KH Hasan Abdullah Sahal Resmi Wakafkan Pesantren Putri Al Mawaddah Kepada Umat Islam
Pondok ini diwakafkan, jangan sampai pendirinya wafat pondoknya juga wafat. Ini ibadah disini tidak ada yang digaji dengan UMR
Penulis: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO – Pendiri Pesantren Putri Al Mawaddah, KH Hasan Abdullah Sahal, resmi mewakafkan Pesantren Putri Al Mawaddah ke umat Islam se-dunia.
Penyerahan wakaf digelar di Kampus Pesantren Putri Al Mawaddah, Coper, Jetis, Ponorogo, Senin (21/10/2019) bertepatan dengan peringatan 30 tahun berdirinya pesantren Al Mawaddah.
“Penyerahan wakaf ini adalah realisasi dan ide Pak Sahal (KH Ahmad Sahal). Dua putra beliau 30 tahun lalu mewujudkan cita-cita tersebut. Pesantren ini diwakafkan kepada umat Islam sedunia, lalu dibentuk Majelis Pimpinan Tertinggi Al Mawaddah,” kata Kyai Hasan saat menyampaikan sambutan.
Kyai Hasan menambahkan, penyerahan wakaf seluruh aset Al Mawaddah bukan untuk diperjual belikan.
“Kami mengikrarkan tanah Coper ini untuk pesantren putri, ini diwakafkan, diberikan kepada umat Islam sedunia, diberikan sebagai amanat bukan untuk hak milik dijual belikan. Ini wakaf Lillah fisabilillah,” kata Kyai Hasan.
Dalam sambutannya, Kyai Hasan juga menyampaikan rasa syukurnya karena sudah 30 tahun Al Mawaddah berdiri dan banyak pihak yang membantu proses pendidikan di pesantren khusus putri tersebut.
“Pondok ini diwakafkan, jangan sampai pendirinya wafat pondoknya juga wafat. Ini ibadah disini tidak ada yang digaji dengan UMR. Insya Allah tidak ada orang jadi kyai kelaparan atau guru ngaji kelaparan dan mati. Insya Allah Al Mawaddah tidak akan kering dari pejuang lillahi Ta’ala,” kata Kyai Hasan.
Acara penyerahan wakaf Pesantren Putri Al Mawaddah ini dihadiri Keluarga Besar Bani Sahal, Bani Zarkasyi, Bani Fananie, Pimpinan Pesantren Tebu Ireng, Jombang, KH Salahuddin Wahid, pejabat pemerintah Provinsi Jawa Timur, Wakil Bupati Ponorogo, tokoh masyarakat dan beberapa ulama.
Gus Solah dalam sambutannya menyambut baik penyerahan wakaf ini. “Di Amerika ada Endowment Fund, lembaga ini mengembangkan sekolah dan mereka meniru wakaf sejak 600 tahun, mereka belajar ke Al Azhar, Mesir. Saya menyambut baik dan bergembira dengan wakaf ini,” kata Gus Solah.
Sementara itu, Rektor Universitas Darussalam (UNIDA), Prof.DR. KH Amal Fathullah Zarkasyi, MA, yang juga menyampaikan sambutan menjelaskan tentang posisi pesantren yang saat ini sudah diakui pemerintah dengan terbitnya Undang-Undang Pesantren yang baru diresmikan bulan ini.