Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ribuan Ikan Mati Mendadak di Sungai Kapuas, Petani Keramba Merugi Hingga Rp 30 Juta

Ribuan ikan di keramba tepian Sungai Kapuas mati mendadak. Hal ini diduga akibat perubahan kadar air sungai yang mendadak.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Ribuan Ikan Mati Mendadak di Sungai Kapuas, Petani Keramba Merugi Hingga Rp 30 Juta
Tribun Pontianak/Destriadi Yunas Jumasani
Sejumlah ikan keramba milik petambak di tepian Sungai Landak, Gang Amal, Jalan Selat Panjang, Kalimantan Barat mati, Rabu (9/10/2019) siang. Kejadian ini sudah terjadi dalam tiga hari terakhir sehingga membuat kerugian bagi petambak mencapai Rp 30 juta. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI 

"Mati total dengan jumlah 1,2 ton itu kan masih bibit ini tidak bisa diselamatkan. Ini bibit yang baru ditaburkan sekitar satu bulan dan tidak bisa dikonsumsi," ucap Bintoro.

Selanjutnya tahap kedua ikan yang mati ukuran empat ons, namun masih bisa diselamatkan dengan menjual harga murah.

"Jumlahnya mencapai dua ton lebih dengan harga Rp 16-18 ribu per kilo dijual para petani keramba," jelas Bintoro.

Warga memungut ikan yang mati dan terdampar di Pantai Cemara Sewu, Jetis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (12/10/2019).
Warga memungut ikan yang mati dan terdampar di Pantai Cemara Sewu, Jetis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (12/10/2019). (KOMPAS.COM/TANGKAPAN LAYAR FACEBOOK PAIJO KBM)

Sedangkan ukuran di atas enam ons sudah kebal dan dapat diselamatkan. Harga jualnya juga masih stabil dengan harga di atas Rp 25 ribu per kilogram.

"Total semua dari jumlah yang mati, mencapai 5 ton dari tiga kecamatan. Sedangkan yang tidak dijual sama sekali berjulah 1,2 ton karena masih kecil," ungkapnya.

Banyaknya ikan di keramba petani mati, menurut Bintoro lantaran adanya perubahan air akibat asimilasi air laut dengan air Sungai Kapuas dan Landak.

Baca: NAS, Jaringan Teroris yang Menikahkan Abu Rara-Fitri Dijemput Densus 88 di Lampung

Hal itu terjadinya setelah kemarau sekitar 1,5 bulan dimana tidak ada hujan bahkan terjadi interupsi air laut.

Berita Rekomendasi

"Ini yang menjadikan asimilasi air Kapuas maupun Landak sehingga setelah musim hujan datang sungai itu terjadi kejernihan yang luar biasa. Dengan kejadian itu, membuat kehidupan di sungai yang ada mengalami perubahan drastis. Kemudian PH air hanya 4,6-5,2. Sehingga tidak layak untuk kehidipan ikan air tawar," tambah Bintoro.

Adanya penurunan PH dan terjadinya perubahan air ini banyak ikan di keramba petani mati.

Langkah ke depannya, Bintoro akan menyampaikan laporan pada Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono untuk memberikan bantuan pada petani.

Sejumlah ikan mati di aliran Kali Bekasi yang menyurut di kawasan Margahayu, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (8/10/2019). Musim kemarau berkepanjangan menyebabkan debit air Kali Bekasi menurun dan hampir mengering di beberapa titik. Menurunnya debit air juga mengakibatkan banyak ikan ditemukan mati dan rawan tercemar limbah karena Kali Bekasi merupakan sumber air baku utama bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Patriot. Tribunnews/Jeprima
Sejumlah ikan mati di aliran Kali Bekasi yang menyurut di kawasan Margahayu, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (8/10/2019). Musim kemarau berkepanjangan menyebabkan debit air Kali Bekasi menurun dan hampir mengering di beberapa titik. Menurunnya debit air juga mengakibatkan banyak ikan ditemukan mati dan rawan tercemar limbah karena Kali Bekasi merupakan sumber air baku utama bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Patriot. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Pemerintah Kota Pontianak sendiri mengadakan pemijahan ikan nila dan pihaknya akan berikan subsidi harga bibit.

Subsidi tersebut bisa Rp 100 hingga Rp 150 per ekor ikan dengan ukuran 4-6 cm. Sehingga petani hanya membayar Rp 150 atau Rp 200 per ekor.

"Ini solusi yang diberikan oleh Pemkot Pontianak untuk membantu para petani keramba. Jumlah petani di Pontianak Utara 12, Barat ada enam dan Pontianak Timur ada 15 petani," ucap Bintoro.

Setelah dilakukan pendataan, memang tidak semua ikan di keremba petani yang mati. Ia bersyukur karena tidak menimbulkan banyak kerugian bagi semua petani keramba.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas