Pamekasan mengikuti unjuk rasa ke kantor DPRD Pamekasan, Jumat (27/9/2019).(KOMPAS.COM/TAUFIQURRAHMAN) 

TRIBUNNEWS.COM, PAMEKASAN - Ratusan pelajar dari berbagai sekolah di Kabupaten Pamekasan, mengikuti unjuk rasa bersama dengan seribu lebih mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di kabupaten Pamekasan, Jumat (27/9/2019). Unjuk rasa digelar di depan kantor DPRD Pamekasan.

Para pelajar masih lengkap mengenakan seragam masing-masing. Seperti seragam pramuka dan seragam berwarna hijau khas salah satu madrasah negeri di Pamekasan. Mereka tidak hanya berasal dari tingkat SMA sederajat, namun juga ada dari tingkat SMP.

Baca: Apresiasi Demonstrasi Mahasiswa, Hari Ini Jokowi akan Bertemu Mahasiswa

Baca: Randy, Mahasiswa Kendari yang Tewas Tertembak Saat Berunjuk Rasa Dikenal Ramah dan Berkelakuan Baik

Mereka ikut berjalan kaki bersama dengan para mahasiswa, mulai dari monumen Arek Lancor Pamekasan menuju kantor DPRD Pamekasan. Di jalan, mereka ikut-ikutan teriak kata "revolusi".

Selain itu, mereka juga ikut membawa poster yang berisi tulisan dukungan kepada KPK. Seperti poster bertuliskan "Biarkan perasaanku saja yang surut DPRD jangan turut ikut. #RIP KPK."

SY, salah satu pelajar SMP di Pamekasan mengatakan, dirinya bersama puluhan teman-teman lainnya datang ikut aksi unjuk rasa karena diajak teman-temannya dari sekolah lain.

"Tadi saya terlambat masuk sekolah kemudian diajak ikut demo," ujar SY, salah satu siswa yang mengaku sekolahnya di Desa Bettet, Kecamatan Pamekasan.

Saat ditanya soal arti kata revolusi, SY mengaku tidak tahu. Dirinya hanya tahu dari teriakan para mahasiswa dan melihat di televisi.

Berita Rekomendasi

"Tidak tahu apa revolusi itu. Hanya dengar-dengar saja," imbuhnya.

SY dan teman-temannya mengaku tidak takut meskipun akan disanksi oleh gurunya karena ikut demonstrasi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pelajar SMP Ikut Demo, Teriak Revolusi, Tak Paham Artinya"

Diundang ke Istana

Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) seluruh Indonesia merespon undangan dari Presiden Jokowi untuk berdialog di Istana Negara Jakarta, Jumat (27/9/2019).

Atas undangan itu, BEM Seluruh Indonesia ‎bersedia bertemu dengan Jokowi asalkan pertemuan dilakukan terbuka sehingga disaksikan masyarakat secara langsung.

"Menyikapi ajakan pertemuan dengan Presiden Jokowi, Aliansi BEM Seluruh Indonesia hanya bersedia bertemu apabila dilaksanakan terbuka dan disaksikan langsung oleh publik melalui kanal televisi nasional," ucap Koordinator Pusat Aliansi BEM Seluruh Indonesia, M Nurdiansyah dalam ‎keterangan tertulisnya.

Pertemuan itu juga harus menjamin bahwa nantinya akan ada kebijakan yang kongkret demi terwujudnya tatanan masyarakat yang lebih baik.

 

Baca: Ini Sosok Musisi Muda Ananda Badudu yang Ditangkap Polisi Diduga Terkait Demo Mahasiswa di DPR

Baca: Sinopsis Maximum Risk, Tayang di Bioskop Trans TV Malam Ini Pukul 23.00 WIB

"Presiden harus menyikapi berbagai tuntutan mahasiswa yang tercantum di dalam 'Maklumat Tuntaskan Reformasi" secara tegas dan tuntas," tegas M Nurdiansyah.

Nurdiyansyah mengatakan tuntutan mahasiswa telah disampaikan secara jelas di berbagai aksi maupun media.

Menurutnya, yang dibutuhkan saat ini bukanlah sebuah pertemuan tetap sikap tegas Jokowi terhadap tuntutan mahasiswa.

Menengok ke belakang, ‎Nurdiyansyah mengungkapkan belajar dari pertemuan BEM seluruh Indonesia dengan Jokowi di 2015, pertemuan itu digelar terurup dan hasilnya malah membuat gerakan mahasiswa menjadi terpecah belah.

Ribuan mahasiswa saat menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019). Pada demo yang menolak Revisi UU KPK dan menolak RKUHP berakhir rusuh. Tribunnews/Jeprima
Ribuan mahasiswa saat menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019). Pada demo yang menolak Revisi UU KPK dan menolak RKUHP berakhir rusuh. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

"Dalam sejarah lima tahun lalu, ruang dialog dengan pemerintah sangat terbatas. Aliansi BEM Seluruh Indonesia pernah diundang ke Istana Negara satu kali pada 2015. Akan tetapi undangan tersebut dilakukan di ruang tertutup. Hasilnya jelas, gerakan mahasiswa terpecah," imbuhnya.

Baca: Sempat 2 Kali Tolak Tuntutan Mahasiswa, Presiden Jokowi Pertimbangkan Terbitkan Perppu Cabut UU KPK

Undangan Jokowi

Sebelumnya, Jokowi mengatakan mengundang perwakilan mahasiswa, terutama yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Jokowi bakal bertemu dengan mereka di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (27/9/2019).

"Besok (hari ini) kami akan bertemu dengan para mahasiswa terutama dari BEM," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (26/9/2019) kemarin.

Jokowi menghargai aksi demonstrasi yang dilakukan ribuan mahasiswa di sejumlah daerah, termasuk di Gedung MPR/DPR, Jakarta.

Menurutnya, aksi turun ke jalan yang dilakukan para mahasiswa sebuah bentuk demokrasi di Indonesia.

Ketika bertemu dengan puluhan tokoh senior di Istana Merdeka, Jokowi juga menegaskan jangan ada pihak-pihak yang meragukan komitmen dirinya atas demokrasi di Indonesia.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas