8 Penderita Demam Berdarah di Kabupaten Blitar Meninggal Dunia
Yang terbanyak penderitanya adalah di Kecamatan Wates dan Wonodadi, keduanya kecamatan pinggiran.
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Surya Malang Imam Taufiq
TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Jelang musim penghujan, jumlah penderita penyakit demam berdarah (DB) di Kabupaten Blitar cenderung meningkat.
Memang dibandingkan tahun lalu, ada peningkatan signifikan.
Jika tahun lalu atau 2018, jumlah penderita DB selama setahun itu mencapai sekitar 554 orang.
Dari jumlah itu, yang meninggal dunia sekitar delapan orang, dengan usia rata-rata di bawah 25 tahun.
Di antaranya, korban meninggal dunia adalah warga Kecamatan Wates, Gandusari, Garum, Wonodadi, dan Sanankulon.
Mereka sampai meninggal dunia karena tak segera tertangani saat si penderita mengalami penyakit DB.
Dibandingkan tahun lalu, jumlah penderitanya cenderung meningkat.
Hingga bulan November 2019 ini, jumlah penderita DB sudah mencapai sekitar 734 orang.
Itu tersebar di delapan kecamatan, dari total 22 kecamatan. Yang terbanyak penderitanya adalah di Kecamatan Wates dan Wonodadi, keduanya kecamatan pinggiran.
"Mengapa musim kemarau panjang ini jumlah penderita DB kok meningkat? Itu karena faktor kebersihannya belum terjaga, terutama jarang menguras bak mandi. Mungkin saja, ya karena tak ada air, sehingga sayang membuang air di bak mandi," papar Krisna Yekti, Kabid Pencegahan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Minggu (3/10/2019).
Kalau jumlah penderita yang meninggal dunia, tambah dia, sama, yakni delapan orang.
Mereka juga usia produktif atau rata-rata usia 25 tahun, dengan kondisi saat meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit.
Yang jadi cacatan dia, ujarnya, para korban itu terlambat penanganan medis sehingga kondisinya sudah parah, baru dibawa ke rumah sakit.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.