Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bayi Kembar yang Memiliki 4 Tangan dan 4 Kaki Meninggal Dunia, Berikut Penjelasan Dokter

Bayi kembar parasit yang memiliki empat tangan dan empat kaki asal Buleleng meninggal dunia di RSUP Sanglah Denpasar.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Bayi Kembar yang Memiliki 4 Tangan dan 4 Kaki Meninggal Dunia, Berikut Penjelasan Dokter
Humas RSUP Sanglah
Bayi kembar parasit saat menjalani perawatan di ruang NICU RSUP Sanglah, Denpasar, Rabu (25/9/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Bayi kembar parasit yang memiliki empat tangan dan empat kaki asal Buleleng meninggal dunia di RSUP Sanglah Denpasar, Minggu (29/9/2019) pukul 16.50 Wita.

Kepala Instalasi Rawat Inap RSUP Sanglah, dr Wayan Dharma Artana, SpA mengatakan, bayi yang belum diberi nama itu sempat stabil setelah operasi, Rabu (25/9/2019) lalu.

Namun, setelah itu kondisinya terus menurun.

"Bayi sempat stabil ketika pertama dioperasi, namun kondisi menurun bahkan ketika dirawat di ruang NICU bayi menggunakan ventilator, artinya ia menggunakan alat bantu napas. Pasien dinyatakan meninggal jam 16.50 kemarin," ujarnya, Senin (30/9/2019).

Dijelaskannya, anak dari pasangan Made Mujana (43) dan Made Gorsi (38) ini mengalami permasalahan emergency (darurat) seperti dehidrasi, hipotermi dan infeksi.

Baca: Keanehan Menara Saidah, 10 Tahun TakBerpenghuni, Driver Ojol Kerap Dapat Orderan Fiktif Tengah Malam

"Permasalahan emergency adalah usus omfalokel yang pecah. Omfalokel yang pecah itu akan menyebabkan risiko penguapan yang terjadi sehingga dia menjadi dehidrasi. Risiko kedua adalah terjadi hipotermi menjadi dingin dia, kemudian risiko ketiga adalah infeksi," katanya.

Dokter Wayan Artana mengatakan, bayi mengalami infeksi.

Berita Rekomendasi

"Pasien tidak ada pelindung ususnya lagi karena selaputnya pecah sehingga mudah sekali terjadi infeksi. Nah infeksi pada bayi biasanya selalu lebih berat yang kita sebut sepsis dan inilah yang terjadi pada kasus ini," kata dia.

"Terbukti dari hasil lab menunjukkan terjadinya infeksi. Selain infeksi juga terjadi kegagalan sel-sel darah sehingga pasien alami sepsis," tambahnya.

Ayah sang bayi, Made Sujana mengakui pascaoperasi, kondisi buah hatinya terus menurun.

Baca: Tesla dan Almaz Bawa Tren Baru Head Unit Model Floating, Kini Produk Aftermarket-nya Sudah Banyak

Jenazah anak ketiganya itu, kata Made Sujana, dikebumikan di Setra Desa Pangkungparuk, Minggu (29/9/2019) sekira pukul 23.00 Wita.

"Jenazahnya langsung kami bawa pulang. Terus langsung dikuburkan Minggu malam," ujarnya.

Seluruh biaya perawatan di RSUP Sanglah, kata Sujana, ditanggung BPJS Kesehatan.

Ia hanya membayar biaya mobil ambulans dari RSUP Sanglah menuju ke rumah duka sebesar Rp 1 juta.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas