Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5 Fakta Hajatan Diboikot Gara-gara Beda Pilihan Saat Pilkades, Kronologi hingga Duduk Perkaranya

Berikut 5 Fakta Hajatan di Jetak, Desa Hadiluwih, Sumberlawang, Sragen Diboikot karena beda Pilihan saat Pilkades. Kronologi hingga Duduk Perkaranya.

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Sri Juliati
zoom-in 5 Fakta Hajatan Diboikot Gara-gara Beda Pilihan Saat Pilkades, Kronologi hingga Duduk Perkaranya
Istimewa
Kondisi pernikahan yang diboikot warga karena beda pilihan Pilkades di RT 13 Dukuh Jetak, Desa Hadiluwih, Sumberlawang, Sragen. Berikut 5 Fakta Hajatan Diboikot Gara-Gara Beda Pilihan saat Pilkades, Kronologi hingga Duduk Perkaranya 

5 Fakta Hajatan Diboikot Gara-Gara Beda Pilihan saat Pilkades, Kronologi hingga Duduk Perkaranya

TRIBUNNEWS.COM - Suhartini (50) seorang janda warga Jetak RT 13, Desa Hadiluwih, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah harus rela menahan kesabaran setelah acara pernikahan anak bungsunya diboikot warga.

Hampir satu RT tak ada warga yang datang untuk menghadiri acara pernihakan anaknya Dwi Sri Suwarni dengan Eko Jatmiko yang dilangsungkan, Rabu (16/10/2019) malam.

Akibat pemboikotan hajatan ini, acara yang biasanya ramai, menjadi kosong tanpa tamu.

Padahal keluarga Tini telah menyiapkan ratusan kursi, meja, tenda hingga dekorasi pelaminan untuk menyambut para tamu.

"Satu RT itu hampir 90 persen warga tidak datang, yang datang juga hanya rombongan besan, kerabat dekat, kerabat jauh, RT-RT sebelah sini," terang Suhartini, dikutip dari TribunJateng.

Baca: Kisah Miris Suhartini, Hajatan Anaknya Diboikot Warga Sekampung Lantaran Beda Pilihan Kades

Kronologi

BERITA TERKAIT

Siti Aminah (27), anak Suhartini mengatakan, insiden pemboikotan itu sudah tampak sejak acara pembuatan undangan, satu mingu menjelang acara pernikhan dilangsungkan.

Siti mengatakan, ibunya datang kepada ketua RT untuk meminta bantuan, tapi ketua RT setempat justru mengalihkan ke pihak Karangtaruna.

"Sebelum klumpukan ulem, sekitar hari Rabu, ibu datang ke Pak RT. Biasalah silaturahmi mau minta tolong untuk membantu ngurus hajatan."

"Namun, Pak RT kemudian mengalihkan ke wakil Karangtaruna," kata Siti.

Sesampaikan di rumah Wakil Karangtaruna, Suhartini mendapatkan kenyataan pihak Karangtaruna tak bisa memutuskan dan mengembalikan ke Ketua RT.

"Dia malah kaget dan mengatakan, bukan, aku cuma wakil hanya laden (pesuruh), aku cuma ikut apa yang dikatakan ketua," sahut Tini.

Baca: Pernikahan Janda Ini Diboikot Warga Sekitar dan Tak Ada yang Membantu, Ternyata Ini Alasannya

Tini juga mengalami kejadian kurang mengenakkan tatkala ia membagikan nasi kunjungan kepada para tetangga dengan berjalan kaki.

"Ada yang menolak, ada yang menerima tapi kemudian diambil oknum tertentu."

"Oknum itu datang ke rumah kami mengembalikan nasi itu tanpa ngomong apa-apa terus pergi begitu saja," terang Siti.

"Saat ibu meminta bantuan tetangga untuk membantu rewang (penyaji tamu undangan) mengalami penolakan, tanpa tahu sebabnya," imbuhnya.

Dikutip dari Kompas.com, Siti mengungkapkan, warga mendapat intimidasi saat hendak datang ke acara rapat persiapan pernihakahn.

Menurutnya, banyak warga hendak mau datang, tapi ahirnya diteriaki saat di jalan untuk tidak boleh datang.

