Ibu Tewas Dibunuh Ayah, Siswa Ini Akhirnya Bunuh Diri Tak Kuat Menahan Ejekan Teman
Sehingga, kata dia, jika diperlakukan diberikan layanan terapi psikologis pada dua saudara kandung ananda YS.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - YS, siswa SMP di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), bunuh diri dengan cara gantung diri.
YS disinyalir mengakhiri nyawa karena kerap menjadi korban bullying atau perundungan.
Hal ini diungkap oleh Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang pendidikan, Retno Listyarti.
"Ananda YS, bunuh diri karena masalah psikologis dan diduga mengalami bullying dari teman-temannya berupa diolok-olok sebagai anak pembunuh," kata Retno, dalam keterangannya, Senin (21/10/2019).
YS mempunyai masa lalu kelam.
Ayah YS membunuh istrinya, yang notabene ibu dari YS.
Baca: Dibacakan Pantun oleh Ketua MPR Bambang Soesatyo di Pelantikan Jokowi-Maruf, Prabowo Beri Reaksi Ini
Baca: Mengapa Donald Trump Utus Elaine L Chao Hadiri Pelantikan Jokowi Mewakili Amerika? Ini Hebatnya Dia
Baca: Tinggalkan Dunia Gemerlap Artis, 6 Seleb Ini Tambah Wibawanya Saat Jadi PNS, Ada Eks Cherrybelle
Tragedi pembunuhan itu membuat ayah YS menjalani hukuman di Lapas Penfui Kupang.
Setelah insiden pembunuhan itu, YS kerap menjadi sasaran bullying dari kawan-kawan di sekolah. Hingga, akhirnya, YS bunuh diri dengan cara menggantung diri.
Retno menyesalkan bullying yang diterima YS dari kawan-kawannya di sekolah tidak ditangani sedari dini, sehingga berpengaruh pada psikologis.
Dia menduga olok-olok ini menimbulkan depresi, sehingga YS yang dikenal pintar dan berprestasi mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri.
"Olok-olok sebagai anak pembunuh membuat ananda YS yang memang memendam amarah dan dendam pada ayahnya karena membunuh ibunya makin membenci ayahnya," ujarnya.
YS mempunyai dua orang saudara kandung yang diasuh oleh paman atau bibinya.
Untuk itu, KPAI mendorong P2TP2A Kupang melakukan assesmen psikologis.
Sehingga, kata dia, jika diperlakukan diberikan layanan terapi psikologis pada dua saudara kandung ananda YS.
"Agar jika ada masalah psikologis sejak sang ibu meninggal dan sang ayah di penjara, maka kedua anak tersebut dapat segera mendapatkan pemulihan (rehabilitasi,-red)" tuturnya.
Selain itu, dia menambahkan, para guru dimana kedua saudara YS bersekolah harus dapat melindungi kedua anak itu dari potensi bully dari lingkungan sekolah.
"Orangtua pengganti yang mengasuh saat ini juga didorong memiliki kepekaan untuk melindungi kedua anak tersebut dari bully di lingkungan rumahnya," tambahnya.