Dipicu Persoalan Pemilihan Kepala Desa, Pria di Pamekasan Bacok Tetangganya Dengan Celurit
Penganiayaan dilakukan Sanin setelah dirinya mendengar kabar adanya jual beli surat suara dalam pemilihan kepala desa.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, PAMEKASAN – Dipicu persoalan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades), Mohammad Sanin (35), warga Dusun Selatan, Desa Durbuk, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, Jawa Timur, tega mengaiaya tetangganya sendiri, Pan Milah (45), Rabu (23/10/2019) sekitar pukul 14.45.
Penganiayaan dilakukan Sanin setelah dirinya mendengar kabar adanya jual beli surat suara dalam pemilihan kepala desa.
Akibat kejadian itu, Pan Milah, kini dirawat inap di RSUD Slamet Martodirjo, Pamekasan, karena menderita luka sabetan celurit di punggung.
Baca: PON 2020 Papua Harus Lebih Semarak, Itulah Keinginan Menpora Zainudin Amali
Sedang Mohammad Sanin, pelaku penganiyaan, ditangkap dan ditahan di Polsek Pademawu.
Polisi juga mengamankan barang bukti, berupa sabit kecil yang digunakan untuk menganiaya korban.
Menurut sumber di lokasi kejadian, setelah digelar Pilkades serentak di Pamekasan, termasuk di Desa Durbuk, Rabu (11/9/2019) lalu, menimbulkan kasak–kusuk adanya jual beli suara di Dusun Selatan di desa itu yang mengkaitkan nama Sanin dan keluarganya.
Baca: Cerita Mereka yang Batal Jadi Menteri dari Kabinet SBY hingga Jokowi, Ada yang Sudah Dikirimi Bunga
Dalam kabar selentingan itu, pelaku dituding menjual surat suaranya milik empat orang, masing-masing Rp 1 juta, kepada tim sukses kades terpilih.
Kemudian, pelaku mencari tahu asal kabar itu yang kemudian diketahui pemberi kabar itu Mohammad Taha.
Selanjutnya pelaku mendatangi Taha, menanyakan kebenaran informasi itu, karena ia dan keluarganya tidak pernah menjual surat suara kepada tim kades.
Saat itu Taha menjelaskan, jika kabar tersebut sumber pertamanya dari Milah.
Setelah diyakini penyebar kabar itu Milah, pelaku kemudian mengambil celurit kecil dan diselipkan di balik bajunya.
Baca: Ibunda Menlu Retno Marsudi Ungkap Putrinya Pernah Curhat Tak Mau Jadi Menteri Lagi, Ini Katanya
Kemudian pelaku mendatangi Pan Milah yang sedang duduk di teras rumahnya.
Dengan wajah tegang, pelaku langsung menegur korban, kenapa menyebarkan dirinya ke masyarakat telah melakukan jual beli suara.
Padahal tuduhan itu disebutnya tidak benar dan fitnah.
Sehingga kabar itu dianggap mencemarkan nama baik dirinya dan keluarganya.
Namun, korban tidak mengakui dirinya yang menyebarkan berita itu hingga terjadilah cekcok mulut di antara keduanya.
Cekcok tersebut kemudian mengundang perhatian isrti dan anak Pan Milah yang saat itu berada di dalam rumah.
Baca: Ini Pekerjaan Rumah di Kemenko Polhukam yang Dititipkan Wiranto kepada Mahfud MD
Karena pelaku terus marah, korban kemudian membentak dan hendak memukul kepala pelaku.
Saat itu pula, pelaku mengeluarkan sebilah celurit kecil dari balik bajunya dan disabetkan ke arah korban.
Karena jarak keduanya dekat, korban tidak bisa menghindar.
Sabetan celurit tersebut mengenai punggung belakang sebelah kiri korban.
Korban pun berteriak kesakitan dan ambruk.
Sementara Rofiah, istri pelaku dan Samsiyah, mertua perempuan pelaku, mendengar pelaku ribut dan bertengkar dengan korban, keduanya bergegas dan melerainya.
Khawatir, pelaku mengejar korban, Rofiah dan Samsiyah, mendekap tubuh pelaku dan membawa pulang.
“Saya kecewa dan sakit hati. Saya dikabarkan telah melakukan jual beli suara di Pilkades kemarin itu,” kata Sanin, kepada penyidik.
Sedang Kapolsek Pademawu, Iptu Suryono mengatakan, pelaku sudah ditahan di Polsek Pademawu berikut menyita barang bukti celurit kecil.
Untuk mengetahui motif penganiyaan itu, penyidik sudah meminta keterangan sejumlah saksi di lokasi kejadian.
Cerita Bupati Bogor soal Pilkades
Bupati Bogor Ade Yasin bercerita ada seorang calon kepala desa yang mengaku kekurangan uang untuk membeli jimat.
Hal tersebut dikatakan Ade Yasin dalam acara Deklarasi Damai Pilkades 2019 yang dihadiri 1.064 calon Kades di Cibinong, Kabupaten Bogor, Selasa (22/10/2019).
Ade Yasin menceritakan bahwa beberapa calon kades mengeluhkan kurangnya uang sebagai modal untuk mengikuti Pilkades.
Salah satu calon kades bahkan membutuhkan uang puluhan juta rupiah untuk praktik perdukunan.
Baca: Rupiah Ditutup Menguat Rp14.040 per Dolar AS Jelang Pengumuman Kabinet Jokowi-Maruf
Hal itu dilakukan demi memenangkan suara dalam Pilkades serentak yang akan digelar pada 3 November 2019 mendatang.
"Masing-masing ceritanya. Ada (calon kades) yang datang ke saya. Kurang duit katanya. Kenapa kurang duit? Mau ke dukun, harus beli Apel Jin harganya Rp 60 juta. Emangnya yang nyoblos dia itu jin? Yang milih kan orang, bukan jin. Ada-ada aja ya," kata Ade Yasin, Selasa (22/10/2019).
Ade mengatakan langkah yang diambil calon kades tersebut sudah termasuk musrik.
Baca: Johnny G Plate: Mudah-mudahan Pengumuman Kabinet Besok Bagian Dari Kejutan yang Menyenangkan
Mantan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor ini menyayangkan hal tersebut karena seharusnya calon kades meminta ridho kepada Tuhannya.
"Ketika kita bertarung dalam Pilkades tentunya kita meminta ridho kepada Allah. Kalau kita sudah berbelok ke syirik, boro-boro, tidak akan dikasihani oleh Allah. Akhirnya kalah, jadi haram, duit habis dengan hal-hal yang tak perlu," katanya.
Baca: Baim Wong Bingung Kasih Kado Ultah Pernikahan Raffi Ahmad-Nagita Slavina
Ade Yasin pun memberikan sedikit tipsnya dalam menghadapi Pilkades.
"Lalu bagaimana kalau ingin menang? Percaya diri, minta doa kepada orang tua, dan ikhtiar kepada masyarakat dan tokoh masyarakat dengan visi misi yang baik," kata Ade Yasin.
Penulis: Muchsin
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Tetangga Sendiri Disabet Celurit, Warga Pamekasan Berkelahi terkait Pilkades, begini Kronologinya