Pulang Nyekar Makam Ayah, Fani Nangis Lihat Pacar dan Adiknya Meninggal
Seusai bertemu saat nyekar ke makam ayahnya, seorang gadis relakan pacar dan adiknya meninggal.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Seusai bertemu saat nyekar ke makam ayahnya, seorang gadis relakan pacar dan adiknya meninggal.
Keduanya tewas dalam kecelakaan maut di Tol Lampung jalur Ambon Km 58.200 Panca Tunggal, Lampung Selatan, Senin (14/10/2019), sekitar pukul 03.30 WIB.
Korban meninggal adalah Fairuz Ananta Khalid (18).
Korban meninggal lainnya adalah M Rizky Alfansa (14).
Ia adalah pelajar SMA Al Kautsar, yang tinggal di Kampung Sawah, Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung.
Diketahui, Fairuz baru saja mengunjungi pacarnya, Fani, di Jakarta.
Sementara, Rizky merupakan adik kandung Fani yang menumpang mobil Fairuz.
Fani bersama Rizky sengaja ke Jakarta untuk nyekar ke makam ayah, M Pansor, mantan anggota DPRD Lampung yang meninggal tiga tahun lalu.
Sebelum kecelakaan ini, ayah Fairuz, Asnan Shabirin, sempat merasa gelisah dan mengirimkan Alfatihah untuk keselamatan anaknya tersebut.
Rizky sengaja menumpang mobil pacar kakaknya karena ingin cepat tiba di Bandar Lampung.
Sementara, Fani bersama saudara yang lain naik pesawat terbang.
Namun nahas, saat berada di lokasi kejadian, mobil Honda Jazz biru yang dikemudikan Fairuz menabrak truk yang ada di depannya.
Kasatlantas Polres Lampung Selatan AKP Muhammad Kasyfi Mahardika mengatakan, mobil dari arah Bakauheni melaju dengan kecepatan tinggi di lajur kanan.
"Korban ini diduga mengantuk dan menabrak kendaraan truk yang ada di depannya, tak diketahui nopolnya. Korban berhasil dievakuasi oleh polisi untuk penanganan lebih lanjut," kata Kasyfi.
Fairuz yang merupakan anak dari Kabid Pembinaan SMK Disdikbud Lampung Zuraida Kherustika tinggal di Jalan Turi Raya, Pematang Wangi, Tanjungsenang, Bandar Lampung.
Tangis Pecah
Seusai mendengar kabar duka ini, kakak Rizky, Fani dan Marisa, yang masih di Jakarta langsung bertolak ke Bandar Lampung.
Sekitar pukul 13.15 WIB, Fani dan Marisa, tiba di rumah mereka menggunakan mobil.
Begitu mobil berhenti, mereka langsung berlari menuju ke dalam rumah.
Tangis mereka langsung pecah melihat tubuh sang adik telah tertutup kain di ruang tamu rumah.
Ibunda korban, Umi Kulsum pun tak mampu menahan kesedihannya.
Tangis ketiganya pun pecah seketika.
"Almarhum Rizky, bersama kakaknya Fani dan Marisa ke Jakarta menengok makam ayahnya, M Pansor, yang meninggal tiga tahun lalu."
"Rizky anak terakhir dari tiga bersaudara," cerita Umi Kulsum lirih, setelah lebih tenang.
Sebelum kecelakaan itu, lanjut Umi, dirinya sempat berbincang dengan Rizky melalui telepon.
"Saya minta dia naik pesawat. Tapi katanya pagi, mau ulangan. Jadi ngejar waktu, dia naik mobil sama temannya. Kakak-kakaknya naik pesawat," tuturnya seraya mengusap air matanya.
Kesedihan Umi Kulsum, Fani dan Marisa, kembali tak terbendung saat berada di pemakaman almarhum Rizky, di TPU Kebon Jahe, Tanjungkarang Timur.
Tangis ketiganya kembali pecah saat berada di pemakaman.
Air mata mereka terus bercucuran melihat almarhum dimakamkan.
Fani dan Marisa pun saling berpelukan di depan pusara sang adik.
Beberapa kali, Marisa yang masih mengenakan seragam Taruni Poltekip, menangis meratapi pusara adiknya.
Korban Fairuz
Duka mendalam juga dirasakan oleh Asnan Shabirin dan Zuraida Khairustika, orangtua dari Fairuz Ananta Khalid, mahasisiwa Fakultas Kedokteran Unila.
Alunan ayat suci Alquran menggema syahdu di ruangan tersebut mengiringi kepergian korban.
Ibunda almarhum yang menggunakan jilbab cream dan baju hitam tak mampu menahan kesedihannya.
Matanya selalu berkaca-kaca saat sanak famili datang melayat.
Sedangkan, ayahanda korban yang mengenakan baju koko dan peci putih tampak tegar menerima kenyataan tersebut.
Ditemui di ruang tamu kediaman korban, Asnan menuturkan bahwa anaknya memang ke Jakarta sejak beberapa hari lalu.
Lalu sekitar pukul 03.00 WIB, dirinya kebangun dari tidur dan langsung memberikan pesan singkat melalui WhatsApp kepada Fairuz.
"Saya berpesan agar ananda berhati-hati di jalan. Fairuz pun menginformasikan kalau sudah sandar di Pelabuhan Bakauheni," tuturnya.
Namun entah kenapa, hati Asnan gelisah hari itu.
Ia pun mengirimkan doa seta membaca Alfatihah untuk keselamatan anaknya Fairuz.
Ia pun kembali mengirimkan pesan kepada anaknya.
Namun hingga masuk salat Subuh, tidak ada balasan.
Asnan pun kembali mengirim berpesan agar Fairuz mengabarinya jika sudah sampai di rumah karena ia akan berangkat ke kantor.
Asnan bekerja di Biro Kesejahteraan Sosial Pemprov Lampung.
Namun bukan kabar dari Fairuz yang ia dapat, justru dari kerabat yang mengabari bahwa Fairuz di Rumah Sakit Abdul Moeloek.
Sebelum kejadian, kata Asnan, ada perilaku anaknya yang tidak biasa.
Fairuz sempat meminta doa saat akan ujian.
"Dedek hari ini ujian, dan dedek minta doanya," tutur Asnan menirukan percakapan Fairuz dengannya.
Teman korban, Agung menuturkan, sebelum meninggal Fairuz sempat cerita kepadanya bahwa ingin bertemu Fani di Jakarta.
"Satu hari sebelum berangkat ke Jakarta, hari Kamis itu kami ketemu di bengkel dan Fairuz ini mau ke Jakarta. Katanya dia merasa penat dalam kuliah," katanya.
Seusai bertemu saat nyekar ke makam ayahnya, gadis Fani relakan pacar dan adiknya meninggal dalam kecelakaan maut di Tol Lampung. (tribunlampung.co.id/bayu saputra/hanif mustafa)
Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Pulang Nyekar Makam Ayah, Gadis Asal Lampung Nangis Pacar dan Adiknya Meninggal, https://lampung.tribunnews.com/2019/10/15/pulang-nyekar-makam-ayah-gadis-asal-lampung-nangis-pacar-dan-adiknya-meninggal?page=all.