Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Siswi SMP Putus Sekolah Gara-gara Tak Sanggup Beli Paket Seragam Batik Seharga Rp 1,1 Juta

Rini bercerita, awal mula ia memilih tidak lagi menginjakkan kaki ketika diminta pulang oleh seorang guru karena ia mengenakan seragam batik.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Cerita Siswi SMP Putus Sekolah Gara-gara Tak Sanggup Beli Paket Seragam Batik Seharga Rp 1,1 Juta
Dok Nasdem Makassar
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulsel Syaharuddin Alrif (kiri) 

Laporan Wartawan Tribuntimur.com, Abdul Azis Alimuddin

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Sulsel, Syaharuddin Alrif menanggapi adanya siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kota Makassar terpaksa putus sekolah lantaran tidak sanggup membayar seragam.

Dia adalah Rini Ayu Lestari (15). Rini adalah siswi kelas 1 SMPN 40 Makassar.

Seragam yang diadakan pihak sekolah berupa batik baju olahraga, dan beberapa item perlengkapan lainnya yang dipaketkan itu seharga Rp 1,1 juta per siswa.

"Saya dapat informasinya dari Tribun Timur dan saya minta nomor orang tuanya. Saya sudah kirim pesan melalui Whatsapp serta SMS," ungkap Wakil Ketua DPRD Sulsel ini kepada Tribun, Senin (28/10/2019) pagi.

Syahar sapaan Syaharuddin Alrif mengaku akan segera menemui orang tua siswa tersebut dan juga siap membantu membayarkan seragam batik tersebut agar Rini tetap bisa sekolah.

"Insya Allah, apapun itu anak kita (Rini) harus tetap sekolah. Jangan karena hanya persoalan seragam saja anak-anak kita putus sekolah, ini sama sekali tidak benar," tegas Syahar.

Baca: Berikut Profil Lengkap dan Jejak Karier Kim Woojin yang Hengkang dari Stray Kids

Baca: Kriss Hatta Kebingungan, Sidang Kasus Penganiayaan Mendadak Dimajukan

Berita Rekomendasi

Sebelumnya, ditemui di rumahnya, Jl Taman Gosyen II, Makassar, Minggu (27/10/2019) sore, Rini sapaan Rini Ayu Lestari tampak asyik bermain dengan adik bungsunya yang masih berumur delapan bulan. Juga terlihat ibunya, Daeng Ti'no (38).

Sang ayah, Muhlis (39), sibuk menyambung selang pipa bekas.

Saat dihampiri di teras rumahnya, Rini bercerita, awal mula ia memilih tidak lagi menginjakkan kaki ketika diminta pulang oleh seorang guru.

Penyebabnya, Rini mengenakan seragam batik sekolah dasar. Berbeda dengan seragam batik yang diadakan pihak sekolah.

"Itu hari saya pakai batik juga. Tapi batik waktuku SD, karena belum ada uangnya mamaku beli batik sekolah (SMP Negeri 40). Jadi disuruh pulang sama guru, tapi tidak lansung pulang itu hari," kata Rini.

Seragam batik di SMP Negeri 40 digunakan pada hari Rabu dan Kamis.

Pasca mengalami 'pengusiran itu', pekan selanjutnya, Rini memilih tidak menginjakkan kaki di sekolah pada hari Rabu dan Kamis.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas