Dua Mucikari di Bogor Tawarkan Gadis Desa ke Hidung Belang, Banderol Rp 20 Juta
Para pelaku ini ditangkap polisi saat sedang bertransaksi dengan hidung belang di sebuah kamar hotel di kawasan Sentul
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Suryamalang Alif Nur Fitri Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Dua mucikari, Y dan GG diringkus polisi setelah terlibat kasus prostitusi online yang melibatkan gadis desa dari Bogor.
Y dan GG diketahui menjual sejumlah gadis ke pria hidung belang dengan tarif cukup fatastis, yakni Rp 20 juta untuk sekali kencan.
Tak hanya itu, bahkan bisnis haram ini merambah hingga ke luar provinsi.
Melansir TribunNewsBogor, 'Perawan Bogor Dijual Rp 20 Juta Kepada Hidung Belang, Mucikari Manfaatkan Gadis Desa yang Butuh Uang' berikut selengkapnya.
Para pelaku ini ditangkap polisi saat sedang bertransaksi dengan hidung belang di sebuah kamar hotel di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Selasa (15/10/2019) lalu.
Baca: Mucikari Video Viral Cewek Manado Ditangkap Resmob Polda Sulut atas Kasus Human Trafficking
Rupanya sejumlah gadis yang dijajakan dua mucikari tersebut berasal dari berbagai wilayah, termasuk dari Bogor.
Kapolres Bogor AKBP Muhammad Joni mengatakan jika dua mucikari tersebut merekrut gadis-gadis desa yang membutuhkan uang.
Baca: Cerita Bupati Bogor Ade Yasin Soal Calon Kades Butuh Uang Rp 60 Juta Untuk Pergi Ke Dukun
"Mereka (pelaku) memanfaatkan gadis-gadis desa yang membutuhkan uang," kata Kapolres Bogor AKBP Muhammad Joni dalam jumpa pers di Mapolres Bogor, Rabu (23/10/2019).
Bukan hanya merekrut gadis-gadis desa yang butuh uang, mucikari tersebut diketahui menyediakan kriteria tertentu.
Dari sejumlah wanita yang dikerjakannya, beberapa diantaranya bahkan tercatat masih di bawah umur.
Dituturkan oleh AKBP Joni, wanita-wanita tersebut dijajakan oleh mucikari sesuai permintaan pelanggan.
Baca: Kisah Pilu Empat Anak Yatim Piatu di Bawah Umur, Ayah Meninggal, Ibu Menyusul Setelah Dipatuk Ular
"Jadi dia memanfaatkan tergantung pelanggan membutuhkan kategori yang mana. Apakah yang di bawah umur, apakah yang sudah profesional atau yang masih kuliah termasuk yang kira-kira anak-anak gadis desa yang mereka butuhkan," kata Joni.
Baca: Kecanduan Smartphone Hingga Tak Bisa Bedakan Warna Lampu Lalu Lintas, Gadis ini Hampir Kecelakaan
Komunikasi antara pelanggan dan mucikari dilakukan melalui berbagai media sosial.