Ribuan Ikan Mati Mendadak di Sungai Kapuas, Petani Keramba Merugi Hingga Rp 30 Juta
Ribuan ikan di keramba tepian Sungai Kapuas mati mendadak. Hal ini diduga akibat perubahan kadar air sungai yang mendadak.
Editor: Dewi Agustina
"Mati total dengan jumlah 1,2 ton itu kan masih bibit ini tidak bisa diselamatkan. Ini bibit yang baru ditaburkan sekitar satu bulan dan tidak bisa dikonsumsi," ucap Bintoro.
Selanjutnya tahap kedua ikan yang mati ukuran empat ons, namun masih bisa diselamatkan dengan menjual harga murah.
"Jumlahnya mencapai dua ton lebih dengan harga Rp 16-18 ribu per kilo dijual para petani keramba," jelas Bintoro.
Sedangkan ukuran di atas enam ons sudah kebal dan dapat diselamatkan. Harga jualnya juga masih stabil dengan harga di atas Rp 25 ribu per kilogram.
"Total semua dari jumlah yang mati, mencapai 5 ton dari tiga kecamatan. Sedangkan yang tidak dijual sama sekali berjulah 1,2 ton karena masih kecil," ungkapnya.
Banyaknya ikan di keramba petani mati, menurut Bintoro lantaran adanya perubahan air akibat asimilasi air laut dengan air Sungai Kapuas dan Landak.
Baca: NAS, Jaringan Teroris yang Menikahkan Abu Rara-Fitri Dijemput Densus 88 di Lampung
Hal itu terjadinya setelah kemarau sekitar 1,5 bulan dimana tidak ada hujan bahkan terjadi interupsi air laut.
"Ini yang menjadikan asimilasi air Kapuas maupun Landak sehingga setelah musim hujan datang sungai itu terjadi kejernihan yang luar biasa. Dengan kejadian itu, membuat kehidupan di sungai yang ada mengalami perubahan drastis. Kemudian PH air hanya 4,6-5,2. Sehingga tidak layak untuk kehidipan ikan air tawar," tambah Bintoro.
Adanya penurunan PH dan terjadinya perubahan air ini banyak ikan di keramba petani mati.
Langkah ke depannya, Bintoro akan menyampaikan laporan pada Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono untuk memberikan bantuan pada petani.
Pemerintah Kota Pontianak sendiri mengadakan pemijahan ikan nila dan pihaknya akan berikan subsidi harga bibit.
Subsidi tersebut bisa Rp 100 hingga Rp 150 per ekor ikan dengan ukuran 4-6 cm. Sehingga petani hanya membayar Rp 150 atau Rp 200 per ekor.
"Ini solusi yang diberikan oleh Pemkot Pontianak untuk membantu para petani keramba. Jumlah petani di Pontianak Utara 12, Barat ada enam dan Pontianak Timur ada 15 petani," ucap Bintoro.
Setelah dilakukan pendataan, memang tidak semua ikan di keremba petani yang mati. Ia bersyukur karena tidak menimbulkan banyak kerugian bagi semua petani keramba.