Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tersangka Kasus Kerusuhan Wamena Bertambah Lagi, Total Menjadi 21 Orang

"Sampai saat ini, Polres Jayawijaya telah menetapkan 21 orang sebagai tersangka," ujarnya

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Tersangka Kasus Kerusuhan Wamena Bertambah Lagi, Total Menjadi 21 Orang
youtube
Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal dalam jumpa pers di Polda Papua, Rabu (15/11/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi kembali menangkap seorang tersangka kasus kerusuhan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, berinisial PH (16).

"Sampai saat ini, Polres Jayawijaya telah menetapkan 21 orang sebagai tersangka," ujar Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes AM Kamal, Rabu (30/10/2019).

Baca: Pemulangan 385 Pengungsi Ke Wamena Dimulai Pagi Ini, TNI Siapkan Pesawat Hercules

Dari 21 tersangka tersebut, 16 orang telah ditahan di Rutan Mapolres Jayawijaya.

Sementara, empat orang masih berstatus buronan, masing-masing berinisial YA (44), HW (22), BA (21) dan PW (21).

Kemudian, pelaku berinisial NW (35) yang merupakan pelaku pembunuhan buruh bangunan di jembatan Wouma.

"Perkembangan proses penyidikan sendiri, sebagian berkas sudah tahap satu ke Kejaksaan Negeri Wamena," kata Kamal.

Kerusuhan Wamena terjadi pada 23 September 2019.

Berita Rekomendasi

Kerusuhan yang dilatarbelakangi dugaan tindakan rasial mengakibatkan pembunuhan, penganiayaan.

Kemudian, terjadi pembakaran sejumlah kantor pemerintah, fasilitas umum dan pemukimanan masyarakat.

Menurut Kamal, perbuatan para tersangka dijerat sesuai dengan perannya masing-masing yakni Pasal 187 KUHP tentang pembakaran dengan ancaman maksimal 12 tahun penjara.

Kemudian Pasal 170 KUHP tentang perusakan terhadap orang atau barang secara bersama-sama di muka umum dengan ancaman maksimal 5 tahun penjara.

Baca: Rusak akibat Kerusuhan, Jokowi Targetkan Rehabilitasi Infrastruktur di Wamena Dipercepat

Selain itu, Pasal 160 KUHP tentang menghasut seseorang untuk melakukan tindak pidana dengan ancaman maksimal 6 tahun penjara.

Kemudian, Pasal 351 ayat 3 KUHP tentang penganiayaan mengakibatkan kematian dengan ancaman penjara 7 tahun penjara. (Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Jumlah Tersangka Kerusuhan Wamena Bertambah Jadi 21 Orang

Jokowi minta rehabilitasi infrastruktur dipercepat

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau Pasar Wouma Wamena Jayawijaya, Senin (28/10/2019).

Pasar Wouma adalah salah satu titik kerusuhan Wamena yang terjadi beberapa waktu lalu.

Baca: Potret Kebersamaan Jokowi dan Iriana Nikmati Senja di Kaimana Papua

Presiden Jokowi menargetkan rehabilitasi Pasar Wouma harus dipercepat.

“Pasar Wouma merupakan pasar di mana rakyat, masyarakat menjual produk-produk pertanian yang dihasilkan oleh masyarakat di Wamena dan di sekitar Wamena. Baik itu dalam bentuk sayur, buah-buahan, dan juga barang-barang logistik yang diperlukan masyarakat Wamena dan sekitarnya. Sehingga ini kita berikan prioritas, didahulukan,” kata Jokowi.

Presiden tinjau lokasi kerusuhan Wamena Senin 28 Oktober
Presiden tinjau lokasi kerusuhan Wamena Senin 28 Oktober (Istimewa)

Rehabilitasi Pasar Wouma sendiri ditargetkan Presiden bakal rampung dalam waktu 2 pekan ke depan.

“Adapun pihak yang akan mengerjakan perbaikan pasar tersebut adalah dari Zeni TNI. Tadi saya sudah berikan target 2 minggu rampung, dikerjakan oleh Zeni selesai. Insyaallah selesai 2 minggu. Sudah langsung bisa dipakai, sehingga kegiatan ekonomi yang berada di pasar ini kembali pulih secepat-cepatnya,”ujar Jokowi.

Tak hanya pasar, Presiden Jokowi juga telah memerintahkan jajarannya untuk merehabilitasi rumah warga maupun rumah toko (ruko) yang rusak akibat kerusuhan.

“Perbaikan rumah warga akan dikerjakan secara swakelola, kerja sama Zeni dengan BUMN, agar lebih cepat. Ini kita ingin semuanya dikerjakan cepat, kembali semuanya normal, ekonomi juga bergerak kembali normal. Saya kira itu yang kita harapkan di Wamena,” kata Jokowi.

Bukan hanya ekonomi di Wamena dan sekitarnya, diharapkan di Tanah Papua juga sama. “Saya mengecek beberapa di Papua Barat, di sini, akan normal kembali,” ucap Jokowi.

Sementara itu, untuk rehabilitasi kantor Bupati akan dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Hingga saat ini, menurut Jokowi, perbaikan tersebut masih dalam proses.

Yang penting cepat dikerjakan, anggarannya dari (Kementerian) PU.

Jokowi mengimbau agar seluruh masyarakat belajar dari pengalaman dan menjadikannya pelajaran yang baik. Masyarakat juga harus memegang komitmen untuk bersatu membangun Tanah Papua. “Kalau yang berada di sini semuanya memegang komitmen untuk tetap selalu bersatu, bersama-sama membangun Tanah Papua, saya kira kesejahteraan dan kemakmuran akan cepat kita peroleh,”ucap Presiden.

Presiden mengatakan, aparat TNI dan Polri siap menjamin keamanan agar roda ekonomi yang ada kembali normal.

“Ya negara ini, Indonesia adalah negara besar. Jadi kalau ada masalah, ada problem kita selesaikan. Yang paling penting masalahnya selesai,” ucapnya.

Sebelum meninjau pasar, Jokowi terlebih dahulu meninjau dan mendengar penjelasan proyek pengembangan Bandara Wamena.

Dari Pasar Wouma, Presiden kemudian meninjau kantor Bupati Jayawijaya yang juga menjadi titik kerusuhan di Wamena.

Saat meninjau Pasar Wouma, Presiden Jokowi didampingi oleh Ibu Negara Iriana, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Plt. Kapolri Komjen Pol Ari Dono, Gubernur Papua Lukas Enembe, dan Bupati Jayawijaya Jhon Banua.

Presiden Jokowi saat meresmikan Jembatan Youtefa, jembatan terpanjang dan kebanggaan warga Papua, Senin (28/10/2019) sore.
Presiden Jokowi saat meresmikan Jembatan Youtefa, jembatan terpanjang dan kebanggaan warga Papua, Senin (28/10/2019) sore. (Theresia Felisiani/Tribunnews.com)

Jokowi juga meihat langsung aktivitas pendidikan di Wamena dan sempat membagi bagikan buku kepada siswa-siswa YPPK Santo Thomas Wamena.

Sementara itu Bupati Jayawijaya, John Richard Banua mengakui, aktivitas belajar mengajar di Jayawijaya belum sepenuhnya normal kembali.

Baca: Jokowi: Saya Sudah 13 Kali ke Papua

Hal itu terihat dari tingkat kehadiran siswa dan guru yang masih minim.

“Masih banyak yang belum hadir, baik itu guru maupun siswa. Mereka yang sempat eksodus keluar Wamena, sehingga belum memutuskan kembali ke Wamena,” ucapnya.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas