Gara-gara Jalanan Rusak, Yati Terpaksa Melahirkan di Pinggir Jalan, Jarak ke Puskesmas Masih Jauh
Saat melahirkan di tepi jalan rusak, Yati menggunakan sepeda motor bersama suaminya telah menempuh perjalanan 1,5 kilometer hendak menuju Poskesdes.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, PANGANDARAN - Yati (28) seorang ibu rumah tangga warga Gunung Singkup, Dusun Desa, Desa Bojongkondang, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, melahirkan bayi berjenis kelamin perempuan dengan berat 3,8 kilogram di tepi jalan rusak desa.
Jumat (4/10/2019) Yati terpaksa melahirkan di tepi jalan rusak karena sudah merasa mulas.
Selain itu, jarak rumahnya ke pos kesehatan desa (Poskesdes) cukup jauh sekitar 5 kilometer.
Saat melahirkan di tepi jalan rusak, Yati menggunakan sepeda motor bersama suaminya telah menempuh perjalanan 1,5 kilometer hendak menuju Poskesdes.
Baca: Fakta-fakta Temuan Mayat Wanita dalam Karung, Sering Cekcok dengan Suami
Baca: Fakta-fakta Seorang Polisi Tembak Kepala Sendiri Setelah Bunuh Istrinya
Yati melahirkan dibantu seorang ibu yang melintas di jalan, warga yang melintas dan melihat peristiwa itu kemudian ikut membantu kelancaran proses persalinan dengan menutup lokasi persalinan dengan kain seadanya.
Ketika posisi bayi sudah keluar, dukun beranak tiba di lokasi.
Selain itu, bidan desa yang dikabari warga juga datang untuk membantu persalinan.
Setelah melahirkan, Yati pun ditandu ke rumahnya dengan menggunakan tandu yang dibuat dari sarung yang dipasangi bambu untuk menopang tubuhnya.
Berikut ini kisah Yati yang melahirkan di tepi jalan rusak dan ditandu dengan kain sarung:
1. Yati merasa mulas
Kepala Puskesmas Langkaplancar Yana Taryana mengatakan, kejadian Yati melahirkan di tepi jalan berawal pada Jumat subuh saat Yati sudah merasa mulas.
Saat menggunakan sepeda motor bersama suaminya hendak menuju ke Poskesdes, Yati sudah merasa mulas.
Saat itu, dukun beranak beserta sanak keluarganya tak mengikuti Yati.
"(Keluarga) memutuskan bersama paraji (dukun beranak), (Yati) dibawa ke Poskesdes (pos kesehatan desa)," ujarnya, Sabtu (5/10/2019).