"Ada undangan kumbakarnan (rapat persiapan pesta pernikahan) banyak masyarakat yang tak datang. Banyak yang bilang di jalan warga diteriaki tidak boleh datang ke rumah," kata Siti.

"Ada orang yang melarang warga supaya tidak datang ke rumah. Entah apa masalahnya, pertama katanya pilkades," ujar Siti.

Baca: Miris, Pesta Hajatan Diboikot Tetangga karena Beda Pilihan Politik, Tamu yang Datang Sampai Disoraki

Dibantu Warga Dukuh Desa Lain

Kondisi yang dialami Suhartini ternyata mengundang keprihatinan dari sejumlah pihak dari dukuh lain.

Mereka tergerak setelah Tini dan kerabat dekatnya meminta untuk membantu dirinya yang sedang mengadakan hajatan tersebut.

"Ada banyak pihak yang denger, kemudian mau terpanggil untuk membantu."

"Alhamdullilahnya, hajatan sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun ada halangan seperti itu," tutur Siti, dikutip dari TribunSolo.com.

Dituduh Beda Pilihan Saat Pilkades

Aksi pemboikotan ini dilakukan, diduga karena Tini berbeda pilihan saat Pilkadesa yang diselenggarakan 26 September 2019 lalu.

Dikutip dari TribunJateng, aksi pemboikotan ini diduga akibat ulah seorang oknum yang melarang untuk datang di hajatan Tini.

Oknum tersebut diketahui merupakan seorang pendukung satu calon Kepala Desa Hadiluwih yang kebetulan satu RT dengan Tini.

Ada lima calon kepada desa yang bertanding di Desa Hadiluwih.

Calon kepala desa lainnya pun turut hadir dalam hajatan Tini, kecuali yang disinyalir memboikot hajatannya.

Baca: Pesta Pernikahan Anaknya Sepi Tamu, Ini 7 Fakta Suhartini Janda di Sragen yang Diboikot Warga

Duduk Perkara

Peristiwa pemboikotan hajatan Suhartini oleh seorang oknum ini turut didengar oleh Camat Sumberlawang hingga akhirnya dilakukan mediasi.

Pertemuan kedua belah pihak itu disaksikan langsung oleh Camat Sumberlawang, Heru Susanto, dan PJ Kepala Desa Hadiluwih, Iwan Budiyanto.

PJ Kepala Desa Hadiluwih, Iwan Budiyanto mengatakan, ada suatu kesalahpahaman terkait pernyataan yang mengindikasikan perbedaan pilihan saat pilkades yang lalu.

"Intinya kedua pihak kemarin miskomunikasi terkait statement indikasi beda pilihan sudah kami carikan solusi."

"Setelah, kita pertemukan kita cari solusinya, kita titik temukan, saling menerima dan memaafkan," kata Iwan dikutip dari TribunSolo.com.

Iwan mengungkapkan, pihak perangkat RT 13 dan perwakilan keluarga Suhartini sepakat untuk selain menjaga semangat guyub rukun di lingkungannya.

"Pak RT dan Bu Suhartini sudah bersalaman, tokoh masyarakat juga menyatakan sanggup membawa Dukuh Jetak RT 13, 14, 16 semakin guyub rukun," jelas Iwan.

Iwan berharap, ke depannya tidak ada lagi kejadian pemboikotan, apalagi hanya gara-gara beda pilihan saat Pilkades.

Suhartini (paling kiri) ditemani putri sulungnya, Siti Aminah (paling kanan) memberikan tanggapan soal boikot yang menimpa acara pernikahan Dwi Sri Suwarni dengan Eko Jatmiko di RT 13 Dukuh Jetak, Desa Hadiluwih, Sumberlawang, Sragen, Kamis (17/10/2019).
Suhartini (paling kiri) ditemani putri sulungnya, Siti Aminah (paling kanan) memberikan tanggapan soal boikot yang menimpa acara pernikahan Dwi Sri Suwarni dengan Eko Jatmiko di RT 13 Dukuh Jetak, Desa Hadiluwih, Sumberlawang, Sragen, Kamis (17/10/2019). (Tribun Solo/Adi Surya)

(Tribunnews.com/Tio) (TribunJateng/MahfiraPutri) (TribunSolo/AdiSurya)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas