Sepekan Pasca Rusuh, SPBU di Wamena Kembali Beroperasi
Pengiriman BBM ke Wamena telah kembali dilakukan dengan pengawalan dari aparat keamanan
Editor: Eko Sutriyanto
“Bantuan meliputi sembako, makanan siap santap, selimut, dan perlengkapan lainnya,”ungkapnya.
Pertamina juga mengirimkan bantuan kesehatan berupa obat-obatan yang disalurkan ke posko-posko pengungsian di Wamena.
”Pertamina berharap upaya ini dapat mendukung pemulihan kondusivitas wilayah Wamena dan sekitarnya agar kegiatan masyarakat dapat kembali pulih dan berjalan normal kembali,”kata dia.
Akibat SPBU tidak beroperasi di Kota Wamena pasca terjadinya rusuh, harga BBM sempat membumbung tinggi 80-10 ribu rupiah per liternya.
Pemda Kabupaten Jayawijaya kemudian menyikapinya dengan memberikan himbauan kepada para pedagang, agar tak menjual BBM diluar kewajaran.
Apabila pedagang tidak mengindahkan, maka ijin usahanya terancam di cabut.
Situasi Wamena sudah berangsur kondusif, meski masih banyak warga yang terus eksodus meninggalkan kota tua di wilayah Pegunungan Tengah tersebut.
Pengungsi bukan hanya eksodus ke Jayapura tapi juga ke kota lain di Papua seperti Timika, Merauke dan Biak.
Hari ini Sebanyak 179 Pengungsi dari Wamena sudah dievakuasi oleh TNI Angkatan Udara (AU) menggunakan Pesawat Hercules Alfa 1305 ke Biak. Para pengungsi itu disambut oleh Pangkoopsau III Marsda TNI Andyawan Martono P.
Pengungsi lalu ditampung sementara di mess Paskhas Biak. Sarana dan Fasilitas pengungsi sudah oleh Pemerintah Daerah Biak Numfor bersama Danrem Biak
“Para pengungsi ini adalah saudara kita dari Wamena, Sekarang ini jumlah mereka 179 jiwa, 9 orang tetap di Biak dan yang lain akan diberangkatkan besok ke Kota Makassar dan Malang,”kata Pangkoopsau.
Selain memboyong anak dan istri mereka, para pengungsi sudah memboyong sejumlah barang milik mereka yang dikemas dalam tas berukuran besar dan dengan wajah kusam tercampur sukacita, karena sudah berhasil diungsikan.